Unwira Kupang
Tarian Caci Dipamerkan Dalam ASPAC MER Symposium Yang Diselenggarakan di Unwira Kupang
Tarian Caci dari Kabupaten Manggarai Provinsi NTT dipamerkan dalam festival budaya yang merupakan rangkaian kegiatan ASPAC MER
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tarian Caci dari Kabupaten Manggarai Provinsi NTT dipamerkan dalam festival budaya yang merupakan rangkaian kegiatan ASPAC MER Symposium ke-6 di Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang.
Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Serbaguna St. Maria Immaculata Unwira Kupang Jumat 24 Juni 2022.
Di hadapan para tamu undangan, 10 orang pemuda memamerkan uji ketangkasan bela diri yang dibalut dalam bentuk tarian tersebut.
Sambil memegang pecut dan tameng, setiap pemain terlebih dahulu melakukan gerakan pemanasan otot.
Setelah itu dengan lincah dan ringan, si penyerang menghentakkan pecutnya ke tubuh lawan. Sementara lawan menahan sabetan pecut menggunakan tameng.
Rektor Unwira Kupang P. Dr. Philipus Tule, SVD saat diwawancarai menjelaskan dalam Symposium kali ini banyak dibahas topik-topik penelitian berkaitan dengan kajian misiologi dan teologi yang selalu berhubung kebudayaan.
Sebagai wujud konkret dari apa yang telah didiskusikan dalam Symposium coba dibawa ke tengah masyarakat melalui festival budaya salah satunya adalah pertunjukan tarian Caci.
"Ini merupakan tarian perang dari Kabupaten Manggarai yang biasa dilakukan masyarakat Manggarai menjelang musim tanam dan panen, yang melambangkan kalau terjadi pendarahan dalam pukulan caci itu menjadi simbol kesuburan, " jelas Rektor.
Ditambahkan, dalam rangkaian kegiatan ASPAC MER ini juga akan diselenggarakan festival kebudayaan antara Program Studi (Prodi) dari tanggal 25-26 Juni 2022.
"Festival tersebut nantinya disaksikan oleh seluruh peserta Symposium dari berbagai negara, 8 peserta dari India, 1 dari Taiwan, 7 dari Indonesia dan kami dari Unwira ada 12 orang partisipan, ditambah seluruh civitas akademika yang akan memeriahkan festival tersebut, " ungkapnya.
Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus (YAPENKAR) Kupang, Pater Yulius Yasinto, SVD, M.A.,M.Sc., menjelaskan alasan dipilihnya tarian Caci yang dipertunjukkan dalam festival budaya karena menurutnya tarian Caci merupakan salah satu budaya lokal yang ada di NTT.
Para tamu yang hadir merupakan tamu internasional, dan mereka tertarik untuk melihat bagaimana budaya lokal yang ada di NTT ini terus berkembang di era Postmodern ini.
"Mereka ingin melihat bagaimana budaya lokal kita di NTT masih terus dijalankan terutama oleh anak-anak muda, yang terpenting adalah nilai-nilai apa yang ada dibalik tarian ini karena bagi mereka itu merupakan hal yang menarik untuk diteliti, " ucapnya.
Kedepan Unwira akan terus menampilkan budaya dari daerah lain dengan harapan para mahasiswa merasa bahwa kita memiliki akar budaya yang harus dijaga dan terus dilestarikan.
"Saya berharap anak-anak muda terkhusus mahasiswa Unwira punya komitmen untuk menjalankan event-event seperti ini agar kebudayaan kita terus dikenal oleh generasi muda yang akan datang, " pungkasnya.
Sebagai informasi, ASPAC MER merupakan singkatan dari Asia Pacific Zone Missiological Education and Research, yang merupakan suatu jejaring para ahli Misiologi, peneliti sosial dan pendidikan SVD zona Asia Pasific, yang diadakan setiap empat tahun di berbagai negara Asia yang tergabung dalam organisasi tersebut. (*)

BEM Unwira Kupang Gelar Seminar Wujudkan Pemilu 2024 yang Aspiratif dan Demokratis |
![]() |
---|
Tingkatkan Kualitas Jurnal, Unwira Kupang Gelar MoU Dengan Relawan Jurnal Indonesia Pusat |
![]() |
---|
Desakan Ekonomi Alasan Warga NTT Kerja Tanpa Prosedur di Luar Negeri Hingga Jadi Korban TPPO |
![]() |
---|
UNWIRA Gelar Seminar Nasional, Hadirkan Dr. Boni Hargens, Dr. Budhy Munawar & Dr. Norbertus Jegalus |
![]() |
---|
Seminar Nasional Unwira, Politik Identitas Masih Jadi Problem |
![]() |
---|