Pilpres 2024
Sekjen PDIP Ungkap Borok SBY Pada Pilpres Masa Lalu, Hasto Kristiyanto Tuding SBY Tidak Bijak
Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) secara blak-blakan membeberkan borok Presiden ke-6 RI, SBY pada pemilu masa lalu
POS-KUPANG.COM - Sekjen PDIP ( Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ) Hasto Kristiyanto blak-blakan membeberkan borok Pemilu masa lalu pada era kepemimpinan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ).
Orang kepercayaan Megawati Soekarnoputri itu seakan membongkar tanpa sisa praktik manipulatif saat Pemilu yang mengantar Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menjadi Presiden.
Sekretaris Jenderal Partai Banteng Moncong Putih mengungkapkan hal tersebut merespon pernyataan SBY yang mengatakan bahwa dirinya telah mencium aroma kecurangan pada Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang.
Terhadap kemungkinan adanya kecurangan itulah SBY mengatakan ia akan turun gunung untuk mengawal pelaksanaan pemilu agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sepertinya praktik ketidakjujuran dan ketidakadilan pada pemilu nanti.
Baca juga: Mardani Ali Sera Angkat Bicara, Benarkan Pernyataan SBY Soal Pemilu Tidak Jujur: Semua Harus Waspada
Menyahuti pernyataan SBY tersebut, Hasto Kristiyanto pun melontarkan tanggapannya. Bahkan ia secara blak-blakan mengungkapkan kecurangan Pemilu yang terjadi masa lalu semasa SBY.
Dikatakannya, kecurangan itu pernah terjadi pada era kepemimpinan SBY. Bahkan kecurangan saat itu terjadi sangat masif dan bukti-bukti kecurangannya diketahui publik.

"Mohon maaf, Pak SBY tidak bijak. Dalam catatan kualitas Pemilu, tahun 2009 justru menjadi puncak kecurangan yang terjadi dalam sejarah demokrasi," ungkap Hasto dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari Kompas.com.
Oleh karena itu, Hasto Kristiyanto meminta SBY untuk bertanggung jawab atas kecurangan yang terjadi saat itu, karena terjadi pada periode kepemimpinannya.
Salah satu fakta tentang kecurangan pemilu pada era kepemimpinan SBY, ungkap Hasto Kristiyanto, ditemukan manipulasi daftar pemilih tetap (DPT) yang bersifat masif.
"Salah satu buktinya ada di Pacitan," kata dia.
Selain itu, Hasto juga menyinggung saat SBY terpilih pada tahun 2004 silam.
Saat itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum dijabat Anas Urbaningrum yang masuk Partai Demokrat setahun setelah Pemilu 2004 digelar.
"Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati yang harusnya menjadi wasit dalam Pemilu, ternyata kemudian direkrut menjadi pengurus teras Partai Demokrat," kata petinggi PDI-P ini.
Baca juga: Sekjen PDIP Sindir SBY, Singgung Demokrat Daur Ulang Isu Lama, Padahal Sudah Kuno, Begini Katanya
SBY Sangat Khawatir