Parodi Situasi

Parodi Situasi: Minta Ampun, Minyak Goreng!

"Jaki dagang minyak goreng tetapi tidak mengerti kenapa minyak goreng hilang dari pasar. Minyak goreng langka!" sambung Rara.

Editor: Alfons Nedabang
BALINESIA.COM
Maria Matildis Banda 

POS-KUPANG.COM - Entah mengapa minyak goreng mahal. Yang paling kecil yang biasanya enam ribu rupiah melonjak naik sampai sepuluh ribu. Minyak goreng keluar dari peredaran. Susah dapat minyak goreng sebagaimana biasanya. Kalau Anda ke supermarket saat ini yang ada hanya minyak untuk diet, yang harganya selangit. Mau cabut uang dari mana?

***

"Waduh minyak goreng saja ribut," komentar Jaki. "Itu soal kecil," Jaki menjentikkan jari. "Orang sibuk pikir politik, pikir negara, eeeeh kamu pikir minyak goreng!

"Minta ampun, Jaki!" Rara melotot dengan marah. "Memang benar kamu, Jaki laki-laki yang tidak mengerti perspektif keluarga. Dalam hal minyak goreng ini ya harus ribut. Masak ini itu, goreng ini itu, urusan kampung tengah, alias perut!"

Baca juga: Parodi Situasi: Preman Kampung dan Jembatan Liliba

"Wah, kamu punya mulut seperti perempuan!" teriak Jaki. "Hanya perempuan saja tuh yang ribu soal-soal kecil, minyak goreng, minyak tanah, wah, kacau ini negara kalau hanya soal minyak goreng saja ribut bukan main-main. Sudah gila!"

"Kamu yang gila!" sambar Rara. "Bukankah kamu salah satu distributor minyak gorang? Minyak goreng itu soal semua kita. Soal anak-anak, ibu-ibu, keluarga, kita semua. Kamu tidak tahu dapur jadi kamu tidak mengerti pentingnya minyak goreng untuk urusan masak-memasak. Tanggung jawab bapa mama keluarga, masyarakat, pemerintah! Jangan kamu anggap remeh!"

***

"Huih kamu mulut seperti perempuan!" tantang Jaki. "Apa kamu bilang?" Nona Mia tiba-tiba datang diikuti Benza. "Kamu bilang apa? Mulut seperti perempuan? Apa maksudnya? Mulut seperti perempuan itu yang bagaimana?"

Baca juga: Parodi Situasi Minggu 16 Januari 2022: Rokok dan Tuak Salah Siapa?

"Cerewet tuh, omong ngalor ngidup, gosip tidak jelas," jawab Jaki enteng. "Enak saja!" Nona Mia memegang kedua tangan Jaki dan memutarnya sampai Jaki berteriak kesakitan. Kedua tangan dilepas sambil didorong sehingga Jaki jatuh terduduk. "Hati-hati e, kamu! Enak saja omong mulut seperti perempuan! Mau rendahkan perempuan kah? Mari! Berhadapan dengan saya!"

"Jaki dagang minyak goreng tetapi tidak mengerti kenapa minyak goreng hilang dari pasar. Minyak goreng langka!" sambung Rara. "Dia bilang dasar kamu mulut seperti perempuan!"

"Diam! Saya tidak mau dengar lagi kalimat itu, dari kamu! Kamu!" Nona Mia menunjuk satu persatu. "Itu stereotipe, cap yang salah! Kita teman! Teman itu saling tolong dalam suka dan duka. Saling menjaga perasaan, saling hormat satu sama lain. Bukan merendahkan orang lain."

Baca juga: Beri Kode pada Mantan Kekasih, Luna Maya Parodikan Lagu Ariel NOAH: Ada yang Kangen Nih

***

"Hanya soal minyak goreng!" kata Jaki sambil cemberut.
"Jangan sampai gara-gara minyak goreng kita baku hantam," sambung Benza.

"Bagaimana mungkin persahabatan dan persaudaraan kita hancur gara-gara minyak goreng. Jaki! Kamu mestinya bisa menjawab dengan baik."

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved