Berita Kota Kupang

Kenali Apa Itu Hemofilia, Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati

trauma atau tindakan medis seperti cabut gigi, sunat atau operasi dan riwayat keluarga yang sama pada saudara laki-laki penderita

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK ISTIMEWA
dr. Maya Anjelina Tiwa Bai 

Oleh: dr. Maya Anjelina Tiwa Bai

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Apa itu Hemofilia? Pernahkah anda membacanya? Atau mendengar seseorang yang terluka dan darah yang keluar sulit berhenti? Mari kita kenali bersama.

Hemofiilia merupakan kelainan bawaan (turunan) berupa gangguan faktor pembekuan darah. Normalnya saat tubuh kita terluka seperti tergores lalu berdarah, dalam beberapa menit darah tersebut akan berhenti atau membeku.

Hal ini disebabkan tubuh kita memiliki faktor pembekuan darah yang akan berikatan dengan trombosit yang menyebabkan darah berhenti. Pada penderita hemofilia, tubuh tidak memiliki faktor pembekuan darah yang cukup, sehingga saat tubuh terluka, butuh waktu yang lama untuk menghentikan perdarahan tersebut.

Baca juga: 10 Orang Warga Kota Kupang Menerima Simbolis Bantuan Set Top Box (STB) dari  Kementerian Kominfo

Penyakit ini lebih banyak diderita oleh laki-laki. Sampai dengan akhir 2020, data Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) mencatat ada sebanyak 2.776 penyandang hemofilia di Indonesia. Jumlah tersebut diperkirakan hanya 10 persen dari total estimasi pasien, yaitu 20.000–25.000 kasus.

Jenis Hemofilia

Hemofilia A (kekurangan faktor VIII) dan Hemofilia B (kekurangan faktor IX)

Derajat Hemofilia

Hemofilia Berat ( kadar faktor VIII/IX <1 persen ), biasanya mengalami perdarahan spontan pada sendi/otot 1-2 minggu sekali.

Hemofilia Sedang ( kadar faktor VIII/IX 1-5 %) biasanya mengalami perdarahan sendi/otot sebulan sekali.

Hemofilia Ringan (kadar faktor VIII/IX 6-24 % ) biasanya jarang sekali mengalami perdarahan spontan, namun akan mengalami perdarahan yang sulit berhenti jika terjadi luka atau pasca operasi/tindakan medis

Gejala Hemofilia

Mudah memar kebiruan tanpa penyebab yang jelas sejak bayi dan balita, bengkak dan nyeri pada sendi, riwayat perdarahan yang sulit setelah trauma atau tindakan medis seperti cabut gigi, sunat atau operasi dan riwayat keluarga yang sama pada saudara laki-laki penderita atau saudara laki-laki dari ibu penderita.

Deteksi Hemofilia

Deteksi hemofilia bisa di awali dengan mengenali gejala-gejala hemofilia seperti yang sudah di jelaskan, kemudian dilanjutkan dengan berkonsultasi dengan dokter, pemeriksaan penunjang awal yang bisa di periksa seperti pemeriksaan laboratorium : Bleeding Time (BT), Prothrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (aPTT), diagnosis pasti hemofilia menggunakan pemeriksaan aktivasi FVIII dan FIX (factor assay) dan pemeriksaan radiologis dilakukan sesuai indikasi klinis dan komplikasi yang terjadi.

Pengobatan Hemofilia

Apabila sudah didapatkan diagnosis pasti dari hemofilia, penderita hemofilia dapat menjalani pengobatan yaitu dengan pemberian faktor pembekuan darah merupakan baku emas (gold standart) tatalaksana hemofilia, yang di berikan saat terjadi perdarahan (on demand) maupun profilaksis.

Penderita hemofilia dianjurkan mengkonsumsi makanan sehat dan berolahraga teratur sesuai anjuran dokter, dan menghindari olahraga yang mengandung kontak fisik seperti bela diri, sepak bola dan lain-lain. Hindari obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu fungsi pembekuan darah.

Hingga saat ini hemofilia belum bisa di sembuhkan, namun dengan lebih mengenali deteksi awal hemofilia, berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan pengobatan yang optimal, serta mengikuti pola hidup sehat sesuai anjuran dokter, penderita hemofilia dapat hidup produksi dan mencegah disabilitas. (*)

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved