Berita Ende Hari Ini
Habis Shalat Teraweh Bupati Ende Pantau Perayaan Kamis Putih di Gereja
oleh Pemerintah Kolonial Belanda, tetapi semangat Pancasila itu sendiri sudah dihidupi oleh masyarakat Ende.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM, ENDE - Selepas Shalat Teraweh, Bupati Kabupaten Ende, Djafar Achmad, berkeliling ke gereja - gereja di Kota Ende, memantau Perayaan Kamis Putih, Kamis 14 April 2022.
Bupati Djafar senang Perayaan Malam Kamis Putih berlangsung aman dan kondusif, didukung dengan suasana alam yang sejuk.
Orang nomor satu di Kabupaten Ende ini juga menyempatkan diri berbincang dengan para para Imam dan menyapa umat Kristiani yang berbondong - bodong ke gereja.
"Alhamdulilah, Puji Tuhan, Ende memang benar - benar Kota Rahim Pancasila," ucap Bupati Djafar.
Baca juga: Tren Angka Kasus Covid-19 Sumba Timur Menurun, 65 Warga Yang Dirawat, Satu Kecamatan Zona Merah
Kata Bupati Djafar, dirinya bukan memantau, lebih tepatnya menikmati indahnya keberagaman. Dia melihat ada yang pergi Shalat Teraweh dan ada yang pergi ke gereja dan warga saling menyapa.
Selain itu, sudah menjadi semacam tradisi di Kabupaten Ende, setiap perayaan besar keagamaan, umat lintas agama turut ambil bagian. "Para Remaja Masjid misalnya, bantu mengatur parkir di gereja, setiap ada perayaan besar," kata Bupati Djafar Djafar.
Ende, lanjutnya, memang pantas disebut Kota Pancasila. Bukan saja karena Bung Karno pernah dibuang ke Ende (1934-1938) oleh Pemerintah Kolonial Belanda, tetapi semangat Pancasila itu sendiri sudah dihidupi oleh masyarakat Ende.
Bung Karno sendiri, selama berada di Ende, bergaul akrab dengan tokoh - tokoh lintas agama. Gaya kepemimpinan yang tidak eksklusif seperti ini tentunya menjadi contoh bagi pemimpin masa kini dan masa depan.
Baca juga: Jadwal Liga Inggris 2021-2022 Malam Ini: Posisi Tottenham Asuhan Antonio Conte Masih Rawan
Kendati demikian, harus diakui bahwa keberagaman bisa memicu konflik. Sebagai contoh, peristiwa pencemaran Hostia di Gereja Onekore Ende, beberapa waktu lalu dilakukan oleh seorang muslim.
Namun, yang menjadi istimewa bagaimana konflik dalam keberagaman itu diselesaikan. Persoalan ditempatkan proporsional dan sesuai dengan ranah nya. Peristiwa itu tidak melunturkan semangat menghidupi Pancasila.
Bupati mengatakan, Ende bagian penting dari sejarah Kemerdekaan Indonesia, bukan pertama - tama peninggalan berupa benda atau barang yang terkait Bung Karno ada di Ende, tetapi semangat dan nilai - nilai Pancasila hidup dan mesti tetap hidup di Ende. (*)
Kasat Reskrim Polres Ende Menghimbau Kenakan Pakaian yang Sopan Saat Melakukan Video Call |
![]() |
---|
Pria Penyebar Foto Bugil Pacarnya Sendiri di Ende Diancam Hukuman 6 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Unit Buser Polres Ende Amankan Seorang Pria Penyebar Foto Bugil Pacarnya Sendiri |
![]() |
---|
Proyek Puskesmas Kota Ratu Mangkrak, Penyidik Satreskrim Polres Ende Mulai Lakukan Pulbaket |
![]() |
---|
Jadi Desa Binaan Bank NTT Cabang Mbay, Produk UMKM di Desa Ululoga Kian Bergeliat |
![]() |
---|