Vatikan

Kesehatan Paus Fransiskus Cenderung Memburuk, Rencana Kunjungan Perdamaian Bisa Batal

Tetapi rencana perjalanan Fransiskus tetap menjadi agenda terlepas dari keterbukaan Vatikan atas kesulitan medisnya

Editor: Agustinus Sape
REUTERS
Paus Fransiskus menggunakan kursi roda ketika hendak bertemu dengan peserta sidang paripurna International Union of Superiors General (IUSG) di Vatikan, Kamis 5 Mei 2022. 

Kesehatan Paus Fransiskus Cenderung Memburuk, Rencana Kunjungan Perdamaian Bisa Batal

Tetapi rencana perjalanan Fransiskus tetap menjadi agenda terlepas dari keterbukaan Vatikan atas kesulitan medisnya

POS-KUPANG.COM - Ketika Menteri Pariwisata Lebanon, Walid Nassar, Senin lalu mengkonfirmasi bahwa kunjungan Paus Fransiskus yang diusulkan ke Beirut bulan depan telah ditunda, berita itu tak pelak memicu spekulasi tentang kesehatan Paus Argentina berusia 85 tahun itu.

Sebenarnya, sejak Fransiskus menjalani operasi besar usus besar di rumah sakit Gemelli Roma Juli lalu, spekulasi media semacam itu tidak pernah jauh dari permukaan.

Berita mengejutkan tentang rawat inap yang tak terduga musim panas lalu diikuti oleh musim semi ketika Francis harus mengurangi janjinya, pada dasarnya karena dia sekarang mengalami kesulitan berjalan karena sakit parah di lutut kanannya.

Meski demikian, Paus Fransiskus “tidak akan berhenti,” meskipun ada masalah kesehatan baru-baru ini yang memaksanya menggunakan kursi roda, kata seorang kardinal pada hari Selasa.

Kardinal Kevin Farrell, seorang pejabat Vatikan Irlandia-Amerika, membuat komentar saat menyampaikan pesan paus untuk Hari Kakek dan Lansia Sedunia Gereja Katolik Roma, yang dirayakan tahun ini pada 24 Juni.

Paus Fransiskus menetapkan hari itu pada tahun 2021 untuk memperhatikan kebutuhan para lansia dan menggarisbawahi potensi mereka sebagai anggota aktif masyarakat yang tidak boleh diabaikan.

“Dia menerima keterbatasannya saat ini dengan semangat yang besar dan hati yang besar. Saya pikir dia adalah contoh bagi kita semua. Kita tidak boleh menyembunyikan fakta bahwa seiring bertambahnya usia, kemampuan kita untuk berperan aktif dalam kehidupan dunia saat ini semakin berkurang,” kata Farrell.

“Tetapi dia juga menunjukkan kepada kita bahwa dengan keterbatasan yang dia miliki secara fisik dan usia, dia tidak akan berhenti,” katanya.

Paus, 85, telah menderita sakit di lutut kanan di samping kasus linu panggul yang sudah lama, yang juga menyebabkan rasa sakit di kaki.

Kamis lalu, dia menggunakan kursi roda di depan umum untuk pertama kalinya dan telah menggunakannya selama audiensi pribadi dan publik.

Farrell mengatakan Fransiskus adalah contoh yang bagus untuk orang tua karena dia telah memutuskan untuk melakukan tugas sebaik mungkin meskipun "keterbatasan berada di kursi roda hari ini karena lututnya".

Dalam pesannya, paus mengatakan orang tua tidak dipahami dan terlalu sering generasi muda ingin membuat mereka tidak terlihat.

“Banyak orang takut dengan usia tua. Mereka menganggap itu semacam penyakit yang sebaiknya dihindari kontak apa pun,” kata paus, menyebut sikap itu sebagai hasil dari budaya “membuang”.

Kesehatan Fransiskus telah memaksa penundaan perjalanan ke Lebanon bulan depan tetapi dia masih akan melakukan dua perjalanan pada bulan Juli, satu ke Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo dan yang lainnya ke Kanada.

Paus Fransiskus membahas masalah kesehatannya selama konferensi pers dalam penerbangan

Paus Fransiskus berbicara pada hari Minggu 3 April 2022 tentang beberapa masalah kesehatan yang telah memperlambatnya dalam beberapa bulan terakhir.

“Kesehatan saya agak berubah-ubah, saya memiliki masalah lutut yang menimbulkan masalah dengan berjalan,” katanya kepada wartawan pada 3 April.

Berbicara di atas pesawat kepausan, paus berusia 85 tahun itu mengatakan bahwa masalah berjalannya telah menunjukkan beberapa perbaikan.

“Agak ganggu sih, tapi sudah membaik, minimal bisa jalan kaki, sampai seminggu yang lalu nggak bisa,” komentarnya.

“Ini hal yang lambat musim dingin ini... pada usia ini Anda tidak tahu bagaimana pertandingan akan berakhir. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Paus berbicara dalam menanggapi pertanyaan selama konferensi pers dalam penerbangan kembali dari Malta tentang bagaimana perasaannya setelah perjalanan 2-3 April 2022.

Sepanjang kunjungan paus ke Malta, tindakan ekstra diambil untuk memastikan bahwa paus tidak perlu menaiki tangga.

Pada upacara penyambutan, dia memilih menuruni lift daripada tangga pesawat kepausan.

Sebuah lift khusus juga dipasang di Basilika Santo Paulus di Rabat untuk memungkinkan Paus Fransiskus mengunjungi dan berdoa di gua bawah tanah, tempat ziarah Katolik yang disayangi di negara pulau Mediterania.

Perjalanan ke Malta adalah perjalanan kepausan pertama Paus Fransiskus pada tahun 2022.

Perjalanan Februari ke Florence dibatalkan karena masalah lututnya.

Pada Juli 2021, Paus Fransiskus menghabiskan 11 hari di rumah sakit Roma untuk memulihkan diri dari operasi usus besar.

Paus mengatakan bahwa dia senang dengan perjalanannya ke Malta, meskipun agak singkat. Ia menambahkan bahwa ia kagum dengan antusiasme yang ia temui di Malta, negara yang 85 % penduduknya beragama Katolik.

Dia berkata: “Saya senang dengan kunjungan itu. Saya melihat realitas Malta, antusiasme yang besar dari orang-orang baik di Gozo maupun Malta. Antusiasme yang luar biasa di jalanan. Saya kagum.”

Sumber: independent.ie/newsinfo.inquirer.net/catholicnewsagency.com/

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved