Cerpen
Anak Lubang Batu
Cerpen ini bercerita tentang Bela yang kawin lagi setelah merantau di Bali, lalu mengabaikan suami dan anaknya di Sumba. Anaknya pun telantar.
Cerpen: Aster Bili Bora
POS-KUPANG.COM - Komentar, bahwa Bela ke luar daerah untuk cari suami tambahan adalah fitnah. Satu saja tidak habis gila amat cari tambahan. Jikalau sudah sejahtera di kampung, maka buat apa kerja muntah darah di rantau?!
Bela sudah lama jadi warga Bali. Ia tinggalkan Sumba ketika Linda, putri semata wayang usia 6 tahun. Kapan Bela akan pulang Sumba kembali merajut tali cinta dengan Bani? Kapan-kapan..!
Dua tahun di Bali Bela masih lancar komunikasi dengan Bani melalui sms dan telepon. Juga beberapa kali kirim uang dengan total Rp 4 juta.
Tetapi masuk tahun ketiga dan seterusnya Bela hilang kabar. Ibaratnya pesawat tenggelam dalam laut. Setiap kali telepon selalu saja luar jangkauan. Bani jadi pusing dan bingung sendiri. Sudah setengah mati cari nafkah datang pula masalah baru:Bela hilang, entah di mana.
Empat tahun telah berlalu tanpa Bela. Bani macam sudah gila menanti dan menanti. Ibaratnya menunggu Bela sama dengan menunggu angin. Karena itu, Bani dipaksa cari pengganti Bela. Bani tidak mau dengan alasan:
“Cintaku seutuhnya cuma Bela, bukan untuk perempuan lain yang belum jelas modelnya.”
Dengan dasar cinta itulah, Bani berutang Rp 15 juta untuk mencari Bela. Biar Bela di luar negeri atau di lubang mana, saya harus cari dan dapat, kata Bani.
Bani ke Bali cari Bela. Selama 2 bulan masa pencarian.Teman-teman Sumba yang ada di Bali ikut serta mencari di mana sesungguhnya Bela berada.
Namun masih gagal. Bela belum ditemukan. Bani sudah putus asa dan kesal karena sia-sia buang waktu, tenaga, dan biaya. Bani sudah bulat tekad pulang Sumba dan persetan dengan Bela. Uang tinggal 2 juta. Kalau mau tinggal lebih lama di Bali, kecuali gali lubang baru.
Cuma masalahnya ketika tiba di Sumba ganti pakai apa? Makan minum sudah tidak jelas, lalu modal dari mana bayar utang?
Bani sudah ambil tiket Denpasar - Tambolaka dengan NAM AIR. Malam itu adalah malam perpisahan tim pencari Bela. Tomi yang tiba kemudian membawa berita gembira, bahwa sejam yang lalu ia temui Bela di terminal dan berikan alamat yang jelas.
Malam itu pula Bani, Tomi, dan 2 orang lainnya melacak Bela. Setelah melalui perjalanan jauh, akhirnya mereka sampai di tempat Bela. Pintu sedang tertutup. Boleh jadi Bela masih di tempat kerja.
Dengan gaya menyamar 2 laki-laki yang belum kenal Bela mengetuk pintu, sedangkan Tomi dan Bani berdiri di kejauhan. Dari kamar terdengar suara perempuan menyapa “hallo” dan suara itu jelas milik Bela.