Perang Rusia Ukraina

Rusia Umumkan Gencatan Senjata, Zelensky dan Erdogan Bahas Evakuasi Warga Mariupol Ukraina

Rusia pekan lalu mengatakan telah menguasai penuh kota strategis Ukraina timur, kecuali kawasan industri Azovstal yang besar.

Editor: Alfons Nedabang
HANDOUT/MARIUPOL CITY COUNCIL/AFP
Asap mengepul di Mariupol Ukraina 

POS-KUPANG.COM - Kementerian Pertahanan Rusia pada Senin 25 April 2022, mengumumkan gencatan senjata di sekitar pabrik baja Azovstal di Mariupol untuk memungkinkan evakuasi warga sipil dari kawasan industri yang telah melindungi perlawanan Ukraina yang tersisa di kota pelabuhan tersebut.

"Pasukan Rusia mulai pukul 14.00 waktu Moskwa (1100 GMT) pada 25 April 2022, secara sepihak akan menghentikan permusuhan apa pun, menarik unit ke jarak yang aman dan memastikan penarikan warga sipil," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

Dikatakan warga sipil akan dibawa ke arah mana pun yang mereka pilih. Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan bahwa pihak Ukraina harus menunjukkan "kesiapan" untuk memulai evakuasi kemanusiaan "dengan mengibarkan bendera putih" di Azovstal.

Menurut Kementerian, informasi ini akan dikomunikasikan kepada orang-orang di dalam Azovstal "melalui saluran radio" setiap 30 menit.

Baca juga: Amerika Ketar Ketir China Bakal Bantu Rusia, Joe Biden Siapkan Kebijakan Keras untuk China, Apa Itu?

Rusia pekan lalu mengatakan telah menguasai penuh kota strategis Ukraina timur, kecuali kawasan industri Azovstal yang besar.

Presiden Vladimir Putin sendiri telah memerintahkan blokade pabrik baja itu, di mana ratusan warga sipil dilaporkan berlindung dengan pasukan Ukraina.

Bahas Evakuasi

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Minggu 24 April 2022 mengaku berbincang dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dia mengatakan, pembicaraan tersebut membahas perlunya evakuasi warga sipil dari Kota Mariupol dengan segera, sebagaimana dilansir Reuters.

Dia mengatakan keduanya berbicara tentang evakuasi di Mariupol, termasuk pabrik Azovstal yang dikepung namun dikuasai Ukraina.

Baca juga: Pemicu Perang Dunia 3 Diungkap Rusia, Singgung Pesawat Ruang Angkasa Amerika Serikat

"Saya menekankan perlunya evakuasi segera warga sipil dari Mariupol, termasuk Azovstal, dan pertukaran segera pasukan yang diblokir," tulis Zelensky di Twitter.

Turki berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam dan memiliki hubungan baik dengan kedua negara. Sejauh ini, Turki telah mendukung Ukraina serta menentang sanksi terhadap Moskwa.

Kantor Kepresidenan Turki mengatakan, Erdogan berbicara kepada Zelensky selama panggilan telepon bahwa evakuasi yang terluka dan warga sipil di Mariupol harus dipastikan.

Pasalnya, situasi di sana semakin menyedihkan dari hari ke hari.

"Presiden Erdogan mengatakan siap memberikan semua bantuan yang dia bisa selama proses negosiasi dan menawarkan dukungan yang diperlukan, termasuk mediasi," bunyi pernyataan itu.

Erdogan juga mengatakan, Turki pada prinsipnya memandang masalah penjamin secara positif. Zelensky mengatakan pada Sabtu 23 April bahwa Ukraina ingin AS setuju untuk menjadi salah satu penjamin keamanannya untuk melindunginya dari ancaman di masa depan. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved