Berita Nasional
Cak Nun Singgung Kehebatan AS: Indonesia Lebih Hebat Hanya Belum Tepat Presidennya, Sindir Jokowi?
Ibarat mengeritik Presiden Jokowi, itulah kalimat yang dilontarkan Muhammad Ainun Nadjib atau biasa disapa Cak Nun. Ia memuji AS sambil sindir Jokowi.
POS-KUPANG.COM - Ibarat mengeritik Presiden Jokowi, itulah kalimat yang dilontarkan Muhammad Ainun Nadjib atau biasa disapa Cak Nun.
Budayawan tersohor ini tetiba melontarkan pernyataan yang tajam dan menohok dan menyinggung Amerika Serikat.
Bahkan di bagian akhir kalimatnya, ia menyinggung Presiden Indonesia.
Ini terungkap saat ia memberikan ceramah. Dalam ceramahnya itu, ia terang-terangan menyinggung kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Cak Nun sepertinya mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia belum dipimpin oleh orang yang tepat.
Apakah ini berarti Jokowi belum tidak tepat memimpin bangsa Indonesia?
"Wahai Amerika, wahai Rusia, wahai semua negara yang merasa kuat dan adikuasa."
"Jangan pikir kalian benar-benar berkuasa, karena kami adalah bangsa dengan peradaban dengan skala waktu 18 generasi."
Baca juga: Komisioner KPU Kebut Persiapan Pemilu Usai Dilantik Presiden Jokowi
Demikian Cak Nun saat mengisi ceramah 'Sinau bersama Cak Nun' di Masjid At-Taufiq, Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Minggu 10 April 2022 malam.
"Sehingga ilmu kita, manajemen kita akan jauh melebihi kalian semua.
Cuma sekarang belum tepat saja presidennya. Jangan marah," imbuhnya.
Pernyataan Cak Nun itu langsung disambut aplaus meriah para peserta ceramah yang diikuti juga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Ketika mendengarkan pernyataan tersebut, Ketua DPR RI Puan Maharani, hanya memandang Cak Nun.
Cak Nun pun menegaskan bahwa dirinya tidak mengatakan presidennya salah. I hanya mengatakan bahwa presidennya belum tepat.
Oleh sebab itu, ia meminta agar tak ada yang tersinggung apalagi marah.
"Mohon maaf ya saya bukan mengeritik. Saya itu penasaran dengan kebesaran Indonesia yang tidak bisa kita wujudkan," tandasnya.
Pesan Jokowi Jelang Pemilu 2024
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi pada isu-isu yang berkembang dan tidak terbukti kebenarannya.
Apalagi, menjelang Pemilu 2024 biasanya suasana di dunia perpolitikan memanas.
Baca juga: Jokowi Minta Hitung Ulang, Biaya Pemilu dan Pilkada 2024 Tembus Rp 110,4 TriliunĀ
Sebagaimana diketahui, Jokowi akan melantik anggota KPU dan Bawaslu pada Selasa 12 April 2022 mendatang.
"Pada Selasa 12 April 2022 besok, KPU dan Bawaslu periode 2022-2027 akan kita lantik dan segera mempersiapkan Pemilu dan Pilkada serentak di 2024."
"Menjelang kontestasi politik, biasanya suhu menghangat itu biasa, tapi jangan sampai masyarakat terprovokasi lokasi oleh kepentingan-kepentingan politik yang tidak bermanfaat," kata Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu 10 April 2022.
Dengan dilantiknya KPU dan Bawaslu periode 2022-2027 ini, Jokowi berharap dapat meyakinkan masyarakat bahwa pihaknya tidak mengiginkan adanya perpanjangan masa jabatan presiden maupun penundaaan Pemilu, sebagimana isu yang berkembang di masyarakat saat ini.
"Seluruh tahapan dan jadwal pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak itu sudah ditetapkan."
"Saya kira sudah jelas dan semuanya sudah tahu bahwa Pemilu akan dilaksanakan 14 Februari 2024."
"Ini perlu di jelaskan, jangan sampai nanti muncul spekulasi situasi seperti yang beredar di masyarakat."
"(Yakni) bahwa pemerintah (dianggap sedang) berupaya untuk melakukan penundaan Pemilu atau spekulasi mengenai perpanjangan jabatan presiden dan juga yang berkaitan dengan tiga periode."
Baca juga: TERBARU, Presiden Jokowi Larang Menteri Bicara Pemilu dan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden: Nggak!
"Karena jelas bahwa kita telah sepakat pemilu dilaksanakan tanggal 14 Februari dan Pilkada dilaksanakan dilaksanakan nanti di November 2024."
"Dan dijelaskan seklaian tahapan Pemilu itu sudah dimulai nanti di bulan pertengahan Juni 2022 sudah dimulai."
"Seperti ketentuan Undang-undangnya yakni 20 bulan sebelum pemungutan suara," lanjut Jokowi. (*)