Demo Mahasiswa

Dosen Undana Riky Ekaputra Foeh Angkat Bicara Terkait Demo BEM SI April 2022

mahasiswa semata-mata mengingatkan pemerintah untuk tidak keluar dari jalurnya dalam merancang kebijakan agar tak merugikan masyarakat

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Dosen Undana Riky Ekaputra Foeh Angkat Bicara Terkait Demo BEM SI April 2022
POS-KUPANG.COM/HO-RIKY EKAPUTRA FOEH
Riky Ekaputra Foeh

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - 11 April 2022 besok direncanakan adanya demo mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).

Dosen Administrasi Bisnis FISIP Undana, Riky Ekaputra Foeh pun angkat bicara terkait dengan hal ini saat dikonfirmasi Minggu 10 April 2022.

Menurut dia, tuntutan mahasiswa adalah luapan arus yang sejak lama dipendam masyarakat yang disulitkan oleh keadaan ekonomi akhir-akhir ini. 

Dua tahun terakhir pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan dunia. Namun situasi di dalam negeri dihadapkan lagi dengan kelangkaan harga minyak goreng yang tinggi saat ini.

Baca juga: Polres Rote Ndao Gelar Operasi Semana Santa Turangga 2022

Pengendalian harga sembako dinilainya amburadul lalu dengan rencana menaikkan harga bahan bakar minyak.

"Tentunya secara ekonomi ini akan sangat memberatkan masyarakat kita di seluruh Indonesia", ujarnya. 

Demo di masa puasa kata dia adalah momentum yang sebenarnya kurang tepat tetapi apabila pemerintah dari awal bisa mencegah tidak terjadi kenaikan harga kebutuhan seperti saat ini maka tidak kemudian situasi akan berakhir seperti ini. Hak untuk bersuara dapat dilakukan kapanpun. 

Riky menjelaskan Indonesia sendiri masih menjadi negara konsumtif yang terus mengimpor dari luar sementara harga minyak masih meroket naik. Perhitungan pemerintah sendiri ditargetkan pada US$ 70 per barel minyak mentah sedangkan saat ini harga minyak di atas US$ 100 dollar per barel. 

Baca juga: Adik Bunuh Kakak Kandung di Balaweling Adonara Ternyata Hanya Dipicu Persoalan Senter

"Bila perang berlanjut maka otomatis pemerintah tidak ada pilihan lain untuk menyesuaikan harga minyak dengan subsidi sehingga tidak memberatkan masyarakat. Tetapi di lain sisi beban ini juga kembali lagi kepada masyarakat", ungkapnya

Dikatakan Riky bahwa ekonomi global memang mempengaruhi ekonomi dalam negeri tetapi Indonesia terbukti belum siap menahan gejolaknya dengan situasi politik yang ada saat ini. 

"Keadaan ini yang akhirnya berujung pada protes 11 April", ungkapnya

"Sayangnya kita tidak terlalu siap menghadapi ini. Kita mau menyalahkan pemerintah juga sulit. Memang pemerintah dalam posisi dilematis", tambahnya

Baca juga: Warga Jual Takjil di Depan Masjid Baiturrahman Bakunase  Kota Kupang

Demo yang direncanakan 11 April oleh mahasiswa di seluruh Indonesia secara serentak memang sah, dirinya pun mendukung sebagai bagian dari aspirasi yang bisa disampaikan.

"Ini adalah feedback dari apa yang terjadi sepanjang beberapa waktu ini", tambah dia. 

Selain itu, kata dia mahasiswa memang memiliki tingkat kritisi sehingga merasa perlu membuat suatu gerakan kepada pemerintah untuk tidak lagi mengambil langkah yang memberatkan masyarakat. 

"Saya memandang bahwa tentu masalah ekonomi ini cukup berat dan tahun ini memang kita akan mengalami penyesuaian mulai dari minyak goreng", lanjutya lagi. 

Baca juga: Gubernur NTT Ancam Copot Penjabat Bupati Jika Ketahuan Berpolitik

Kestabilan dari pasokan luar negeri juga belum terlalu memadai seperti misalnya komoditi kedelai. Stabilnya kondisi ini diperkirakannya dapat berlangsung pada Oktober.

Begitupun pemerintah dari saat ini perlu mempersiapkan planning ekonomi untuk tahun depan agar kondisinya tidak sama. "Itu estimasi saya", tukasnya. 

Menurut dia, mahasiswa semata-mata mengingatkan pemerintah untuk tidak keluar dari jalurnya dalam merancang kebijakan agar tak merugikan masyarakat.

Kebijakan pemerintah di sektor minyak goreng berganti beberapa kali dalam sebulan tanpa kajian yang matang. Untuk itu sebelumnya mengusulkan untuk mengganti Menteri Perdagangan yang tidak dapat mengatasi hal ini. 

Baca juga: Rela Tinggalkan 6 Anak, Seorang Ibu di Flotim Jadi Korban Dugaan Trafficking Calo PJTKI

Demo yang dilangsungkan pada saat puasa ini pun perlu dihargai karena bila ada kestabilan harga sembako tercapai maka justru akan lebih baik ke depannya, apalagi akan memasuki Idul Fitri yang berarti masa pasokan bahan makanan, sembako, minyak goreng dan BBM diharapkan stabil, terlebih lagi juga kebijakan untuk mudik sudah dibolehkan. 

"Sebagai besar pemudik menggunakan kendaraan pribadi yang membutuhkan bahan bakar", ujar dia. 

Ia juga berharap pendemo atau para mahasiswa nantinya tetap berjalan damai tanpa merusak fasilitas-fasilitas publik. (*)

Berita NTT Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved