Perang Rusia Ukraina

Gegara Perang Rusia Ukraina, Rudal THAAD dan PAC-3 Laku Keras,Lockheed Martin Amerika BanjirPesanan

Invasi Rusia ke Ukraina telah membuka mata negara-negara untuk mempertahankan diri dari berbagai serangan udara Rudal pertahanan yang dianggap mumpun

Editor: Alfred Dama
via Kontan.co.id
Gegara Perang Rusia Ukraina, Rudal THAAD dan PAC-3 Laku Keras, Lockheed Martin Banjir Pesanan 

POS KUPANG.COM -- Invasi Rusia ke Ukraina telah membuka mata negara-negara untuk mempertahankan diri dari berbagai serangan udara

Rudal pertahanan yang dianggap mumpuni menahan serangan jet tempur hingga roket antara lain Rudal THAAD dan PAC-3

Pembuat rudal tesebut merupakan perusahana asal Amerika , Lockheed Martin pun kebanjiran pesanan

Produsen senjata nomor satu AS, Lockheed Martin, pada hari Selasa (19/4) mengaku bahwa permintaan sistem pertahanan rudal telah meningkat sejak konflik perang Ukraina meletus.

CEO Lockheed Martin Jim Taiclet mengatakan bahwa perusahaannya kini menerima banyak permintaan untuk Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan Patriot Advanced Capability (PAC-3).

Baca juga: Presiden Ukraina Beri Peringatan, Sebut Rusia Baru Mulai dan Berencana Serbu Juga Negara Lain

"Kami mendapat sinyal permintaan untuk THAAD dan PAC-3 dari seluruh dunia. Pemerintah dunia kini berpikir bahwa memiliki kapasitas pertahanan rudal yang efektif di negara masing-masing adalah sesuatu yang bermanfaat," ungkap Taiclet, seperti dikutip Reuters.

Taiclet menyebut bahwa serangan rudal Rusia ke rumah sakit dan fasilitas publik lainnya di Ukraina telah membuka mata badan pertahanan negara di seluruh dunia.

Meski mengakui adanya peningkatan pesanan, namun laporan terbaru Lockheed Martin menunjukkan bahwa pendapatan kuartalannya turun seiring turunnya laba kuartalan sebesar 5,7%.

Penurunan laba didorong oleh buruknya kondisi rantai pasokan yang dipicu oleh pandemi Covid-19 diperparah oleh tekanan inflasi.

Baca juga: Zelenskyy Dorong Lebih Banyak Senjata untuk Ukraina Jelang Pertemuan dengan Pejabat Tinggi AS

Namun, menegaskan kembali prospek pendapatan setahun penuh sekitar US$66 miliar. Jumlah itu sejalan dengan perkiraan banyak analis.

Unit Aeronautika Lockheed, yang membuat jet tempur F-35, telah mengalami kenaikan pendapatan 2% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, tetapi labanya turun 2% menjadi US$697 juta.

Lockheed Martin pada kuartal lalu telah mengamankan pengiriman jet F-35, berbanding 17 unit pada periode yang sama di tahun lalu. Taiclet mengatakan Lockheed sedang bekerja untuk meningkatkan penjualan F-35 untuk tahun 2023.

Baca juga: Presiden Ukraina Beri Peringatan, Sebut Rusia Baru Mulai dan Berencana Serbu Juga Negara Lain

Secara keseluruhan, laba bersih Lockheed turun menjadi US$1,73 miliar, atau US$6,44 per saham, pada kuartal pertama yang berakhir 27 Maret. Periode yang sama tahun lalu, labanya mencapai US$1,84 miliar, atau US$6,56 per saham.

Pada kuartal itu Lockheed juga telah mengabaikan usulan akuisisi produsen mesin roket Aerojet Rocketdyne Holdings Inc senilai US$4,4 miliar, setelah regulator antimonopoli menuntut untuk memblokir kesepakatan tersebut.*

Artikel lain terkait Perang Rusia Ukraina

Baca Artikel lain KLIK di Pos Kupang.com

Sebagian artikel inik sudah tayang di Kontan.Co.id berjudul: Lockheed Martin Kebanjiran Pesanan THAAD dan PAC-3 Sejak Perang Ukraina Meletus

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved