Berita Manggarai Timur Hari Ini

Bupati Agas Bersama Vikjen Keuskupan Ruteng Panen Raya Sorgum Milik Petani di Satar Padut

Lahan panen seluas 4 ha merupakan lahan paroki yang digunakan sebagai demplot dari total 18 hektar lahan yang digunakan di Desa Satar Padut

Penulis: Robert Ropo | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-PROKOPIM MATIM
PANEN SIMBOLIS - Bupati Manggarai Timur Agas Andreas, SH., M.Hum bersama Vikjen Keuskupan Ruteng Romo Alfonsius Segar, Pr melakukan panen raya sorgum di Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda Utara (LAUT), Jumat 1 Juli 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, BORONG- Bupati Manggarai Timur Agas Andreas bersama Vikjen Keuskupan Ruteng Romo Alfonsius Segar Pr melakukan panen raya simbolis tanaman sorgum organik yang di budidaya petani di Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda Utara (LAUT), Jumat 1 Juli 2022 kemarin. 

Hadir juga, Direktur Program Yayasan KEHATI  Rony Megawanto, Romo Vikep Reo, tokoh lintas agama, sejumlah pimpinan OPD, lembaga swadaya masyarakat, dan  masyarakat. 

Panen raya didahului dengan ibadat ekologis. Lahan panen seluas 4 ha merupakan lahan paroki yang digunakan sebagai demplot dari total 18 hektar lahan yang digunakan di Desa Satar Padut.

Budidaya sorgum digalakkan di Manggarai dan Manggarai Timur mulai sejak 2021. Program ini dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan, seperti kemiskinan, stunting, degradasi lingkungan hidup, perubahan iklim dan berkurangnya lahan sawah akibat kekurangan air irigasi.

Dalam rilis Bagian Prokopim Setda Manggarai Timur yang diperoleh Pos Kupang, Kamis 7 Juli 2022, Bupati Agas dalam sambutannya menyampaikan sorgum menjadi salah satu cara menuju kemandirian pangan di wilayahnya. 

Baca juga: Pemda Manggarai Timur Bantu Pulangkan Bayi Cika dari RSUD Ben Mboi Ruteng

"Saya memimpikan sorgum menjadi komoditi yang bisa setara dengan beras, jagung dan kedelai. Banyaknya bencana ekologis yang terjadi belakangan ini, terutama akibat dari perubahan cuaca dampaknya sudah sangat dirasakan, misalnya kematian ternak, kerusakan panen, hingga kekurangan gizi,"ujar Bupati Agas. 

"Produksi pertanian menjadi rendah. Hal ini tentunya berdampak pada krisis pangan. Kondisi ini diperparah dengan ketidakmandirian pangan karena suplai makanan masih sangat bergantung dari luar. Jagung dan kedelai misalnya, ini lebih banyak didatangkan dari luar sehingga harga menjadi mahal,"sambungnya.

Bupati Agas juga mengajak masyarakat Manggarai Timur dan masyarakat Lamba Leda Utara secara khusus untuk melakukan diversifikasi tanaman. 

"Pemda bersama masyarakat harus bersama meningkatkan hasil dari tiga komiditi pangan utama pengganti beras yaitu jagung, sorgum dan kedelai atau jasoke. Saya minta daerah Dampek ini juga jangan menanam padi terus, selang-seling harus dilakukan antara padi, jagung, sorgum dan kedelai. Dengan sistem ini tanah juga menjadi subur,"pintanya.

Dikatakan Bupati Agas, komitmen Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur menjadikan Kabupaten Manggarai Timur sebagai Kabupaten sorgum ditunjukan dengan mengeluarkan Peraturan Bupati Manggarai Timur Nomor 34 tahun 2021 tentang Pengembangan Sorgum sebagai pangan alternatif.

Baca juga: Tak Ada Jembatan, Warga Gotong Jenazah Nyeberangi Derasnya Sungai Wae Musur Lidi Manggarai Timur

Sementara Direktur Program Yayasan Kehati Rony Megawanto, mengatakan sorgum merupakan salah satu solusi agar kita tidak bergantung pada pangan luar. Pangan lokal seperti Sorgum perlu terus digiatkan dan disosialisasikan agar lebih dikenal masyarakat sehingga menciptakan pasar bagi para petani Sorgum. 

Menurutnya, kunci dari keberhasilan ini semua adalah kolaborasi berbagai pihak. Sorgum jangan lagi dipandang rendah karena tanaman ini sangat bergizi. Sorgum bahkan sudah disebut sebagai superfood karena kandungan gizinya yang luar biasa. 

"Untuk sekarang kita focus dulu agar sorgum bisa menjadi alternative konsumsi untuk masyarakat lokal, penuhi pangan mereka terlebih dahulu. Jangan banyak dijual ke luar daerah, kecuali jika memang sudah ada sisa produksi setelah kebutuhan pangan terpenuhi,"Ungkapnya.

"Sebagai sumber pangan, sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tidak kalah dengan padi dan jagung. Sorgum kaya beragam zat antioksidan, mineral, protein, karbohidrat dan serat penting. Selain itu, sorgum mampu tumbuh subur meski di musim kemarau panjang di daerah yang kering, bertanah marjinal, berpasir bahkan berbatu. Dengan demikian, tanaman ini cocok untuk dikembangkan di lahan kering yang cukup banyak jumlahnya seperti di Kabupaten Manggarai Timur yang memiliki luas kurang lebih 40 ribu hektar,"sambungnya.

Sementara Romo Alfonsus Segar, Vikaris Jendral Keuskupan Ruteng, mengatakan, Keuskupan Ruteng terus berupaya membebaskan masyarakat dari kelaparan serta meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayahnya. 

Baca juga: Meriahkan HUT Ke-76 Bhayangkara, 70 Pencinta Motor Trail Ikut Adventure di Manggarai Timur

Berbagai upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan mendorong agar masyarakat bisa memproduksi sendiri pangan mereka. Lahan-lahan yang dimiliki keuskupan ini menjadi lahan yang digarap bersama masyarakat untuk menanam Sorgum. (rob) 

Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved