Liputan Khusus

Lipsus 4 Tahun Victory-Joss Pariwisata NTT Bertumbuh Dengan Pesat

Di tangan kepemimpinan Victory-Joss selama 4 tahun pariwisata NTT bertumbuh dengan pesat.

POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
DISKUSI PUBLIK - Foto bersama usai Diskusi publik yang digelar SMSI NTT dalam rangka Refleksi empat tahun kepemimpinan Victory-Joss. Kamis 8 September 2022.  

Untuk itu, dia mengaku terus mendorong agar kerja semacam ini terus dilakukan, tanpa harus terus mengkoreksi. Viktor juga membenarkan, tiap masa kepemimpinan selalu ada kekurangan. Apa yang dikerjakan Victory-Joss hari ini, menurutnya merupakan sebuah fondasi yang menjadi lompatan bagi kesejahteraan di NTT.

Politisi NasDem itu berkeyakinan kedepan pasti akan banyak inventasi yang masuk, karena akses infrastruktur sudah cukup baik. Apalagi, sejumlah potensi wisata seperti atraksi budaya, alam dan buatan yang ada di NTT sudah tersedia.

Persoalan di taman nasional komodo, menurutnya, semata ingin memberikan segala potensi yang ada bagi kepentingan masyarakat. Selama ini, pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, masyarakat di daerah justru tidak mendapat bagian yang cukup.

Untuk itu, ia mengaku sangat ingin agar pengendalian di taman nasional komodo bisa dilakukan oleh pemerintah provinsi NTT. Segala perbedaan pendapat, diselesaikan dan diselesaikan dengan cara keluar yang baik. Semua pihak mestinya terlibat menjaga sumber potensi ini.

"Secara individu saya tidak susah. Tapi saya rela dalam kapasitas sebagai gubernur saya ingin mengatur kembali untuk 50 juta tahun yang akan datang tempat itu akan menjadi yang terbaik. Itu perlu kerja bersama dan luar biasa," katanya.

Mengenai stunting, saat awal menjadi gubernur, angka stunting berada di 40 persen. Perjalanan waktu dan pemberlakuan hingga tekanan, angka stunting ditekan hingga 22 persen berdasarkan data e-PPGBM.

Viktor menyanpaikan terima kasih atas dukungan dari DPRD meskipun kerja pengentasan stunting ini belum berjalan baik.

Menurutnya, angka 22 persen masih tinggi, sehingga perlu terus diurai hingga 9 persen.
Pada angka kemiskinan memang pada tahun 2019 angkanya memang turun di 20,64 persen namun kembali naik ke angka 21,21 persen, lalu turun lagi di tahun 2021 pada angka 20,44 persen dan 2022 berada di angka 20,05 persen.

Tahun 2019-2020, Viktor mengaku kondisi NTT cukup terganggu karena pandemi covid-19 hingga badai Seroja. Ia membandingkan daerah lain yang jumlah kemiskinan ikut naik, bahkan saat sempat turun.
Angka prevalensi kemiskinan, menurutnya, perlu ditekan hingga 5 persen. Sehingga, semua orang agar bisa bersinergi dengan baik mengurangi angka kemiskinan di NTT.

Untuk itu, gerakan pada sektor pariwisata akan mampu mendorong perubahan pada semua sektor cacat ini. Sebab, semua tempat dan hal yang bisa berpotensi menjadi wisata dan tentu mendatangkan pendapatan, berujung pada kesejahteraan masyarakat.

Masalahnya, semua orang belum memahami secara utuh maksud pariwisata. Ia bermimpi membangun sebuah tujuan yang besar, bukan secara periodik.

Diketahui, hadir dalam kegiatan itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT, Dr. Ince D.P. Sayuna, SH, M.Hum, M.Kn, praktisi pertanian UKAW Ir. Zeth Malelak, M.Si, pengamat Hukum Tata Negara Undana, Dr. John Tuba Helan dan Rektor Unwira, Pater Dr. Philipus Tule, SVD. Moderator dalam diskusi ini, dosen FISIP Unwira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona. (fan)

 

- NEWS ANALYSIS
Pakar Ekonomi UKAW Kupang, Dr. Zeth Malelak : Banyak Ilusi 

Di era kepemimpinan Gubernur Viktor Laiskodat bersama Wakilnya Yosef Adrianus Nae Soi, keduanya selalu memberikan janji-janji yang kemudian tidak terealisasi secara baik kepada masyarakat.

Jadi di era Victory-Joss ini saya memberikan julukan dengan nama ilusi ekonomi, karena semua rencana program tidak berjalan dengan baik.

Banyak program kerja yang sudah direncanakan Gubernur Laiskodat dan Wakilnya Josef Nae Soi, namun belum di implementasikan secara baik.

Terlalu banyak rencana dan rancangan yang menumpuk, sehingga tidak bisa dikeluarkan. Jadi semuanya ini hanya ilusi, karena tidak ada loncatan dan transisi secara terstruktur.

Ir. Zet Malelak, Dekan Fakultas Tekonologi Pertanian (FTP) Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang.
Ir. Zet Malelak, Dekan Fakultas Tekonologi Pertanian (FTP) Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang. (PK/VEL)

Jika Gubernur Laiskodat bersama Wakilnya Josef Nae Soi memang pernah menempuh pendidikan hingga mendapatkan gelar doktor, namun tidak pernah teruji.

Artinya mereka tidak mempunyai pengalaman yang kuat, dan tidak pernah teruji. Betul bahwa mereka pernah sekolah. Tetapi tidak teruji. Karena menjalankan sebuah birokrasi itu tidak gampang.
Viktor Laiskodat, selama ini justru bertahan dan keluar dengan cara yang menurut banyak masyarakat tidak pantas.

Padahal keinginan gubernur itu sangat kuat, tetapi buruknya adalah komunikasi ilusi yang dibangun dengan para bupati atau pemilik wilayah.
Karena secara UU otonomi, gubernur hanya mengkoordinasi. Dan ide itu harus dijalankan secara baik oleh kepala daerah atau pemilik wilayah tersebut. (fan)

PK/HO
Zeth Malelak

 

Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved