Berita Lembata Hari Ini

Perubahan Iklim dan Pemanasan Global Isu Prioritas Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Lembata

Selain isu perubahan iklim dan pemanasan global yang jadi prioritas, Mathias membeberkan sejumlah isu seperti ketahanan pangan, penyakit menular

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Lembata Mathias Beyeng menyebutkan sebanyak 9 isu strategis yang masuk dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kabupaten Lembata tahun 2023-2026. Perubahan iklim dan pemanasan global jadi jadi isu prioritas pertama yang masuk dalam RPD Kabupaten Lembata tersebut. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Lembata Mathias Beyeng menyebutkan sebanyak 9 isu strategis yang masuk dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kabupaten Lembata tahun 2023-2026.

Perubahan iklim dan pemanasan global jadi jadi isu prioritas pertama yang masuk dalam RPD Kabupaten Lembata tersebut. 

Hal ini diungkapkannya dalam acara Diseminasi Hasil Kajian Pangan, Pertanian dan Perubahan Iklim di Lembata di Aula Bappelitbangda, Kamis, 2 Juni 2022. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka (Yaspensel) yang bermitra dengan Koalisi Pangan Baik sebagai bagian dari program Memperkuat Suara untuk Aksi Adaptasi Perubahan Iklim. 

Manthias Beyeng, menjelaskan, sesuai arahan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) kabupaten yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir sebelum tahun 2024 perlu menyusun Rencana Pembangunan Daerah (RPD) periode 2023-2026. 

Baca juga: Miss Anna, Ngajar Gratis di Taman Daun Lembata, Sebelumnya Digaji Rp 50 Juta Per Bulan di China

"Kami melakukan kajian. Ada 9 isu strategis ketika susun RPD," kata dia. 

Selain isu perubahan iklim dan pemanasan global yang jadi prioritas, Mathias membeberkan sejumlah isu seperti ketahanan pangan, penyakit menular, pemberdayaan perempuan dan stunting. 

Said Abdullah, Koordinator Nasional KRKP Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, mengakui ada sejumlah hal yang ditemukan dari diseminasi hasil kajian pangan di Lembata, khususnya di desa Tapobali dan Kelurahan Lewoleba Selatan. 

Beberapa hal itu seperti, masyarakat mulai mengungkapkan fenomena-fenomena perubahan iklim. Bahwa periode musim hujan makin pendek tapi intensitas curah hujan makin tinggi. Lalu, terjadi perubahan pada pola konsumsi pangan. 

Baca juga: Frater Paul Leo Leu CMM Terpilih Jadi Kepala SMA SKO SMARD Lembata 

"Karena produksi pangan sendiri menurun maka konsumsi masyarakat dipenuhi dari pasar. Ini berisiko karena tidak terkontrol. Ancaman kekurangan pangan makin nyata karena produksinya menurun," kata Said. (*)

Berita Kota Kupang Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved