Perang Rusia Ukraina
Rusia Kesulitan Pasok Makanan dan Bahan Bakar kepada Pasukan di Garis Depan
Pasukan Rusia bahwa terpaksa mengalihkan sejumlah besar pasukannya untuk mempertahankan jalur pasokan daripada melanjutkan aksi ofensif.
Diplomat tinggi AS Antony Blinken mengatakan pada Kamis 17 Maret 2022 bahwa dia tidak melihat tanda bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin "siap untuk berhenti."
Blinken menggandakan bahasa kasar yang digunakan Presiden Joe Biden, yang sehari sebelumnya mencap Putin sebagai "penjahat perang". Blinken lebih gawat, menyebut Putin sebagai "penjahat" dan "diktator pembunuh."
Baca juga: 4 Jenderal Rusia Terbunuh di Ukraina, Taktik Perang Vladimir Putin Dipertanyakan
Sementara itu, dalam serangkaian pidato terbaru kepada anggota parlemen Barat, Presiden Zelensky mengatakan kepada parlemen Jerman bahwa Moskwa sedang membangun tembok Perang Dingin baru di seluruh Eropa.
Ini disampaikannya tatkala serangan gencar Rusia terhadap Mariupol baru-baru ini telah menimbulkan kengerian khusus.
Pejabat setempat mengatakan lebih dari 2.000 orang telah tewas sejauh ini dalam penembakan tanpa pandang bulu ala Chechnya dari pelabuhan strategis, dan 80 persen dari perumahan telah hancur.
Di bawah penembakan baru Rusia, tim penyelamat menyisir puing-puing gedung teater yang berasap, di mana para pejabat Ukraina mengatakan lebih dari 1.000 warga sipil berlindung di tempat perlindungan bom ruang bawah tanah ketika dibom. Human Rights Watch yakin mereka berjumlah sedikitnya 500 orang.
Di antara 30.000 warga sipil yang dikatakan telah melarikan diri dari Mariupol sejauh ini, para pengungsi mengatakan mereka terpaksa mencairkan salju untuk air minum. Mereka juga memasak sisa makanan di atas api terbuka, dengan pasokan air dan listrik terputus. (*)