Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu Biasa XXVII 2 Oktober 2022, Kekuatan Iman

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Kekuatan Iman.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Steph Tupeng Witin SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk Minggu 2 Oktober 2022 dengan judul Kekuatan Iman. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Kekuatan Iman.

RP. Steph Tupeng Witin SVD menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Kitab Habakuk 1:2-3;2:2-4; 2Timotius 1:6  8 13-14, dan bacaan Injil Lukas 17:5-10, Minggu Biasa XXVII.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 2 Oktober 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Dalam salah satu kesempatan, seorang wartawan menyampaikan kepada Ibu Teresa, “Anda mengasihi orang-orang miskin, dan itu baik sekali. Tetapi bagaimana dengan Vatikan dan Gereja pada umumnya yang kaya, namun tidak memperhatikan orang-orang miskin?”

Reaksi Ibu Teresa biasanya khas. Dia langsung menatap mata orang itu dan menjawab, “Tuan, Anda kelihatannya tidak bahagia dan tidak memiliki kedamaian.”

Kendati orang itu tidak setuju dengan pernyataan itu, namun Ibu Teresa melanjutkan perkataannya, “Anda mesti memiliki iman.”

“Bagaimana saya memiliki iman,” tanya sang wartawan itu.

“Anda harus berdoa,” jawab Ibu Teresa.

“Tetapi, saya tidak bisa berdoa”, jawab orang itu.

“Kalau begitu, saya akan berdoa supaya Anda memiliki iman,” kata ibu Teresa (Raho: 2013).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 30 September 2022, Terbatasnya Pengetahuan Kita

“Tuhan, tambahkanlah iman kami!” (Luk 17:5). Seruan permohonan para rasul kepada Yesus.

Walaupun para rasul setiap hari berkumpul dengan Yesus, mendengarkan pengajaran-Nya, menyaksikan mukjizat- mukjizat-Nya, mereka tetap menyadari iman mereka tidak besar.

Tuhan bilang dalam Injil hari ini bahwa iman sekecil biji sesawi dapat memindahkan pohon ara dan menanamnya di tengah laut.

Hal ini mengandung arti bahwa iman sekecil biji sesawi pun sangat berdaya guna luar biasa.

Memang iman adalah kekuatan yang istimewa, suatu tenaga adikodrati, suatu kekuatan dari dalam yang menggerakkan hidup, kadang di luar kemampuan daya pikir manusia.

Menyuruh pohon ara untuk pindah itu sesuatu yang mustahil tetapi Yesus katakan kalau ada iman, yang mustahil itu bisa menjadi mungkin.

Maka daya iman tidak diukur berdasarkan takaran seberapa besar iman itu tapi kesadaran bahwa kita memiliki iman dan kualitas hidup menghayati iman itu. Iman yang kecil dapat menyelesaikan hal-hal yang besar.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 29 September 2022, Jadi Malaikat bagi Sesama

Pernahkah kita berdoa memohon kepada Tuhan agar Ia menambahkan iman kita? Walaupun mungkin cukup banyak dari antara kita yang relatif rajin ke gereja, ataupun ikut terlibat dalam kegiatan gerejawi, namun ini tidak menjadi jaminan kualitas iman.

Sebab, keterlibatan seseorang dalam kegiatan gereja tidak selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan imannya.

Bagaimana caranya agar kita dapat bertumbuh dalam iman. Kita yang telah menerima pembaptisan, Allah telah menaburkan benih iman itu dalam jiwa.

Kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga, merawat, memupuk dan melatih iman itu. Jika kita menghayati hidup dengan baik, maka itu menjadi bukti bahwa iman kita tumbuh dengan benar dan memiliki daya guna.

Saat kita memasuki bulan Maria ini, kita belajar dari Bunda Maria yang telah menyelesaikan perjalanan imannya dengan sempurna.

Paus Yohanes Paulus II menggarisbawahi empat hal yang tercakup dalam iman, yaitu: pencarian, penerimaan, konsistensi, dan konstansi.

Iman memang pemberian Tuhan, namun, di sisi lain, ternyata kita harus pula secara aktif mencari dan mempelajari iman kita.

Bunda Maria mencari pemahaman imannya dengan bertanya kepada malaikat itu, “Bagaimana hal ini mungkin terjadi?” (Luk 1:34).

Bagi kita, pencarian akan pemahaman iman yang benar diperoleh melalui mendengarkan pengajaran rohani, membaca Kitab Suci dan buku-buku rohani Katolik, ataupun mengikuti seminar-seminar rohani Katolik dan kemudian merenungkannya.

Setelah memahami ajaran iman kita, maka langkah selanjutnya adalah menerima kebenaran tersebut, walaupun mungkin berat dan tidak sesuai dengan keinginan kita.

Bunda Maria telah melakukan itu ketika ia berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Oktober 2022, Jalan Kecil Masuk Surga

Setelah kita menerima ajaran iman, kita dipanggil untuk melaksanakan ajaran iman tersebut secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam keadaan-keadaan yang sulit.

Kalau kita mengimani Kristus yang lemah lembut, apakah kita juga sudah bersikap lemah lembut dalam keluarga, lingkungan, dan dalam lingkungan pekerjaan kita?

Kalau kita mengimani Kristus yang hadir dalam sakramen-sakramen, apakah kita sudah dengan sungguh menerima sakramen-sakramen, terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat?

Kita mengimani Allah yang mahakasih, sudahkah kita mengasihi Allah melebihi segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri?

Sebab seandainya setiap umat Katolik mempunyai konsistensi antara iman dan perbuatan, maka sesungguhnya kesaksian itu menjadi magnet yang menggerakkan banyak orang mengikuti Kristus.

Konsistensi untuk mewujudkan iman juga perlu dibarengi dengan konstansi: penerapan iman bukan hanya kalau kita mau atau momental saja, namun seumur hidup.

Itulah yang dilakukan oleh Bunda Maria. Ia selalu mengatakan, “ya” kepada Tuhan, dalam segala keadaan: sejak menerima kabar gembira malaikat, dalam pelayanannya membesarkan dan menyertai Kristus, sampai akhirnya ia menyaksikan dengan matanya sendiri, bagaimana Puteranya disiksa sampai wafat, demi menebus dosa umat manusia.

Bunda Maria tetap taat setia kepada kehendak Allah. Ia mendampingi Kristus sampai akhir, bahkan ketika murid-murid-Nya meninggalkan Dia.

Bunda Maria telah memberi teladan mengagumkan: tetap setia beriman sampai akhir.

Tuhan meminta kita agar setia menghayati iman kita biarpun sekecil biji sesawi dalam semangat kerendahan hati seperti seorang hamba yang selalu siap sedia menaati perintah tuannya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Oktober 2022, Jangan Mengejar Kehormatan

Hamba yang tidak mencari muka untuk meminta pujian tapi selalu mendahulukan kehendak tuannya.

Beriman dengan rendah hati berarti siap melaksanakan kehendak Allah dan sandarkan hidup seutuhnya kepada Tuhan, bukan memprioritaskan kehendak infantil kita sendiri.

Tanggung jawab ini berat tapi itulah standar kualitas iman kita. Kata-kata Santo Paulus kiranya meneguhkan kita, “Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit. Kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempas, namun tidak binasa” (2Kor 4:7-8).

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 2 Oktober 2022

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 2 Oktober 2022.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 2 Oktober 2022. (Tokopedia)

Bacaan Pertama: Habakuk 1:2-3; 2:2-4

Orang benar akan hidup berkat imannya.

Bacaan dari Kitab Habakuk:

Tuhan, berapa lama lagi aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu 'Penindasan!' tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku menyaksikan kelaliman?

Ya, aniaya dan keekerasan ada di depan mataku, perbantahan dan pertikaian terjadi di sekitarku. Lalu Tuhan menjawab aku, demikian, "Catatlah penglihatan ini, guratlah pada loh batu agar mudah terbaca.

Sebab, penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi segera akan terpenuhi dan tidak berdusta. Bila pemenuhan tertunda, nantikanlah, akhirnya pasti akan datang, dan tidak batas! Sungguh, orang sombong tidak lurus hatinya, tetapi orang benar akan hidup berkat imannya."

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-2.6-7.8-9

Refr. Singkirkanlah penghalang sabda-mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.

1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian Mazmur.

2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.

3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, jangan bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bacaan Kedua: 2 Timotius 1:6-8.13-14

Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius:

Saudaraku terkasih, aku memperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku. Sebab, Allah memberi kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.

Jadi, janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita, dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Tuhan. Tetapi, berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil-Nya!

Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dariku sebagai contoh ajaran yang sehat, dan lakukanlah itu dalam iman serta kasih Kristus Yesus. Berkat Roh Kudus yang diam di dalam kita, peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita.

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: 1 Petrus 1:25

Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.

Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya; inilah firman yang disampaikan Injil kepada-Mu.

Bacaan Injil: Lukas 17:5-10

Sekiranya kamu mempunyai iman!

Inilah Injil suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyampaikan beberapa nasihat, para rasul berkata kepada-Nya, "Tuhan, tambahkanlah iman kami!"

Tetapi, Tuhan menjawab, "Sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini, 'Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut' dan pohon itu akan menuruti perintahmu."

Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang 'Mari segera makan'?

Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu 'Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum; dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum?

Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu.

Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata, "Kami ini hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan."

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved