Liga 3 El Tari Memorial Cup
Ricuh Lawan Perseftim Flores Timur, Askab PSSI Manggarai Timur Kirim Aduan ke Asprov PSSI NTT
beberapa penonton melakukan teror sehingga penonton tersebut digiring keluar dari lapangan oleh petugas keamanan.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Askab PSSI Kabupaten Manggarai Timur akhirnya membuat surat pengaduan kepada Ketua Asprov PSSI NTT perihal kericuhan yang terjadi pada laga Persematim Manggarai Timur melawan Perseftim Flores Timur, Rabu, 14 September 2022 kemarin.
Dalam surat yang diterima POS-KUPANG.COM, Kamis, 15 September 2022, Askab PSSI Kabupaten Manggarai Timur membeberkan kronologi kericuhan dan ketidaknyamanan yang mereka alami.
Surat yang ditandatangani oleh Sekjen Askab PSSI Kabupaten Manggarai Timur Agustinus B Hasan, ST itu menyebutkan beberapa hal:
1. Dalam perjalanan menuju tempat pertandingan, tim Persematim Manggarai Timur sudah dihadang suporter Perseftim Flores Timur di pertigaan menuju pelabuhan.
Baca juga: Hasil Liga 3 El Tari Memorial Cup: Perss SoE vs Putra Oesao Skor 0-0, Perss SoE Cari Titik Aman
2. Pada menit ke-40 terjadi lemparan ke arah bench Persematim Manggarai Timur sehingga seluruh ofisial dan pemain cadangan bergerak meninggalkan bench mencoba mencari perlindungan ke meja pengawas pertandingan
Nanun tetapi tetap saja ada beberapa penonton melakukan teror sehingga penonton tersebut digiring keluar dari lapangan oleh petugas keamanan.
3. Pada menit ke-86, penjaga gawang Persematim Manggarai Timur dipukul salah satu pemain Perseftim Nomor Punggung 10 dan penonton area belakang penjaga gawang memasuki lapangan juga melakukan tindakan pemukulan.
Akibat pemukulan tersebut penjaga gawang sempat dirawat di luar lapangan dan kami paksakan kembali ke lapangan untuk melanjutkan pertandingan demi semangat Fairplay.
Terhadap pemain Perseftim nomor punggung 10 yang melakukan pemukulan terhadap penjaga gawang Persematim, wasit yang memimpin pertandingan saudara Paulus Bekak hanya memberikan hukuman kartu kuning.
Baca juga: Hasil Lima Laga El Tari Memorial Cup Rabu 14 September, Juara Bertahan PS Malaka Belum Aman
Hal ini tentu sangat bertentangan dengan semangat Law of The Game yang menjadi dasar para pengadil mengambil keputusan di lapangan.
Ingin Menghargai Masyarakat Lembata
Kepada wartawan, Manajer Persematim Manggarai Timur, Edward Luru menjelaskan bahwa sebenarnya timnya ingin berhenti bermain, karena pertandingan sepak bola yang menjunjung tinggi sportivitas dan persahabatan tidak terwujud lagi karena Persematim berlaga di tengah intimidasi saat bersua Perseftim Flores Timur.
Edward bilang, timnya tetap melanjutkan pertandingan karena ingin menghargai orang Lembata, menghargai bupati Lembata, dan panitia.
"Kami menghargai bapa bupati Lembata, menghargai panitia dan menghargai masyarakat Lembata, Kami dilempari dengan batu, pemain kami dipukul oleh pemain dan suporter, dan wasit hanya memberi kartu kuning, yang seharusnya wasit memberikan kartu merah, walaupun kami tidak konsentrasi lagi karena di bawah intimidasi, kekerasan, pertandingan tetap kami lanjutkan sampai selesai. Sekali lagi kami menghargai dan menghormati Bapa Bupati, masyarakat Lembata sebagai tuan rumah. Kami tidak mau buat malu tuan rumah,” katanya.
Baca juga: Hasil Lima Laga El Tari Memorial Cup Rabu 14 September, Juara Bertahan PS Malaka Belum Aman
Saat itu, meski pertandingan sudah selesai, para pemain dan ofisial Persematim Manggarai Timur dijaga oleh aparat keamanan. Ofisial dan para pemain Persematim Manggarai Timur baru bisa dibawa ke ruang ganti setelah seluruh suporter Perseftim meninggalkan Stadion Gelora 99 Lembata. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS