Berita Manggarai Barat Hari Ini

Penataan Kawasan Taman Nasional Komodo Bisa Jadi Ganggu Habibat Komodo

komodo dengan tetap menjaga kelestariannya. Hugo memberi contoh pada cerita dinosaurus yang hilang akibat lingkungan tempat tinggalnya diubah

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK.TRIBUN
KOMODO - Hewan komodo di Manggarai Barat 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Semangat Pemerintah provinsi untuk menaikkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo atau TNK diberi peringatan oleh DPRD. Alih-alih melakukan konservasi, Pemerintah justru melakukan penataan dengan menambahkan bangunan pada areal TNK.

DPRD NTT menilai ini bisa berpotensi negatif mengganggu habitat Komodo yang sudah berabad lamanya hidup dengan situasi apa adanya.

Anggota DPRD NTT, Hugo Kalembu, mengatakan, TNK itu berbeda dengan Borobudur, dan beberapa tempat lainnya. Di TNK, berkaitan erat dengan binatang purba yang harus terjamin dengan lingkungan sekitarnya. Pandangan pada konsep ini mesti hati-hati.

Baca juga: Marak Dugaan Pencurian Terumbu Karang di Taman Nasional Komodo Manggarai Barat

"Mau intervensi sekarang atau mau habitatnya terganggu. Atau mulai mengadopsi atau macam-macam. Ini binatang sudah beribu-ribu  tahun jadi dia sudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jadi ada penataan, karena ide-ide ini bisa jadi akan membawa dampak negatif," jelasnya Selasa 5 Juli 2022.

Di TNK, menurut dia, perlu dijaga adalah lestsrunya tempat tinggal komodo itu sendiri tanpa embel-embel yang menghilangkan cirinya. Dengan pemikiran Pemerintah seperti itu, justru akan merubah lingkungan komodo yang harusnya alamiah.

Keberadaan komodo yang erat dengan masyarakat, mestinya tidak "dibatasi". Rakyat perlu menikmati atau melihat komodo dengan tetap menjaga kelestariannya. Hugo Kelembu memberi contoh pada cerita Dinosaurus yang hilang akibat lingkungan tempat tinggalnya diubah oleh konsep modern tak berkelanjutan.

Oleh pemerintah yang katanya telah berdasarkan hasil kajian, harus melihat secara menyeluruh semua aspek berkaitan dengan keberadaan dan keberlanjutan hidup komodo. Wisatawan ke TNK untuk melihat komodo secara gamblang dengan kondisi alamiah, bukan dikebun binatang dengan segala macam desain menanggalkan kehidupan aslinya.

Baca juga: Kapal Pinisi di Kawasan Taman Nasional Komodo Mabar Terbakar

Pemerintah provinsi (Pemprov) NTT dan Pemerintah pusat telah bersepakat untuk menaikkan harga tiket masuk pada Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat. Sikap pemerintah itu dinilai membunuh arus kunjungan wisatawan ke TNK.

Pulihnya kunjungan wisatawan ke TNK pasca pandemi covid-19, justru sedang memangkas jumlah wisatawan yang berangsur meningkat. Dasar kenaikan juga menjadi pertanyaan. Sebab, sejauh ini mitra seperti DPRD belum juga mendapat legitimasi dasar kenaikan tarif hingga Rp 3.750.000 per orang untuk sekali masuk.

"Tapi tiba-tiba dengan isu ini, Pemerintah dengan sengaja membunuh semua niat atau perjalanan yang sudah begitu bagus tingkat kunjungan wisatawan masuk ke TNK," kata anggota DPRD NTT, Yohanes Rumat, Selasa 5 Juli 2022.

Alasan pemerintah menaikkan tarif masuk sebagai konservasi, tentu harus disepakati DPRD. Tapi ada tumpang tindih. Karena berkaitan dengan pendapatan asli daerah (PAD) dan biaya masuk. Kalaupun tarif itu akan tetap diterapkan pada 1 Agustus 2022, maka perlu juga melihat pembagian keuangan.

Jika argumentasi Pemerintah mengenai konservasi, maka harusnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Badan Nasional Komodo (BNK) justru jauh lebih berkompeten. Ngototnya Pemprov NTT, akan didorong dalam pandangan fraksi untuk mempertanyakan dasar kenaikan tiket masuk agar bisa diketahui tujuan dari kenaikan.

Baca juga: Kapal Pinisi di Kawasan Taman Nasional Komodo Mabar Terbakar

"Ini sangat buruk. Kita sangat menyesal, kecewa karena ditengah selesainya pandemi yang begitu buruk lalu itu Pemerintah sudah tarik dan mengamankan semua dari keburukan ini maka tingkat kunjungan arus wisatawan membaik. Grafiknya naik sampai dengan hari ini. Tapi begitu berita satu miinggu ini turun kembali," ujar politisi PKB itu.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved