Breaking News

Perang Rusia Ukraina

Rusia Kesulitan Pasok Makanan dan Bahan Bakar kepada Pasukan di Garis Depan

Pasukan Rusia bahwa terpaksa mengalihkan sejumlah besar pasukannya untuk mempertahankan jalur pasokan daripada melanjutkan aksi ofensif.

Editor: Alfons Nedabang
PLANET LABS via CNN
Tiga helikopter Rusia di Bandara Internasional Kherson diledakkan militer Ukraina, Selasa (15/3/2022). Dalam citra satelit yang dirilis Planet Labs, kepulan asap terlihat membumbung. 

POS-KUPANG.COM - Pasukan Rusia dilaporkan kekurangan makanan dan bahan bakar di tengah invasinya ke Ukraina. Hal tersebut dilaporkan oleh update informasi intelijen yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Inggris, sebagaimana dilansir The Independent, Kamis 17 Maret 2022.

Kementerian Pertahanan Inggris menambahkan, pasukan Rusia bahwa terpaksa mengalihkan "sejumlah besar" pasukannya untuk mempertahankan jalur pasokan daripada melanjutkan aksi ofensif.

"Masalah logistik terus melanda invasi Rusia yang goyah ke Ukraina," tulis Kementerian Pertahanan Inggris.

Kementerian tersebut menambahkan, Rusia kesulitan memasok makanan dan bahan bakar kepada pasukan mereka di garis depan.

"Serangan balik Ukraina yang tak henti-hentinya memaksa Rusia untuk mengalihkan sejumlah besar pasukan untuk mempertahankan jalur pasokan. Ini sangat membatasi potensi ofensif Rusia," sambung Kementerian Pertahanan Inggris.

Baca juga: Warga Amerika ini Tewas Ditembak Tentara Rusia Saat Antre Roti di Chernihiv Ukraina

Sebelumnya, sejumlah pejabat pertahanan Inggris melaporkan bahwa pihak Rusia terus menderita kerugian besar. Mereka menambahkan, kemajuan pasukan Rusia di darat, laut, atau udara mengalami progres yang minimal dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, mereka juga memuji perlawanan Ukraina yang gigih dan terkoordinasi dengan baik terhadap pengeboman dari Rusia.

"Sebagian besar wilayah Ukraina, termasuk semua kota besar, tetap berada di tangan Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris.

Di sisi lain, sejumlah pejabat AS menuturkan bahwa pasukan Rusia telah menembakkan lebih dari 1.000 rudal ke target-target di Ukraina sejak Moskwa meluncurkan invasi.

Pejabat senior pertahanan AS lainnya mengatakan, Gedung Putih telah mencatat tanda-tanda melemahnya moral pasukan Rusia di beberapa unit yang dikerahkan ke Ukraina.

Menurunnya moral prajurit tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor seperti kepemimpinan yang buruk, kurangnya informasi yang diperoleh pasukan tentang misi, dan perlawanan yang keras dari Ukraina.

Baca juga: Vladimir Putin Dihina Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Rusia Mengamuk

Kejahatan Perang

Serangan baru nan berdarah terhadap warga sipil memicu tuduhan bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina. Di sisi lain, AS juga memperingatkan akan membuat China membayar untuk setiap dukungan yang diberikan untuk serangan Moskwa.

Dilansir AFP, tiga minggu setelah invasi Rusia, jumlah serangan yang keras terhadap sasaran sipil, bertambah termasuk sekolah dan pusat budaya di kota Merefa.

Fasilitas publik ini dihantam tembakan artileri dengan 21 orang tewas, kata pihak berwenang. Terlepas dari pembantaian yang meningkat, hukuman sanksi internasional dan perlawanan kuat yang tak terduga dari Ukraina, tampaknya tak mengubah apapun.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved