Liga 1

Liga 1: Duka Sepakbola Bali Tridatu, Dewa Dadang Satria Pentolan Supporter Bali Berpulang

Kabar duka menghampiri keluarga supporter Bali Sosok fans sejati Dewa Dadang Satria menghembu

Editor: Ferry Ndoen
Istimewa
Dewa Dadang Satria semasa hidupnya 

Almarhum bisa dibilang pelopor supporter di Bali, mendukung kesebelasan, membangkitkan gelora semangat para pemain di lapangan untuk meraih sebuah kemenangan.

Dewa Bagiarsa mengungkapkan Dewa Dadang dikenal sebagai sosok yang humoris dan ramah, gayanya yang nyentrik dan berkarakter yang di stadion tak ragu berdandan memakai rok, mengecat rambutnya berpenampilan unik untuk mampu membakar atmosfer semangat ribuan supporter di stadion mendukung kesebelasan Bali United.

“Teman suporter semua menelepon, menanyakan, begitu banyak yang kehilangan sosok beliau, memang orangnya pandai mempersatukan orang, dia juga memiliki komitmen bahwa sama tidak ada yang lebih hebat tidak ada yang lebih kecil semua dipandang sama, menghargai sesama, beliau itu orangnya humoris separuh hidup saya ngurusin suporter dari jaman Perseden Denpasar sampai Era Bali United,” tuturnya

Dalam kisahnya sebagai supporter Dewa Dadang, Dewa Bagiarsa dan Dewa Cakur juga terkenal sebagai supporter yang memulai gaya-gaya Away Day di tahun 90’an.

Mereka kerap mengikuti ke manapun klub bermain sejak jaman Perseden Denpasar yang mayoritas pendukungnya dari Singakerta Ubud, berawal dari sana, Tiga Dewa mengadopsi gaya-gaya supporter di Jawa yang sudah lebih awal terbentuk.

Dari situlah basis-basis supporter kemudian tumbuh, bahkan awal mulanya mendukung kesebelasan, Tiga Dewa ini sempat meminjam dan memperbaiki drumband mlik sebuah taman kanak-kanak untuk menciptakan chant-chant dukungan bagi kesebelasan.

Mereka hadir sebelum terbentuknya Laskar Catur Muka kala itu.

Saat itu belum banyak masyarakat yang mendukung klub bola secara “gila” seperti Tiga Dewa ini.

Saat masa jayanya, Dewa Bagiarsa bertindak selaku Ketua, Dewa Cakur selaku penasehat dan almarhum Dewa Dadang menjadi dirigen.

Begitu pula saat Persegi Gianyar mulai berkiprah berdiri tahun 2006 mereka lah yang dipangggil untuk membentuk kelompok supporter yang saat itu dijuluki Laskar Kuda Jingkrak, Dewa Dadang lah salah satu pendukung berarti bagi Persegi.

Saat Perseden dan Persegi vakum kala itu dan muncul Bali Devata, lagi-lagi Tiga Dewa ini lah yang ditunjuk menjadi koordinator supporter hingga saat masa kejayaan sepak bola Bali.

Hal itu kemudian berlanjut ke era Bali United yang masuk di Bali tahun 2015 

“Di era Bali United ini mulai kami regenerasi ke anak-anak muda tentuk seiring usia harus ada penerus, dan Bali sudah tumbuh kelompok-kelompok supporter seperti Brigaz, Semeton Dewata, Semeton Dewata Bulldog, dan lain-lain,” ujarnya.

Baca juga: Liga 1: Bursa Transfer Pemain Persis, Jacksen Bocoran Pemain Asing, Diumumkan Pra Turnamen Pramusim

Bahkan almarhum Dewa Dadang juga masih berkreasi saat Bali United pertamakali meraih trofi juara Liga tahun 2019 lalu.

Sebelum pandemi COVID-19 kreatifitas koreo, chant gemuruh stadion tak lepas dari peran seorang Dewa Dadang.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved