Berita Sikka
Perempuan Asal Sikka Ini, Tinggal Sendiri di Gubuk Reyot di Desa Hoder
Ukuran gubuk itu sekitar 2 x 3 meter. Kondisinya sangat memprihatinkan, lubang besar terlihat jelas dari dalam gubuk.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordy Donofan
POS-KUPANG. COM, MAUMERE - Adalah Maria Imaculata Sa. Usianya sekitar 64 tahun. Maria begitu ia akrab disapa sudah beberapa tahun terakhir tinggal dan menetap digubuk reyot.
Gubuk itu jauh dari kata layak. Meskipun disebutkan tak layak huni, Maria tetap merasa nyaman saat berada digubuk berdidingkan bambu yang lapuk dan beratapkan seng bekas di RT 11 RW 005 Desa Hoder Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Gubuk tempat Maria tinggalpun agak jauh dari pemukiman warga. Jaraknya sekitar 300 an meter. Pintu gubuk itu terbuat dari seng bekas diikat pada tiang pintu.
Baca juga: Kios Nusantara di Sikka Terbakar, Satu Korban Dilarikan Ke Rumah Sakit
Ukuran gubuk itu sekitar 2 x 3 meter. Kondisinya sangat memprihatinkan, lubang besar terlihat jelas dari dalam gubuk.
Dinding bambu sudah rusak. Sebuah kelambu tergantung pada bagian atas digunakan Maria ketika hendak tidur pada malam hari ini. Maria diketahui ditinggal sang suami yang meninggal dunia beberapa bulan yang lalu.
Untuk makan, Maria disebutkan mendapatkan bantuan berupa beras dan kebutuhan lainnya dibawakan oleh anak-anaknya.
Jika musim penghujan tiba, Maria tidak bisa tidur karena atap dan dinding gubuk itu bocor. Ketika angin kencang melanda, atap seng terbawa angin dan Maria hanya pasrah menunggu orang lain membenarkan kembali dinding dan atap yang terbang terbawa angin.
Keluarga dari Maria, Oswaldus (27) menjelaskan sejak lama Maria tinggal disana bersama suaminya. Gubuk itu memang tidak layak dan Maria tidak mau tinggal dirumah yang layak.
Baca juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius, Bupati Sikka imbau Warga Minum Obat Harus Ada Resep Dokter
"Mama Maria ini istri kedua dari bapa saya, mama pertama saya sudah meninggal dunia di Kalimantan beberapa tahun silam. Bapa saya meninggal dunia 5 Oktober 2022 pukul 16.00 Wita. Bapa belum dikubur ada dirumah dan setelah malam penghabisan dia kabur dan tidur dikebun. Sudah empat tahun mereka tinggal dikebun. Itu pondok saya yang buat dan mereka mau tinggal berdua saja. Memang selama ini mereka dengan bapa tinggal disini. Sekarang dia kadang omong sendiri. Kalau kami yang masak tidak makan juga, dia harus masak sendiri dan kondisinya seperti ini,"ujar Dus saat dijumpai POS-KUPANG.COM, Minggu 30 Oktober 2022.
Ia menerangkan Maria tidak bisa berbahasa Indonesia dan hanya bisa menggunakan bahasa daerah.
"Kalau orang baru datang, Maria pasti malu,"ujarnya.
Ia menerangkan karena keinginan mereka keras dan tidak mau tinggal bersama kami maka dirinya membuatkan gubuk itu untuk ditinggali Maria bersama almarhum bapaknya.
"Saya buatkan, asal buat saja karena mereka desak dan mereka ada Kartu Keluarga,"ujarnya.
Ia mengatakan beberapa tahun lalu pihak kecamatan Waigete sudah datangi lokasi dan sampai sekarang tidak ada informasi lagi dan memang kondisinya tidak layak huni.
"Pernah datang foto, tim dari kecamatan, sampai sekarang tidak ada info lanjutannya,"ujarnya. (GG).'
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS