Unwira Kupang

Pimpinan YAPENKAR Mengapresiasi Kritik Dalam Pementasan Teater 40 Tahun Unwira

Tetapi mereka juga berani menyampaikan kritik terhadap apa yang masih kurang di Unwira. Ini bagi saya sangat konstruktif

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Pimpinan YAPENKAR Mengapresiasi Kritik Dalam Pementasan Teater 40 Tahun Unwira
POS KUPANG/IRA
Pater Yulius Yasinto

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua Yayasan Persekolahan Katolik atau Yapenkar, Pater Yulius Yasinto, SVD, MA, M.Sc, mengapresiasi kritik yang ditampilkan dalam pementasan teater kisah perjalanan 40 tahun Unwira yang digelar di Aula St. Maria Immaculata, kompleks kampus baru Unwira Penfui, Sabtu, 17 September 2022.

Pater Yul setelah menyaksikan acara pementasan teater mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi keberanian para pemeran dan sutradara teater karena berani menyampaikan kritik secara terbuka. 

Kritik demi perbaikan Unwira ini sangat baik. Karena di tengah apresiasi tentang kemajuan, ada juga kritik terhadap kekurangan yang harus terus dibenahi di Unwira. Dan itu sesuatu yang konstruktif.

Baca juga: Mahasiswa Unwira Kupang Sukses Amancalistung di SDN Batuinan, Pulau Semau

"Saya merasa gembira karena mereka meramu sejarah 40 tahun Unwira dalam dua sisi yang seimbang. Satu, ada sisi kemajuan. Dan itu nyata. Tetapi mereka juga berani menyampaikan kritik terhadap apa yang masih kurang di Unwira. Ini bagi saya sangat konstruktif," tegas Pater Yul.

Menurut Pater Yul, teater tersebut sangat bagus karena berani menyampaikan kritik terhadap institusi. Tetapi juga kritik terhadap  diri sendiri sebagai mahasiswa, juga terhadap dosen maupun pegawai di Unwira. 

"Artinya refleksi kritis seperti itu yang dibutuhkan setiap Lembaga Perguruan Tinggi pada suatu usia tertentu. Karena tidak ada yang sempurna dalam sebuah perjalanan," beber Pater Yul.

Sebagai pimpinan YAPENKAR, Pater Yul berharap agar nilai-nilai yang dulu ditanamkan oleh para pendiri Unwira harus terus  dikembangkan. 

Di mana, kata dia dengan spirit dari nilai-nilai para pendiri Unwira tersebut, dengan didukung oleh keterampilan dan pengetahuan baru serta teknologi yang semakin maju, akan mampu membuat Unwira tumbuh menjadi Universitas swasta yang lebih baik lagi. 

Baca juga: Prodi Ekonomi dan Pembangunan Unwira Kupang Gelar Kuliah Umum

"Harapan saya nilai-nilai asli yang dulu ditanamkan oleh pendiri itu yang perlu kita kembangkan. Karena setelah 40 tahun berjalan, banyak nilai yang sudah mulai pudar. Sekarang saatnya refleksi kritis dilakukan agar nilai-nilai ini digali kembali untuk terus dikembangkan. Terutama untuk menghadapi persaingan yang saat ini kian berat," beber Pater Yul. 

Menurut mantan Rektor Unwira dua periode ini, persaingan PT di era post truth dan disrupsi seperti saat ini tentu sangat menantang.

Di mana, sebuah perguruan tinggi, apalagi PT Swasta dituntut untuk tidak bisa hanya memberi bekal intelektual, dan juga keterampilan semata kepada mahasiswanya. Tetapi juga dituntut untuk bagaimana membentuk mentalitas, daya tahan, serta karakter mahasiswa untuk menghadapi berbagai tantangan di dunia nyata. 

Pihaknya sangat berharap agar  Unwira bisa merangkak ke arah itu. Yaitu, sebut Pater Yul, dengan topangan generasi baru yang lebih energik dan memiliki dasar keterampilan serta pengetahuan yang semakin maju,  juga didukung oleh teknologi yang semakin canggih, Unwira bisa bertumbuh menjadi sebuah Perguruan Tinggi Swasta yang semakin baik. 

Adapun penyusun skenario sekaligus sutradara teater ini adalah P. Yoseph Riang, SVD yang juga dosen Prodi Komunikasi Unwira. Asisten sutradaranya adalah P. Peter Than, SVD dan Fr. Sarnus  Joni Harto, SVD.

Baca juga: Pengamat Hukum Unwira Kupang Mikhael Feka: KPK Perlu Dalami Dugaan Suap ke LPSK Oleh Ferdy Sambo

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved