Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Kamis 17 Maret 2022: Hati Manusia
Setuju atau tidak, 'hati manusia' adalah otak kehidupan. Mengapa? Tanpa hati, maka manusia akan mengalami kesulitan dengan otaknya sendiri!
Renungan Harian Katolik, Kamis 17 Maret 2022: Hati Manusia (Yer 17: 5-10; Luk 16: 19-31)
Oleh: RP. Gregor Neonbasu SVD
POS-KUPANG.COM - Setuju atau tidak, 'hati manusia' adalah otak kehidupan. Mengapa? Tanpa hati, maka manusia akan mengalami kesulitan dengan otaknya sendiri! Apakah benar seperti itu?
Hati selalu menunjuk pada 'inti' atau sesuatu yang sangat penting, sesuatu yang sangat pokok dalam kegiatan manusia.
Lalu otak adalah 'unsur organis utama' dari tubuh manusia. Tanpa otak, manusia ibarat seekor binatang yang sedang mengatur strategi hidup, agar semua kegiatan berjalan seturut aturan alam semesta.
Tanpa otak, sulit bagi seseorang untuk memahami sesuatu!
Dalam cara berbeda Nabi Yeremia hari ini mengajak kita dengan dua seruan cemerlang: (1) terkutuklah yang mengandalkan manusia, dan (2) diberkatilah yang mengandalkan Tuhan.
Seruan pertama tertuju pada kritik sosial Nabi Yeremia mengenai kecenderungan manusia yang hanya bertumpu pada kekuatan sendiri, dan semenatara itu menjauh dari Tuhan.
Nabi Yeremia melukis kelompok orang pertama 'bagai' semak halus di padang belantara, yang tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengalami datangnya hari yang baik.
Dalam arti, kondisi seperti itu hanya memberi kemungkinan 'tinggal di tanah gersang' di padang gurun, di padang asing yang tidak dihuni manusia.
Seruan kedua, berisi hal yang seharusnya diperhatikan setiap manusia beriman, yakni mengandalkan Tuhan.
Sikap dasar seseorang yang mengandalkan Tuhan adalah dia yang tidak pernah lepas dari harapan 'hanya' pada Tuhan.
Bahasa kiasan yang digunakan Nabi Yeremia, orang yang selalu berharap pada Tuhan bagai pohon yang ditanam di tepi air yang selalu menghasilkan buah berlimpah setiap saat.
Ada alasan cukup, mengapa Nabi Yeremia menggunakan sarana 'pohon' yang tumbuh 'di tepir air'.
Saudara dan saudariku terkasih! Dua seruan Nabi Yeremia dapat disimpul dengan perjuangan manusia untuk menata 'hati' dan 'otak' agar layak di Hadirtat Allah dan pantas bagi manusia sesama.
Tokoh spiritual Mgr Gabriel Manek SVD sungguh perkasa membangun sebuah 'sosok kehidupan' yang selalu setia pada hati manusia, dan dengan cara-cara sederhana menata 'otak' dan 'hati manusia'.
Keunggulan Mgr. Manek di antara orang-orang Indian dan seketika Ia didaulat menjadi pemimpin merekajustru karena perhatiannya pada hati manusia.
Ia menata hati suku-suku orang asing yang kerkah; Ia merawat hati orang-orang yang terbuang dari struktur kehidupan sosial.
Ia menata hati orang-orang yang terpenjara dalam kesulitan. Ia memberi harapan bagi hati yang luka dan menderita.
Ia menata hati manusia sebagai tempat diam Roh Kudus.
Ia juga menata hati manusia sebagai ruang pribadi yang selalu harus dipelihara. Ia membimbing orang-orang untuk senantiasa 'membersihkan' hati agar terbit dari sana karya-karya pelayanan yang berkenan di hati Allah.
Dalam bingkai spiritualitas Nabi Yeremia, Uskup Orang Miskin Mgr Gabriel Manek SVD selalu meyakinkan orang bahwa segala yang baik bersumber dari hati yang baik dan bersih, hati yang selalu terbuka bagi Sabda Tuhan, hati yang selalu dengan rindu 'mendengar' Kehendak Allah, hati yang selalu siap untuk berjumpa dengan Wajah Allah; hati yang diam dan tak pernah alpa menyimpan segala dalam hati seperti dilakukan Bunda Maria.
Sekali lagi, dengan cara sederhana, Uskup Via Dolorosa Mgr Gabriel Manek SVD selalu menekankan bahwa segala yang terpuji tidak pernah lepas dari 'hati manusia' yang baik; 'hati manusia' yang memiliki sesuatu yang bermartabat; 'hati manusia' yang siap memberi ampun, dan 'hati manusia' yang senantiasa dekat pada Tuhan sumber kebenaran dan kehidupan.
Seluruh jati diri Uskup Manek memberi pencerahan: apapun karya dan hidup manusia, hal itu harus selalu berawal dari 'mencari Wajah Allah', menata hati dan budi, agar Sabda dan Kehendak Tuhan dapat difahami dalam konteks kehidupan manusia saat ini.
Dari hati yang baik, akan selalu mengalir 'air kehidupan' yakni hal yang 'pantas' dan 'layak' bagi manusia di sepanjang segala masa.
Mari kita bersama Mgr Gabriel Manek SVD meminta Terang Roh Kudus, agar hidup kita selalu setia menata hati, agar bagi kita selalu terbuka 'peluang' untuk mendengar dan memahami Kehendak Tuhan dalam kehidupan setiap hari, terlebih pada saat kita menghadapi berbagai peristiwa hidup yang menantang.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 17 Maret 2022:
Bacaan I: Yer 17:5-10
Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan.
Bacaan dari kitab Yeremia:
Beginilah firman Tuhan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!
Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk.
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!
Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu!
Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya."
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 1:1-2.3.4.6
Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
*Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh;
tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.
*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buah pada musimnya,
dan tak pernah layu;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.
*Bukan demikianlah orang-orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiup angin.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil: Luk 8:15
Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Bacaan Injil: Luk 16:19-31
Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Inilah Injil Suci menurut Lukas:
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus,
dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok.
Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur.
Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya.
Lalu ia berseru, "Bapa Abraham, kasihanilah aku.
Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!"
Tetapi Abraham berkata, "Anakku, ingatlah!
Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk.
Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang!"
Kata orang itu, 'Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu.'
Tetapi kata Abraham, 'Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.'
Jawab orang itu, 'Tidak, Bapa Abraham!
Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/gregor-neonbasu-svd.jpg)