Berita Rote Ndao Hari Ini

Stigma Kaum Perempuan Lemah, Ini Pernyataan Tegas Bupati Rote Ndao

Kegiatan Konfercab ini bertemakan, 'Melayani dengan Sukacita dalam Bingkai Ita Esa'

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/MARIO GIOVANI TETI
FOTO BERSAMA - Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu,beserta Pengurus DPC WKRI Paroki St. Kristoforus Rote Ndao foto bersama di Hotel Videsy, Sabtu 2 April 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti

POS-KUPANG.COM, ROTE NDAO - Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu membalikan stigma perempuan itu lemah dengan mengatakan kaum perempuan sejajar dengan kaum laki-laki.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Konferensi Cabang II WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia) Dewan Pengurus Cabang Paroki St. Kristoforus Ba'a, Rote Ndao, di Hotel Videsy, Kelurahan Mokdale, Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao. Sabtu, 02 April 2022.

Kegiatan Konfercab ini bertemakan, 'Melayani dengan Sukacita dalam Bingkai Ita Esa'. 

"Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, menyambut gembira atas terlaksananya kegiatan ini. Saya berharap agar kegiatan ini, merupakan bagian dari partisipasi kaum Wanita Katolik di Rote  Ndao untuk mendharmabaktikan potensi dan kemampuannya dalam mengisi pembangunan di cabang ini," kata Bupati Paulina. 

Partisipasi yang dimaksudkan Bupati Paulina adalah dengan memberikan masukan-masukan yang berguna bagi Gereja Katolik dan juga teristimewa kepada WKRI St. Kristoforus Rote Ndao. 

Baca juga: Isak Tangis Iringi Tabur Bunga di Hundihuk Rote Ndao, Bupati Paulina Beri Penguatan

"Memberikan kritik dan solusi kepada pemerintah, agar kita sama-sama membangun dengan hati dan suara demi kesejahteraan rakyat. Hal ini penting saya sampaikan, mengingat kaum wanita merupakan aset untuk masa depan Bangsa dan Gereja," jelas Bupati Paulina.

Bupati Paulina juga menerangkan bahwa apabila menelisik kembali sejarah perjalanan Bangsa Indonesia maka sudah tidak bisa dipungkiri lagi, kepeloporan kaum perempuan mempunyai peran dan posisi yang sangat strategis.

"Berbagai momen penting Bangsa kita, baik pada masa sebelum kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan, lahir dari ide, semangat dan kepemimpinan para perempuan.  Pada masa penjajahan kaum perempuan tampil mempelopori perjuangan kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini," terang Bupati Paulina.

Selanjutnya Bupati Paulina mengajak kaum perempuan untuk saatnya bangkit. Menuntut hak-hak sebagai perempuan, Karena menurut Bupati Paulina, perempuan dan laki-laki seharusnya sejajar karena terlahir bersama.

"Sudah saatnya kita bangkit. Jangan ada lagi stigma yang mengatakan perempuan itu lemah dan tak berdaya. Tunjukan partisipasi kita untuk membangun sebuah daerah," ajak Bupati Paulina.

Baca juga: Bank NTT Serahkan Dana CSR Rp.250.000.000 ke Pemkab Rote Ndao

"Tetapi jangan tinggalkan kodrat kita, tetap mempertahankan kodrat sebagai perempuan. Karena kelebihan perempuan, melahirkan dan menyusui. Laki-laki tidak bisa melahirkan dan menyusui. Perempuan harus tunjukan bahwa dia bisa, semangat bahwa kita kuat. Mari kita saling mendukung," sambungnya.

Mencermati sejarah berdirinya Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) yang telah dimulai sejak tahun 1924, dijelaskan Bupati Paulina, menunjukan bahwa WKRI memiliki kesadaran Nasional yang tumbuh pada masa penjajahan untuk memperjuangkan dan mempertinggi martabat Wanita Katolik  atas landasan Iman Katolik.

Sehingga Wanita Katolik lebih berperan sebagai anggota Gereja dan masyarakat yang diadakan saat itu. Sederhana, namun mulia, dikatakan Bupati Paulina, Wanita Katolik saat itu mengadakan kursus menjahit dan memberantas buta huruf. 

Tambahnya, berangkat dari program kerja yang sederhana ini, wanita Katolik menunjukkan eksistensinya dalam memperjuangkan martabat kaum wanita, yang pada masa itu, mengalami keterbelakangan dan penderitaan.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved