Berita Kupang

Cegah Stunting, 24.000 Bayi Balita di Kota Kupang Sudah Lakukan Penimbangan Simak Penjelasannya

Selama Bulan Timbang yaitu Bulan Agustus, Dinas Kesehatan Kota Kupang berhasil melakukan penimbangan berat dan tinggi badan kepada 70 persen bayi bali

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
PENIMBANGAN - Aktivitas penimbangan di salah satu tempat di Kota Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG -  Selama Bulan Timbang yaitu Bulan Agustus, Dinas Kesehatan Kota Kupang berhasil melakukan penimbangan berat dan tinggi badan kepada 70 persen bayi balita di Kota Kupang dari target 30.000 sasaran. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg Retnowati mengaku, dari 70 persen bayi balita yang ditimbang dan diukur tinggi badan, 22 persen diantaranya mengalami stunting atau gizi buruk. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang mengatakan, dari target yang diberikan, untuk sasaran Bulan Timbang, sebanyak 30.000 bayi balita, yang sudah melakukan penimbangan sebanyak 24.000 bayi dan balita. 

Retnowati menjelaskan, data ini merupakan data sementara karena masih akan terus diperbaharui. Pasalnya, saat ini masih terus dilakukan penginputan data. 

"Jadi selama Bulan Agustus itu, kita fokuskan untuk mencari sasaran penimbangan, jadi saat ini selama September ini kita fokuskan untuk menginput data," terangnya. 

Retnowati mengatakan, untuk penanganannya harus dilakukan secara bersama-sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, misalnya Dinas PPKB, Dinas Sosial dan OPD lainnya. 

"Dinas Kesehatan sebenarnya fokus pada penanganannya, yaitu dengan pemberian vitamin A, Pemberian Makanan Tambahan atau PMT, susu dan biskuit," ujar Retnowati, Rabu 7 September 2022. 

Selanjutnya, Dinas Sosial, kata Retnowati, dengan mengintervensi bantuan sosial yang ada, misalnya bantuan beras dan pendataan untuk diikutkan dalam kepesertaan BPJS PBI pemerintah. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Kupang, drg Francisca Johana H Ikasasi, mengatakan, untuk penanganan dan pencegahan stunting tidak bisa dilakukan hanya dari satu OPD sendiri tetapi harus bekerja bersama-sama. 

Stunting dan gizi buruk bukan merupakan sesuatu yang instan, perlu adanya kerja kolaboratif dengan semua OPD. Konvergensi penanganan stunting ada dua yaitu konvergensi sensitif dan spesifik. 

Sensitif menjadi bagian dari OPD PPKB, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, PUPR, Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Tugasnya untuk memberikan edukasi dan rangsangan. 

"Stunting salah satu penyebabnya adalah kemiskinan dan pola asuh. Bagaimana pola asuh sebuah keluarga yang mempunyai bayi balita atau sebelum memiliki bayi balita, 1.000 hari pertama kehidupan,  bagaimana penanganannya," katanya. 

Dinas PPKB, kata Franscisca mengatakan, melakukan komunikasi, informas dan edukasi, kepada sasaran yang berpotensi stunting.  Mereka yang dikatakan beresiko stunting yaitu keluarga yang memiliki bayi balita,  yang memiliki remaja, memiliki pasangan usia subur dan memiliki remaja, ibu hamil dan menyusui, kelompok ini yang harus didampingi. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved