Perang Rusia Ukraina
Perang Rusia vs Ukraina: RUSIA Tantang NATO Perang Nuklir, Begini Tanggapan Sekjen Nato
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa NATO sekarang sedang berperang proksi dengan Rusia akibat operasi militer khusus di Ukrai
Amerika kata dia memang mendirikan 'garis dekonfliksi' ke Moskow pada hari-hari awal perang Ukraina.
Tetapi mengatakan pihak Rusia berhenti menjawab.
Lavrov juga mengulangi peringatan bahwa pengiriman senjata barat ke Ukraina akan dianggap sebagai target yang sah oleh Rusia.
Rudal Nuklir Rusia berjuluk Setan 2 baru saja diluncurkan dan diujicoba oleh Putin. Rudal ini berkemampuan jelajah antarbenua dan luasan wilayah yang dihancurkan bisa seluas Inggris dalam satu serangan. (dailymail.co.uk)
Dimana kemudian rudal Rusia menghantam jaringan kereta api di Ukraina dalam upaya nyata untuk menghentikan pengiriman.
Lavrov mengatakan itu ketika negara-negara barat mengalihkan fokus di Ukraina dari memasok senjata kecil dan senjata pertahanan seperti rudal anti-tank dan anti-aricraft, menjadi menyediakan senjata yang lebih berat seperti tank, helikopter, pesawat terbang, dan artileri jarak jauh.
Langkah itu dilakukan sebagai tanggapan atas seruan dari Kyiv untuk menyediakan sarana bagi angkatan bersenjatanya untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh pasukan Rusia.
Setelah kekejaman yang diangggap telah dilakukan oleh pasukan Putin di tempat-tempat seperti Bucha dan Irpin.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin melakukan perjalanan ke Kyiv pada hari Minggu (24/4/2022) untuk pertemuan tatap muka dengan Presiden Zelensky dan membahas pasokan bantuan.
Sebelum akhirnya menjanjikan pengiriman jutaan dolar lagi.
Austin juga akan memimpin pertemuan lebih dari 40 menteri pertahanan di pangkalan udara Ramstein di Jerman Selasa (26/4/2022) hari ini.
Tujuannya untuk mengamankan pasokan tambahan dan upaya koordinasi antara sekutu untuk memastikan Ukraina memiliki semua yang dibutuhkannya.
Menjelang pertemuan itu, Austin menyatakan tujuannya adalah untuk memastikan Ukraina dapat memenangkan perang melawan Rusia dan melemahkan Rusia sehingga tidak dapat mengulangi invasinya untuk kedua kalinya.
Menjelang pertemuan itu, media Jerman melaporkan bahwa negara itu akan mengakhiri keragu-raguan selama berminggu-minggu dan setuju untuk memasok senjata berat ke Ukraina dalam bentuk 50 sistem anti-pesawat Gepard.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada Senin (25/4/2022) malam, bahwa dia menganggap ketakutan Rusia sebagai tanda kelemahan.
"Rusia telah kehilangan harapan terakhirnya untuk menakut-nakuti dunia agar tidak mendukung Ukraina," tulis Kuleba di Twitter.
