Tips Sehat
Kenali Gejala Penyakit Stroke, dari Mual dan Muntah hingga Mati Rasa, Bahaya jika Komplikasi
Jangan diabaikan, kenali Gejala Penyakit Stroke, dari mual dan muntah hingga mati rasa, bahaya jika Komplikasi
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM - Stroke menjadi penyakit yang paling rentan dialami masyarakat Indonesia terutama mereka dengan kondisi tertentu seperti Diabetes dan Kolesterol Tinggi. Karena itu Kenali Gejala Penyakit Stroke, dari Mual dan muntah hingga Mati Rasa. Awas bahaya jika terjadi Komplikasi.
Karena itu Stroke butuh penangan cepat karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya Komplikasi
Mengapa terjadi Stroke? Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Baca juga: Kenali Gejala Stroke yang Menyebabkan Penyanyi Bob Tutupoly Meninggal Dunia
Dikutip dari halodoc.com, berikut Gejala Penyakit Stroke
Setiap bagian otak bertugas mengendalikan bagian tubuh yang berbeda, sehingga Gejala Penyakit Stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya.
Itulah sebabnya, Gejala Penyakit Stroke bisa bervariasi pada tiap penderitanya.
Berikut Gejala Penyakit Stroke yang mudah dikenali, yaitu:
Salah satu sisi wajah akan terlihat lebih turun dan pengidap tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata tampak terkulai.
Baca juga: Jangan Tunda ke RS Bila Ada Gejala Stroke Ringan Seperti Ini
Pengidap tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang berada pada sisi yang sama dengan lengan juga mengalami kelemahan.
Ucapan menjadi tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meski pengidap terlihat sadar.
Sementara itu, Gejala Penyakit Stroke lainnya adalah Mual dan muntah.
Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing seperti berputar (vertigo).
Mengalami penurunan kesadaran.
Sulit menelan (disfagia) sehingga mengakibatkan tersedak.
Mengalami gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
Mengalami hilang penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.
Berikut penyebab Penyakit Stroke
Berdasarkan penyebabnya, Stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Stroke iskemik
Terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis, Stroke trombotik dan Stroke embolik.
Stroke hemoragik
Terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh darah.
Misalnya hipertensi yang tidak terkendali, dinding pembuluh darah yang lemah, dan sedang menjalani pengobatan dengan pengencer darah.
Stroke hemoragik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid.
Baca juga: Waspada Penyakit Stroke Bisa Serang Kapan Saja, Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mencegahnya
Faktor Risiko Penyakit Stroke
Ada tiga faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami Stroke, yaitu faktor kesehatan, gaya hidup, dan faktor lainnya.
Selain Stroke, berbagai faktor tersebut juga berisiko meningkatkan risiko serangan jantung.
Adapun yang termasuk dalam faktor risiko kesehatan, di antaranya:
Hipertensi.
Diabetes.
Kolesterol tinggi.
Obesitas.
Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia.
Sleep apnea.
Pernah mengalami transient ischemic attack TIA atau serangan jantung sebelumnya.
Sedangkan yang termasuk dalam faktor risiko gaya hidup, yaitu:
Merokok.
Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
Konsumsi obat-obatan terlarang.
Kecanduan alkohol.
Sementara itu, beberapa kondisi yang termasuk dalam faktor risiko lainnya adalah:
Faktor keturunan.
Seseorang dengan anggota keluarga yang pernah mengalami Stroke memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit yang sama.
Faktor usia.
Semakin bertambah usia, risiko seseorang mengidap Stroke juga lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Pencegahan Stroke
Cara utama mencegah Stroke adalah menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada serta ikuti anjuran dokter. Berbagai tindakan pencegahan Stroke, antara lain:
Menjaga pola makan
Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko hipertensi yang memicu terjadinya stroke. Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Selanjutnya, makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
Rutin berolahraga
Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
Berhenti merokok
Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke. Sebab rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti turut mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
Hindari konsumsi minuman beralkohol
Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
Hindari penggunaan NAPZA
Beberapa jenis Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif (NAPZA) dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.
Komplikasi Stroke
Penyakit Stroke dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, sebagian besar berakibat fatal. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, antara lain:
Deep vein thrombosis.
Sebagian pengidap Stroke akan mengalami penggumpalan darah di tungkai yang berujung pada kelumpuhan. Kondisi yang dikenal dengan deep vein thrombosis ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga aliran pada pembuluh darah vena tungkai mengalami gangguan. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah. Deep vein thrombosis dapat ditangani dengan obat antikoagulan.
Hidrosefalus
Sebagian pengidap Stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan di dalam rongga jauh pada otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.
Masalah menelan (disfagia)
Kerusakan yang disebabkan oleh Stroke dapat mengganggu refleks menelan atau disfagia. Akibatnya, makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan. Tanpa penanganan, disfagia dapat menyebabkan pneumonia aspirasi. (*)
Berita terkait Stroke
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS: https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMOObjgswqIKhAw?hl=id&ceid=ID:id≷=ID