Berita NTT

BMKG Keluarkan Peringatan Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumba Timur  

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang mengeluarkan peringatan kebakaran hutan dan lahan

Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM/RYAN NONG
Ilustrasi Kekeringan lahan di Kabupaten Sumba Timur 

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong

POS-KUPANG.COM, WAINGAPUBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang mengeluarkan peringatan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Kepala Stasiun, Agus Sudiono Abadi dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM menyebut wilayah Sumba Timur juga masuk kategori merah terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan pada Rabu. 

Kategori merah memiliki arti sangat mudah terbakar (very high) dengan tentang angka lebih dari 82 poin. 

Agus Sudiono Abadi menyebut angka demikian berarti alang alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lahan hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar. 

Selain wilayah Kabupaten Sumba Timur, tiga Kabupaten lainnya di Pulau Sumba juga masuk kategori yang sama. Demikian pula sebagian besar wilayah Pulau Flores dan Pulau Timor

Sementara itu, dalam laporan Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), salah satu wilayah kecamatan di Sumba Timur yakni Kecamatan Haharu juga dilaporkan berstatus awas karena kondisi hari tanpa hujan  (HTH) dengan kategori ekstrem panjang. 

Hari tanpa hujan atau HTH di wilayah Haharu berlangsung lebih dari 60 hari. 

Baca juga: Damkar Kota Kupang Terjunkan 2 Mobil Pemadam dan 3 Mobil Tangki Saat Kebakaran Lahan di Manulai II 

Berdasarkan data peluang prakiraan curah hujan, peluang curah hujan di wilayah yang terletak di sisi utara Sumba Timur itu berkisar 70 persen pada Das pertama Juli dan Das kedua Juli. 

"Wilayah ini berstatus awas atau merah karena HTH lebih dari 60 hari," demikian Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji dalam keterangan tertulis yang diterima POS-KUPANG.COM.

Selain Kecamatan Haharu di Sumba Timur, wilayah lain yang masuk status awas untuk hari tanpa hujan adalah Kecamatan Raijua di Kabupaten Sabu Raijua. 

Saat ini, sebut Adji, 96 persen dari total Ikuti berita zona musim di NTT masih berada dalam periode musim kemarau berdasarkan analisis Update 10 Juli 2022.

"Diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," demikian Adji. 

Deret hari kering lebih dari 21 hari hingga lebih dari 61 hari dengan curah hujan  sangat rendah atau kurang dari 20 mm/dasarian memenuhi syarat untuk dikeluarkan peringatan dini. 

Kondisi ini berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah dan kelangkaan air bersih serta berdampak pada potensi mudahnya terjadi kebakaran. (Ian) 

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Daerah persawahan di Kecamatan Kambera Sumba Timur yang tampak kering. 
Daerah persawahan di Kecamatan Kambera Sumba Timur yang tampak kering.  (POS-KUPANG.COM/RYAN NONG)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved