Berita Manggarai Barat

Menteri Sandiago Uno Siap Kaji Ulang Tarif Masuk ke Taman Nasional Komodo

Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif meminta agar biaya konservasi yang dijadikan dasar dalam menaikan tarif masuk ke TNK bersifat opsional

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiago Uno saat mengunjungi Parapuar Labuan Bajo beberapa waktu lalu.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiago Uno, mengatakan, telah menyerap aspirasi pelaku pariwisata di Labuan Bajo terkait tarif masuk ke Taman Nasional Komodo atau TNK.

Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo meminta agar biaya konservasi yang dijadikan dasar dalam menaikan tarif masuk ke TNK bersifat opsional yang bisa dipilih oleh wisatawan. 

Pemerintah sebelumnya memutuskan untuk menunda tarif baru masuk ke Taman Nasional Komodo hingga 1 Januari 2023.

"Kita dihadapkan pada keputusan kebijakan biaya konservasi tersebut dan kita sudah saring (masukan dari pelaku parekraf) dan intinya harapannya agar disiapkan sistem atau skema opsional, bukan mengacu pada sistem yang mewajibkan tapi memberikan opsi atau voluntary base untuk biaya tambahan konservasi," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diperoleh Pos Kupang, Selasa 1 November 2022.

Baca juga: Wisata Labuan Bajo, Harga Tiket Pesawat Murah Kupang - Labuan Bajo Kunjungi Taman Nasional Komodo

Usulan tersebut, kata Sandiaga Uno , akan segera dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait supaya dapat dikaji.

Ia mengaku mendengar langsung dari pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo bahwa mereka belum mendapat pesanan dari wisatawan setelah tanggal 1 Januari 2023.

"Ini harus dikaji dan disosialisasikan masih ada waktu dua bulan, tetapi kita ingin para pelaku parekraf mantap bahwa paket yang ditawarkan ini adalah paket yang sesuai dengan kekuatan pasar, buying power dari pasar," jelas Sandi. 

"Ada ancaman resesi tahun depan, ada ancaman perlambatan ekonomi, ini harus kita antisipasi jangan sampai mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo. Kita akan final-kan, kita akan diskusikan dengan teman-teman di KLHK maupun di Pemda dan pengelola Taman Nasional Komodo," tambahnya.

Baca juga: Ketua Dekranasda NTT Ajak Ivan Gunawan dan Top 9 Miss Grand International Promosikan Labuan Bajo

Sementara, Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo Flores atau BPOLBF Shana Fatina mengatakan, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo sebagian besar merekomendasikan untuk dipertimbangkan kembali kenaikan tarif TN Komodo. 

Kemudian, bisa dibuat sistem opsional. Wisatawan dapat memilih untuk berkontribusi lebih untuk biaya konservasi atau tidak.

"Karena kaitannya melihat hingga tahun depan ini masih banyak calon wisatawan yang ragu untuk memutuskan datang ke Labuan Bajo. Opsi dari teman-teman asosiasi, komunitas, baik pelaku industri maupun masyarakat langsung, mereka merekomendasikan kalau bisa dibuat opsional sehingga kita bisa bangkit dulu, pulih dari pandemi, kemudian sambil melihat mekanisme dan tidak menutup kemungkinan buat teman-teman yang ingin berkontribusi lebih besar lagi untuk konservasi dengan kegiatan. Tapi tidak bersifat wajib, hanya opsional," ujar Shana.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved