China Eastern Airlines Jatuh
China Eastern Airlines Jatuh, Ini Daftar Kecelakaan Pesawat di China, Terbakar Saat Landing
Pesawat Boeing 737 tersebut dilaporkan jatuh di daerah pedesaan dekat Kota Wuzhou di wilayah Guangxi
POS-KUPANG.COM - Sebuah pesawat penumpang milik maskapai China Eastern Airlines yang membawa 133 orang dilaporkan jatuh di barat daya China.
Laporan tersebut disampaikan oleh media China, CCTV, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Senin (21/3/2022).
Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi mengenai korban jiwa dalam kecelakaan yang terjadi pada Senin.
Pesawat Boeing 737 tersebut dilaporkan jatuh di daerah pedesaan dekat Kota Wuzhou di wilayah Guangxi.
CCTV mewartakan, jatuhnya pesawat tersebut memicu kebakaran.
Tim penyelamat telah dikirim ke tempat kejadian.
Dilansir Reuters, pesawat tersebut terbang dari Kunming menuju Guangzhou dan berangkat pada pukul 13.11 waktu setempat.
Pelacakan penerbangan berakhir pada pukul 14.22 watu setempat pada ketinggian 3.225 kaki dengan kecepatan 376 knot.
Pesawat tersebut seharusnya mendarat pada pukul 15.05 waktu setempat.
Catatan keselamatan industri penerbangan China termasuk yang terbaik di dunia selama dekade terakhir.
Berikut daftar kecelakaan pesawat di China mengutip wikipedia:
* Tanggal 24 Agustus 2010
Henan Airlines Penerbangan 8387 (VD 8387) adalah sebuah penerbangan dari Bandar Udara Internasional Taiping Harbin menuju bandara baru Bandar Udara Lindu Yichun, keduanya berlokasi di provinsi Heilongjiang, Tiongkok.
Pada malam hari tanggal 24 Agustus 2010, pesawat ini jatuh saat pendaratan dengan 91 penumpang dan 5 awak pesawat.
Ini adalah kecelakaan pertama dengan korban yang melibatkan Embraer E-190.
Berdasarkan keterangan pihak berwenang di Yichun, pesawat pecah saat menjalani prosedur pendaratan pada pukul 21:36 waktu lokal (13:36 UTC), ketika bandara sedang diselimuti kabut.
Pesawat menyentuh landasan sejauh 1,5 km dari ujung landasan, kemudian melewati landasan pacu dan terbakar.
Reruntuhan pesawat tersebar hingga 1,5 km dari landasan pacu.
Hasil dari kecelakaan menbuat beberapa awak pesawat dan penumpang terlempar keluar kabin.
Detail mengenai kecelakaan tidak jelas sesaat setelah insiden terjadi; seorang petugas likal menyatakan bahwa pesawat terbelah menjadi dua saat mendarat, dan penumpang terlempar dari pesawat, meskipun beberapa korban selamat menyatakan bahwa pesawat tetap utuh hingga keluar landasan pacu.
Pesawat membawa total 96 orang, dari kapasitas maksimum 108 orang, dimana 91 orang penumpang dengan 5 awak pesawat.
Laporan awal menyebutkan 53 penumpang selamat dan 43 ditemukan tewas, kemudian dikoreksi menjai 42 karena tubuh salah satu korban terbelah.
Sebagian besar korban tewas berada di bagian belakang pesawat.
Tidak seorangpun korban selamat yang mengalami cedera parah, meskipun semuanya dibawa menuju rumah sakit.
Banyak penumpang merupakan peserta dari konferensi nasional sumber daya manusia dan pekerjaan, termasuk wakil menteri Sun Baoshu dan beberapa pekerja dari Kementerian Sumber Daya Manusia dan Keamanan Sosial.
Dua peserta dari Chengdu adalah beberapa korban tewas.
Pilot mengalami luka wajah berat dan selamat dari kecelakaan.
Beberapa korban selamat menyatakan bahwa mereka keluar dari lubang di depan pesawat.[1
* Tanggal 20 Agustus 2007
China Airlines Penerbangan 120 adalah sebuah penerbangan reguler China Airlines dari Bandara Internasional Taoyuan Taiwan ke Bandar Udara Naha, Okinawa, Jepang.
Pada tanggal 20 Agustus 2007, pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan maskapai dari Taiwan ini meledak setelah mendarat.
Kurang lebih setengah jam sebelum pesawat mendarat, awak pesawat merasa adanya masalah di mesin nomor dua.
Konfirmasi bahwa mesin pesawat bermasalah diinformasikan oleh pengawas lalu lintas udara di bandara Naha, yang melaporkan kepada pilot bahwa mesin sebelah kanan pesawat telah dilalap api.
Pesawat berhasil mendarat pada pukul 10:31 waktu setempat dan berhenti pada pukul 10:34.
Semua penumpangnya berhasil dievakuasi dengan selamat, pilot dan kopilot meloloskan diri melompat dari jendela kokpit dengan ketinggian sekitar 4 meter.
Kurang dari sedetik kemudian mesin nomor dua meledak secara dahsyat dan membelah pesawat menjadi tiga bagian.
Seluruh 165 penumpang dan awak pesawat selamat
Hanya satu awak darat luka-luka ringan. Kemudian seorang pria Taiwan berusia 57 tahun mengalami masalah hipertensi dan seorang gadis Hong Kong berusia 8 tahun merasa kurang enak badan setelah peristiwa ini.
Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit setempat. Selain itu ada seorang awak pesawat yang terjatuh setelah pesawat meledak dan mengalami luka ringan pula.
* Tanggal 16 Februari 1998
China Airlines Penerbangan 676 (CAL676, CI676) jatuh ke jalan dan kawasan permukiman dekat Bandar Udara Internasional Chiang Kai-shek di Taoyuan County, Taiwan pada Senin malam, 16 Februari 1998.
Jet Airbus A300-622R dengan nomor lambung B-1814 ini sedang terbang dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Bali, Indonesia ke Taipei, Taiwan.
Cuaca didominasi hujan dan kabut ketika pesawat mendekati landasan Bandar Udara Internasional Chiang Kai-shek, sehingga pilot melakukan pendekatan meleset.
Setelah pesawat ini diizinkan mendarat di landasan 05L, kendali otomatisnya dimatikan, dan pilot melakukan terbang putar manual.
Pesawat melambat, mendongak 40 derajat, terbang setinggi 1.000 kaki (300 m), terhenti, dan jatuh dan terbakar di kawasan permukiman.
Ke-196 orang di dalamnya tewas (termasuk presiden bank sentral Taiwan, Sheu Yuan-dong, istrinya, Huang Mian-mei, dan tiga pejabat bank sentral[1]), bersama tujuh orang di darat.
Hao Lu, manajer stasiun radio Voice of Taipei, mengatakan seorang bocah berhasil diselamatkan hidup-hidup dari lokasi kejadian namun meninggal tidak lama kemudian.
Rekaman suara kokpit bocor di Internet, tetapi telah dihapus karena merupakan properti pemerintah Taiwan.
Sejak itu, nomor penerbangan untuk rute ini diganti menjadi 772 dan saat ini dioperasikan Airbus A330-300.
Dengan 203 korban jiwa, ini adalah musibah penerbangan paling mematikan tahun 1998 sampai Swissair Penerbangan 111 jatuh di pantai timur Kanada kurang dari 7 bulan kemudian.
Kecelakaan ini masih menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan di Taiwan dan mematikan kelima yang melibatkan Airbus A300.
* Tanggal 25 Mei 2002
China Airlines Penerbangan 611 merupakan sebuah penerbangan yang menerbangi rute Taoyuan menuju Hong Kong.
Pesawat ini mengalami kecelakaan fatal dalam salah satu penerbangannya pada tanggal 25 Mei 2002.
Dalam penerbangan terakhirnya, pesawat ini dipiloti oleh Kapten Ching-Fong Yi, Kopilot Yea Shyong Shieh, dan Mekanik Udara (Flight Engineer) Sen Kuo Chao.
Setelah 20 menit dalam penerbangan, pesawat tiba-tiba kehilangan kontak dari radar, pesawat jatuh di Pulau Penghu di Selat Taiwan.
Akhirnya diketahui bahwa pesawat jatuh dari ketinggian 35000 kaki sehingga menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 206 penumpang dan 19 awak.
Dari 206 penumpang, 190 penumpang berkewarganegaraan Republik Tiongkok, 1 Singapura, 9 Tiongkok, 5 Hong Kong, dan 1 Swiss.
Pesawat ini seharusnya tiba pukul 16:25 waktu setempat.
Hasil penyelidikan Dewan Keamanan Penerbangan Eksekutif Yuan Republik Tiongkok sebagai berikut:
Pada tahun 1980, pesawat ini pernah mengalami kecelakaan kecil di Bandara International Kai Tak di Hongkong.
Waktu itu, pendaratan keras mengakibatkan bagian ekor pesawat mengalami kerusakan.
Setelah kerusakan tadi, perbaikan hanya dilakukan seadanya.
China Airlines tidak melakukan perbaikan menurut Petunjuk Perbaikan Struktur (SRM) dari perusahaan Boeing.
Perbaikan seadanya ini menyebabkan kegagalan fatik logam yang makin lama makin melemahkan kekuatan struktur badan pesawat.
Kegagalan ini menyebabkan badan pesawat retak sepanjang 180 cm dan menghancurkan struktur pesawat di udara sehingga pesawat jatuh dari ketinggian 35000 kaki ke permukaan laut dekat Kepulauan Pescadores.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesawat China Eastern Airlines Jatuh, Angkut 133 Orang",