Berita Nasional
Indonesia - Afrika Selatan Kerja Sama Industri Berkelanjutan Dorong Manfaat Besar bagi Kedua Negara
Menko Airlangga menyampaikan bahwa transisi energi menuju rendah karbon merupakan aspek penting untuk mencapai ketahanan iklim
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gerardus Manyela
POS-KUPANG.COM, NUSA DUA - Di sela-sela kegiatan G20 Trade, Industry and Invesment Ministerial Meeting di Nusa Dua, Bali, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bertemu dengan Minister of Trade, Industry and Competition Afrika Selatan Ebrahim Patel, Kamis (22/9/2022).
Dalam pertemuan itu, Menko Airlangga menyampaikan bahwa transisi energi menuju rendah karbon merupakan aspek penting untuk mencapai ketahanan iklim yang mendukung lingkungan hidup dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Afrika Selatan sendiri memiliki kerja sama Just Energy Transition Partnership dengan Prancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat. Pengalaman tersebut dapat dipelajari dan best practice bagi Indonesia dalam menemukan model yang sesuai untuk menangani isu perubahan iklim di Indonesia.
Baca juga: Pilpres 2024, Anies Baswedan Ketemu Tiga Ketum Parpol Jadi Pemicu Pertemuan Prabowo-Airlangga
“Pertemuan ini dalam rangka menjajaki peluang yang dapat dikerjasamakan secara konkret antara kedua negara, khususnya di bidang-bidang yang menjadi perhatian dan potensi bersama,” kata Ebrahim Patel.
Dalam pertemuan itu, keduanya telah membahas berbagai aspek kerja sama yang potensial termasuk minerba dan upaya melepas ketergantungan pada fossil fuel sesuai kesepakatan global dalam rangka pengurangan emisi gas buang guna mengurangi dampak perubahan iklim.
“Teknologi seperti Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) termasuk mekanisme pendanaannya perlu didorong dan memberikan dampak signifikan bagi kedua negara,” ujar Menko Airlangga.
Baca juga: Menko Airlangga dan Menhan Prabowo Bahas Kemandirian Ekonomi, Ketahanan Nasional dan Geopolitik
Dijelaskan, upaya transisi energi Indonesia menuju ramah lingkungan dilakukan melalui berbagai kebijakan nasional seperti penggunaan kendaraan berbasis listrik dengan mendukung pengembangan baterai EV yang didukung oleh bahan baku seperti Nikel yang dimiliki Indonesia.
Disamping itu, Indonesia melalui kerjasamanya dengan ADB tengah menyiapkan langkah strategi bagi phasing down penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara dalam hal pendanaannya (Energy Transition Mechanism).
Kedua negara yang berpengalaman dalam industri tambang dan pengolahan raw materials seperti bauxite, copper, dan aluminium dinilai perlu dijajaki platform kerja sama yang tepat bagi peningkatan kerjasama di bidang tersebut.
Baca juga: Mantan Wapres Jusuf Kalla Mendukung Airlangga di Pilpres 2024 Untuk Kemakmuran Indonesia
Selain membahas kerja sama energi dan pertambangan, juga disinggung potensi kerjasama halal dan industri otomotif beserta komponennya. Pada pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk berbagai pengalaman dan menciptakan peluang kerja sama serta melanjutkan komunikasi secara reguler. Dilakukan juga work with local industry agar tercipta nilai investasi yang seimbang.
Nilai perdagangan Indonesia-Afrika Selatan pada tahun 2021 tercatat sebesar USD2.06 Miliar lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2020 (USD1.2 Miliar). Pada periode Januari-Juli 2022, nilai perdagangan sebesar USD2.06 Miliar atau meningkat 46,92 persen dari periode yang sama setahun sebelumnya (USD1.04 Miliar).
Dalam keterangan yang diterima POS-KUPANG.COM, Jumat (23/9/2022), dikatakan Menko Airlangga didampingi oleh Menteri Perindustrian, Sekjen Kemenperin, dan Asdep Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah Kemenko Perekonomian. Sementara dari pihak Afrika Selatan, hadir bersama Menteri Ebrahim Patel yakni Duta Besar Afrika Selatan untuk WTO dan Direktur pada Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Kompetisi Afrika Selatan. (gem)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS