Berita Kabupaten Malaka
Empat Janda di Kabupaten Malaka Menangis Setelah Mendengar Namanya Dicopot dari Bantuan Seroja
Empat orang janda namanya dicopot dari daftar penerima bantuan Seroja tahun 2021 lalu. Akibatnya, keempat orang janda tua ini menangis.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka
POS-KUPANG.COM, BETUN - Empat orang janda namanya dicopot dari daftar penerima bantuan Seroja tahun 2021 lalu. Akibatnya, keempat orang janda tua ini menangis.
Padahal, keberadaan rumah dari empat janda tua ini rumahnya rata tanah disapu banjir akibat Badai Seroja tahun 2021 lalu.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malaka sendiri yang mendata para korban ini, lalu memasukan mereka ke kategori rumah rusak berat.
Karena rumah keempat korban ini telah hancur, maka BPBD Malaka memberikan bantuan dana hunian tunggu (pengganti biaya sewa kos dan makan minum), sambil menunggu rumah para korban direhab.
Nahasnya, setelah ditunggu sekian lama, jangankan rumah mereka selesai direhab, nama keempat korban Badai Seroja itu malah tidak ada alias dicopot dari daftar penerima bantuan.
"Iya benar, nama kami tidak didata untuk terima bantuan Seroja," kata Karolina Seran, Maria Hoar Seran, Theresia Seuk Seran, dan Yosefina Abuk sambil menangis di Dusun Kobadiin, Desa Naimana, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.
Keempat janda tua itu lalu menunjukkan bekas pondasi sisa bangunan rumahnya yang disapu banjir Badai Seroja 2021 lalu kepada sejumlah wartawan.
Baca juga: Kuliner Khas NTT; Pisang Luan Timor, Cocok Bagi Penderita Diabetes
“Kami tiga bulan dapat dana bantuan hunian tunggu (pengganti biaya sewa kos dan makan minum), sambil menunggu rumah kami direhab. Tapi setelah ditunggu, rumah kami ternyata tidak direhab BPBD Malaka. Trus kami cek nama di petugas, tidak ada dalam daftar atau sudah dicopot,” ungkap para janda tua ini.
Karolina Seran menuturkan, rumahnya yang hancur beratapkan seng, berdinding seng, berlantai tanah dengan ukuran empat kali enam meter.
“Tidak tahu kenapa tidak direhab? Alasannya tidak jelas. Mungkin karena nama saya tidak ada di daftar penerima bantuan. Padahal saya sudah terima dana bantuan hunian tunggu sebesar Rp 1.500.000, sejak Januari hingga Maret 2022. Saya cek ke petugas yang urus, tapi suruh saya langsung ketemu Pak Kadis BPBD Malaka,” ungkap Korolina sedih.
Tak kala harunya, ketika media menemui Maria Hoar Seran dan Theresia Seuk Seran. Kedua janda ini tidak sanggup berkata – kata. Mereka hanya menunjukkan pondasi rumahnya yang masih tersisa setelah disapu Badai Seroja. Sempat tertegun meratapi nasibnya, keduanya lalu menjelaskan kondisi rumahnya yang pas berada di jalur air.
“Waktu itu ketinggian air dua sampai tiga meter, dan deras sekali. Karena rumah kami tidak kuat, akhirnya dibawa banjir dan tinggal pondasi. Kami sudah terima bantuan hunian tunggu Rp 1.500.000. Petugas BPBD Malaka sempat datang bilang rumah kami mau direhab. Tapi setelah kami tunggu dan cek, ternyata nama kami tidak ada lagi,” kata Maria dan Theresia sambil menangis.
Hal senada juga disampaikan Yosefina Abuk, seorang janda yang rumahnya ikut disapu banjir.