Tips Sehat

Napas Bayi Bunyi, Kapan Orang Tua Perlu Waspada? Ini Penjelasan Dokter Vennia Riskia Tristianti

Pada bayi yang baru lahir, hal tersebut membuat lendir dalam hidung mudah terjebak dan menghambat aliran udara.

Editor: Alfons Nedabang
DRAMAFEVER
Ilustrasi bayi dan sang ibu 

• Hidung kembang kempis. Lubang hidung bayi akan tampak mengembang dan mengempis secara cepat, sebagai peningkatan usaha untuk bernapas.

• Retraksi atau tarikan dinding dada. Otot dada bayi yang terletak pada sela tulang rusuk dan leher terlihat keluar masuk lebih dalam dari biasanya. Sela tulang rusuk akan nampak tertarik ke dalam.

- Sianosis atau kebiruan. Hal tersebut menandakan tubuh tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup dari paru-paru. Untuk memeriksa apakah bayi tampak kebiruan, perhatikan daerah yang memiliki banyak aliran darah banyak, seperti bibir, lidah dan ujung jari kaki tangan.

- Kesulitan minum. Sesak napas pada bayi sering disertai dengan penurunan frekuensi minum bayi.

- Lemas dan lesu. Bayi akan tampak lemas dan kurang aktif jika terdapat gangguan serius pada saluran napas.

- Demam. Infeksi paru-paru akan menimbulkan demam. Usahakan orangtua memiliki termometer untuk memeriksa suhu bayi. Bayi dikatakan demam jika suhu tubuh lebih dari 37,50C.

Masalah napas berbunyi pada bayi adalah hal yang normal terjadi. Walaupun merupakan hal fisiologis, orangtua perlu tetap waspada.

Jika terdapat tanda bahaya pada napas bayi, sebaiknya orangtua memeriksa apakah bayi tampak kebiruan, perhatikan daerah yang memiliki banyak aliran darah banyak, seperti bibir, lidah dan ujung jari kaki tangan. (dr. Vennia Riskia Tristianti - Dokter Umum di RSUD Lewoleba)

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved