Perang Rusia Ukraina

Perang Rusia vs Ukraina: RUSIA Tantang NATO Perang Nuklir, Begini Tanggapan Sekjen Nato

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa NATO sekarang sedang berperang proksi dengan Rusia akibat operasi militer khusus di Ukrai

Editor: Ferry Ndoen
WIKIMEDIA
BMPT-72 Terminator 2 milik Rusia yang diterjunkan ke medan konflik Ukraina 

POS-KUPANG.COM - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa NATO sekarang sedang berperang proksi dengan Rusia akibat operasi militer khusus di Ukraina.

Karenanya kata Lavrov ada risiko sangat serius bahwa konflik itu bisa berubah menjadi nuklir.

Perang proksi adalah perang yang tidak hanya berperang menggunakan kekuatan militer, tetapi juga melalui berbagai aspek kehidupan lain seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan hukum atau bahkan olahraga. Perang proksi dilakukan untuk menghindari konfrontasi langsung.

Hal inilah yang menurut Lavrov tengah dilakukan NATO terhadap Rusia dan memastikan Rusia melakukan perlawanan perang proksi yang ujungnya bisa berubah nyata menjadi perang nuklir.

Hal itu dikatakan Sergei Lavrov di TV pemerintah Rusia, Senin (25/4/2022) malam.

Baca juga: Wajah Vladimir Putin Bahagia dan Bangga Serangan Siber dan Sanksi ke Rusia oleh Barat Gagal Total?

Lavrov menuduh para pemimpin barat mempertaruhkan perang dunia ketiga dengan memasok senjata berat ke Ukraina dengan tujuan melemahkan tentara Rusia.

Ttujuan yang digambarkan Lavrov sebagai sebuah ilusi.

Lavrov juga menuduh NATO dan sekutunya berusaha untuk menggertak Rusia di panggung internasional.

Menurutnya ketegangan antara timur dan barat sekarang lebih buruk daripada selama krisis rudal Kuba pada puncak Perang Dingin.

Ketika ditanya tentang kemungkinan perang nuklir, Lavrov menjawab hal itu nyata dan tak bisa diremehkan.

"Risikonya sangat signifikan. Saya tidak ingin bahaya dibesar-besarkan secara artifisial, tetapi ini serius, nyata. Itu tidak bisa diremehkan," kata Lavrov.

"Selama Krisis Rudal Kuba tidak ada banyak aturan 'tertulis'. Tapi aturan perilakunya cukup jelas," kata dia.

"Moskow mengerti bagaimana Washington berperilaku. Washington mengerti bagaimana Moskow berperilaku. Sekarang hanya ada beberapa aturan yang tersisa," tambahnya.

"Pada tahun-tahun itu, ada saluran komunikasi yang dipercaya oleh kedua pemimpin. Sekarang tidak ada saluran seperti itu. Tidak ada yang mencoba untuk menciptakannya," papar Lavrov.

Baca juga: Liga 1: Pakai Formasi 4-2-3-1, Bernardo Tavares Belum Tentukan Pemain Sentral PSM Makassar

Karena itulah kata dia, ancaman perang nuklir disebutnya sangat nyata.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved