Pilpres 2024
Haris Azhari Kritisi Kinerja Lembaga Survei Soal Capres 2024: Rakyat Hanya Disuruh Pilih
Haris Azhari, Aktivis Hak Asasi Manusia mengkritisi kinerja lembaga-lembaga survei yang selama ini hanya menyodorkan nama calon presiden untuk dipilih
POS-KUPANG.COM - Haris Azhari, aktivis hak asasi manusia, mengkritisi kinerja lembaga-lembaga survei yang selama ini hanya menyodorkan nama-nama calon presiden untuk dipilih rakyat.
Sejauh ini, nama-nama yang disodorkan tersebut belum diuji gagasannya oleh pihak mana pun. Padahal gagasannya untuk memimpin Indonesia, sangat dibutuhkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Haris Azhari dalam Diskusi Ngopi dari Seberapa Istana, bertajuk Partai Politik Bisa Dibeli Gosip atau Fakta? Jakarta Pusat, Minggu 20 November 2022.
Mantan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) itu mengatakan sejauh ini, rakyat se-Indonesia hanya disajikan nama-nama yang disebut sebagai calon presiden.
Baca juga: Surya Paloh Tak Akan Iri Gegara Ucapan Jokowi kepada Prabowo Subianto Soal Jatah Presiden 2024
Nama-nama tersebut kemudian disodorkan kepada rakyat untuk dipilih, siapakah sosok yang lebih pantas mengambil tongkat estavet kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo.
Para figur tersebut, lanjut Haris Azhar, tak pernah diuji gagasannya oleh para pihak yang berkompeten.
"Rakyat hanya dikasih nama, diminta meyakini kemudian memilih satu sebagai calon presiden. Dan, saya sering jadi objek narasumber survei."
"Saya sering ditanya, menurut Anda siapa yang hari ini pantas jadi presiden. Anies Baswedan, Prabowo Subianto atau Andhika Mahesa?"
"Boleh tidak saya sebutkan nama yang lain? Jadi kita disuruh memilih nama-nama itu, memangnya datang dari mana? Kita disuruh niscaya saja pada nama-nama yang tidak pernah diuji gagasannya itu," sambung Haris Azhar.
Pada saat itu, Haris juga mengutarakan keberatannya dengan nama-nama capres yang disodorkan lembaga-lembaga survei tersebut.
Menurutnya, nama-nama capres yang disodorkan pantas diuji terlebih dahulu.
"Saya keberatan karena banyak orang di negeri ini yang pantas namanya diuji adalah orang-orang secara subtansi punya pengalaman, punya konsistensi, pengetahuan dan dedikasi. Bukan diuji sekadar untuk melambungkan namanya," tambahnya.
Bahkan dia mengkritisi, tidak adanya capres yang mendiskusikan hasil rapat Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali 2022.
Baca juga: Prabowo Subianto Lebih Diandalkan untuk Gantikan Jokowi, Faktor Ekonomi Jadi Pertimbangan Utama
"Rapat G20 hasilnya 19 halaman. Dari mulai kesehatan, pangan, digital hingga lainnya tidak ada itu kelompok pendukung atau capres yang mendiskusikan hal itu," sambungnya.
Menurut Haris semua sibuk tur deklarasi dan posting betapa ramainya pendukung.
