Berita Ekonomi Hari Ini

Pertumbuhan Ekonomi NTT Belum Efisien Dibandingkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Dijelaskan Nyoman, pertumbuhan ekonomi di 2021 terutama pada triwulan IV mencapai 3,1 persen year on year (yoy)

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-PERWAKILAN BI NTT
FOTO BERSAMA - Para nara sumber foto bersama dalam acara Sasando Dia, SAnte-SANte Duduk baOmong deng meDIA di Venue Ruang Nemberala lantai 3 Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat 8 April 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Jika dibandingkan dengan nasional, pertumbuhan ekonomi NTT tidak terlalu efisien di kisaran angka 9,6 persen. Namun jika ingin pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen, sudah disimulasikan dan membutuhkan dorongan investasi sekitar 49-59 triliun setiap tahunnya.

"Kita selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (OJK NTT) dan juga Ditjen Perbendaharaan (djpb) NTT kita juga menghadirkan pembicara dari OJK Kantor pusat dan BAPPEBTI,"ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja dalam acara Sasando Dia,SAnte-SANte Duduk baOmong deng meDIA di Venue Ruang Nemberala lantai 3 Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Jumat,8 April 2022.

Dijelaskan Nyoman, pertumbuhan ekonomi di 2021 terutama pada triwulan IV mencapai 3,1 persen year on year (yoy) namun pertumbuhan ekonomi ini masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 persen.

Baca juga: Rusia Kehilangan 19.300 Tentara, 722 Tank, 1.911 Kendaraan Lapis Baja Selama Perang di Ukraina

Artinya jika dilihat secara nasional kontribusinya 29 persen di sektor pertanian,kemudian 13 persen di sektor administrasi pemerintah dan perdagangan 11 persen.

"Sedangkan nasional itu lebih banyak pertumbuhan ekonominya didorong oleh sumber daya alam seperti gas, minyak, emas, tambang dan sebagainya termasuk batubara yang sedang naik komoditinya di kancah internasional,"terang Nyoman.

Secara q to q pertumbuhan ekonomi NTT sekitar 2,59 persen ini sudah lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,14 persen artinya bahwa track pertumbuhan ekonomi NTT sudah lebih bagus.

Baca juga: Gubernur NTT Sambangi Kampung Adat Lewokluok,  Flores Timur

Juga sudah on the track langkah-langkah pemulihan yang dilakukan baik pemerintah daerah, seluruh stakeholder terutama oleh DJPB, OJK, Bank Indonesia dan seluruh komponen masyarakat yang terus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Jika dibandingkan pada triwulan IV 2019 sudah lebih tinggi sebesar 1,65 persen artinya perekonomian NTT sudah pulih dibandingkan 2019 sebelum pandemi.

Nyoman menyampaikan jika subsektor pertanian menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi namun ternyata tidak maksimal karena menurutnya di triwulan ke IV sudah melakukan panen dan di triwulan I 2022 ini melakukan panen raya.

Baca juga: Susah Tidur, Demam hingga Mual Muntah, Inilah Gejala Penyakit Tipes, Infeksi di Saluran Pencernaan

Sektor yang berpengaruh di dalam pertumbuhan ekonomi adalah konstruksi sebesar 13 persen dan perdagangan sebesar 8,4 persen sedangkan dari sisi pengeluaran,yang paling banyak berpengaruh adalah konsumsi rumah tangga sebesar 4,89 persen dan investasi sebesar 10,95 persen.

Artinya bahwa jika pemerintah mendorong terus pengeluaran pemerintah secara optimal bisa menambah kemampuan rumah tangga untuk melakukan konsumsi.

"Kemarin rata-rata pengeluaran pemerintah itu di bawah 90 persen dengan kisaran 85-86 persen,"terang Nyoman.

Baca juga: Kelas Maju Digital Tokopedia: Beri Tips Tingkatkan Omzet UMKM di Bulan Ramadan

Dalam kesempatan ini,Wayan meminta pemerintah daerah agar bisa mendorong hingga di atas 95-98 persen kemudian bagaimana kita mendorong dan menarik investasi di NTT.

Pasalnya, lanjutnya, kalau kita lihat walaupun investasi ini 10,95 persen ini lebih banyak didorong oleh investasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat terutama karena proyek-proyek nasional termasuk pariwisata strategis Nasional.

Menurut Nyoman, jika pemerintah bisa mendorong PMA atau PMDN dari swasta tentu akan lebih baik lagi dan sustainable walaupun dilihat dari ikon di angka 9,6 persen artinya bahwa untuk menaikkan satu rupiah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kita diperlukan 9,6 persen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Ketua Umum Golkar Airlangga Instruksikan Golkar Sumbar Kembalikan Kejayaan Partai

Harapannya bagaimana pemerintah mengoptimalisasi pengeluaran dan bagaimana menarik investasi sehingga mau berinvestasi di Nusa Tenggara Timur.

Secara nasional pertumbuhan ekonomi NTT masih kecil,kisaran 0,65 persen dibandingkan NTB dan Bali di wilayah Bali Nusra,NTT termasuk paling kecil karena angkanya masih Rp 110,8 triliun (PDRB) kita setahun.

Dilanjutkan Nyoman diperlukan kebijakan-kebijakan khusus, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, sektor-sektor atau subsektor apa saja yang mau diunggulkan yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Tingkat Permintaan Karangan Bunga di Kota Kupang, NTT Alami Fluktuasi

Seperti yang sudah dicanangkan Gubernur dan jajarannya bahwa pariwisata sebagai manuver bagi ekonomi NTT.

NTT terdiri dari ribuan pulau dengan pantai serta budaya yang sangat indah yang tentunya menarik bagi wisatawan namun kontribusi kita dalam PDRB masih kurang dari 2 persen artinya meskipun pertumbuhan ekonomi didorong namun belum bisa mendongkrak secara cepat bagi pertumbuhan ekonomi NTT.

"Artinya kontribusi sektor dan subsektor yang perlu dapat perhatian adalah pertanian dan konstruksi yang termasuk di dalamnya adalah perdagangan," ungkapnya.

Baca juga: Jeriko Beri Sinyal Bergabung ke Partai Gerindra NTT, Mengaku Sudah Berdiri Bebas

Dengan mempertimbangkan ekonomi menurut Nyoman sudah mulai bagus on the track pemulihan ekonomi namun ada tantangan global seperti kenaikan komoditi-komoditi dan juga adanya invasi Rusia ke Ukraina.

Nyoman menerangkan tahun ini menurunkan proyeksinya dibandingkan Desember tahun lalu di kisaran 4,72 - 5,52 persen dengan asumsi yang pertama ada djpt atau djps itu berjalan sebagaimana yang diharapkan.

"Beberapa dorongan yang kita lakukan tidak hanya di subsektor Pertanian tetapi juga peternakan itu adalah 30 - 35 persen dampaknya dari ekonomi kita,termasuk konstruksi dan akmamin pariwisata,"kata Nyoman.(*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved