Liga 2

Sudah Dapat Tawaran Klub Lain, Bek Kiri Ini Masih Memilih Prioritaskan Gabung Sriwijaya FC

Meski mengaku tersanjung mendapat tawaran bermain di klub liga 2 Pekanbaru Riau tempat dirinya ngekost, namun bek kiri Sriwijaya FC musim kompetisi

Editor: Ferry Ndoen
handout
Bek kiri Sriwijaya FC musim kompetisi Liga 2 2021 lalu, Suhendra Eka Saputra. 

POS-KUPANG.COM - Meski mengaku tersanjung mendapat tawaran bermain di klub liga 2 Pekanbaru Riau tempat dirinya ngekost, namun bek kiri Sriwijaya FC musim kompetisi Liga 2 2021 lalu, Suhendra Eka Saputra menyatakan masih memprioritaskan bisa kembali dikontrak Laskar Wong Kito musim kompetisi Liga 2 2022 nanti. 

"Untuk tahun berikutnya paling dari tim Liga 2 Pekanbaru. Di luar prioritas aku. Prioritas aku bisa main di luar dulu, untuk menambah pengalaman. 

Sebenarnya di Sriwijaya sudah nyaman. Apalagi kemarin masih ada hutang buat naikin ke Liga 1.

Jadi mungkin sekarang masih tetap harapannya bisa kembali bermain di Sriwijaya FC," ungkap Suhendra Eka Saputra kepada Sripoku.com, Kamis 3 Februari 2022.

Baca juga: Promosi Liga 2, Mantan Bek Kanan Sriwijaya FC Noval Afif Muzaki Siap Hantar PS Palembang

Pasca Sriwijaya FC menyelesaikan laga terakhirnya babak delapan besar liga 2 di Bekasi, Suhendra berdarah Minang yang akrab disapa Cak pulang kembali ke kost-annya di Panam, Pekanbaru, Riau. 

"Di Pekanbaru ngekost di Panam sendirian. Orangtua semua di Kalimantan. Cuma aku saja sendiri di sini. Soalnya kalau balik ke Kalimantan di Tarakan gak ada kegiatan di daerahnya. Orangtua buka rumah makan Padang. Di Tarakan pulau sendiri tapi masih masuk Kalimantan Utara," kata Suhendra. 

Ia sendiri mengaku punya cerita mengapa dirinya tetap betah bertahan ngekost tinggal di Pekanbaru, padahal tanah kelahirannya di NTT dan orangtuanya saat ini di Tarakan, Kalimantan Utara. 

"Sejak 2019 ikut Liga 3 klub Tornado di Pekanbaru. Saya betah di sini karena aktivitas bolanya untuk jaga kondisi di sini ada aja buat latihan.

Baca juga: 68 Orang Positif Covid 19 dari 12 Tim, Kenapa Hanya Laga Persipura Ditunda?

Kekeluargaannya bagus, orangnya baik bikin nyaman. Apalagi seniornya baik-baik semua. Mau membimbing yang muda-muda buat naik," kata Suhendra yang sempat dua kali tampil dimainkan pada laga kompetisi liga 2 2021 lalu menggantikan posisi bek kiri Valentino Telaubun. 

Di Pekanbaru saat ini Suhendra mengaku aktivitasnya bermain bola dengan latihan untuk menjaga kondisi, fun game di Stadion Rumbai Kaharuddin Nasution dengan Bobby Satria, Ambrizal. Selain itu ngegym. 

"Waktu kita tour Sumbar, Sabtu 22 Januari 2022 lalu, Tiba-tiba ada Taufik Alif Hidayat, Head Coach Nil Maizar di stadion. Taufik kan sama dengan coach dia pulangnya ke Padang," kata Suhendra. 

Jelang menginjak usianya 24 tahun ini, Suhendra yang sudah bertekad untuk terus menjadi pesepakbola ini berharap bertemu jodoh sesama orang Minangkabau untuk diajak berumah tangga sesuai harapan orangtuanya. 

Baca juga: Fakta Menarik Pasca-Laga Arema FC Vs Persipura Jayapura: Singo Edan Kudeta Bhayangkara

"Udah pilihan di bola harus sampai tuntas. Terjun harus sekalian basah. Jangan nanggung. Mungkin kalau berumah tangga kalau diizinkan, dan ketemu calonnya berharap bisa secepatnya.

Kalau dari orangtua berharap bisa bertemu jodoh sesama orang Minangkabau," ujarnya. 

Terakahir Suhendra berdoa supaya Liga sepakbola di tanah air bisa kembali normal, sebab ia sempat khawatir memantau informasi berita beberapa pertandingan putaran kedua Liga 1 sempat tertunda lantaran pemainnya dinyatakan positif lagi. 

"Beberapa laga ada yang tertunda gara-gara positif lagi.Sempat terbaca berita 51 pemain positif. Semoga bisa saling menjaga protokol kesehatan. Apalagi untuk Liga 1 di Bali.

Tahulah di situ daerah wisata keramaian pastinya. Kita berharap kompetisi bisa berjalan normal lagi seperti sebelum adanya covid. Jangan sampai terhenti seperti 2020 lalu," bebernya. 

Suhendra pernah menjelaskan kenapa dirinya yang berdarah Minangkabau sampai kini masih disapa Cak oleh para pemain sepakbola lainnya. 

"Waktu saya mau gabung tim Liga 3 2019 di klub Tornado FC, aku berangkat dari Malang dikira aku orang Malang.

Jadi dipanggil Cak. Seperti kita ketahui Cak itu sebutan panggilan untuk anak laki-laki yang lebih tua. Seniornya di sana Bang Faisal Azmi itu yang memberikan julukan pertama kepada saya," terangnya. 

Padahal pesepakbola kelahiran Bajawa (NTT), 22 Juli 1998 mengalir darah Padang (Sumbar). Sulung dari empat bersaudara pasangan Tarang dan Erasmi, kedua orangtuanya asli asal Padang.

"Anak-anak yang belum dekat juga ngikutin panggilan tersebut. Ternyata setelah dijelasin bahwa saya aslinya Padang. Mereka heran kok ada orang Padang dipanggil Cak," kata Hendra yang kemarin mengenakan jersey nomor 23.

Menurutnya sampai sekarang panggilan Cak itu masih tetap melekat hingga sampai ke Palembang sini. Akan tetapi kalau teman-teman lama masih memanggil sebutan Hendra.

"Sebetulnya orangtua semua asal Padang. Merantau ke NTT. Lahir di sana. Orangtua dulu dagang pakaian. Pindah ke Malang buka rumah makan masakan Padang.

Sekarang pindah ke Tarakan Kalimantan Utara. Tapi kalau saya pulangnya ke Pekanbaru," kata Hendra 

Ia menceritakan masa kecilnya di NTT, kebanyakan daerah timur saat itu tidak ada SSB, sekadar main kumpul sore dengan teman-teman. Dulu ia paling suka posisi sayap.

Mulai kenal klub dan mengerti sepakbola pada tahun 2016, setemat sekolah di Malang bergabung dengan Klub Sumber Sari FC.

Lalu pada tahun 2017 ikut Porprov Jateng di Kabupaten Pemalang, dan pada tahun 2018 ikut Liga 3 Klub Sumber Sari FC.

Setelah itu ingin keluar dari Malang, dinasehati senior. Sempat seleksi di beberapa daerah cuma tidak lolos.

Dapat tawaran Juli 2019 bergabung dengan Tornado FC Pekanbaru tim Liga 3. Sejak di Pekanbaru Liga 3 zona Riau juara. Mewakili Riau regional zona Sumatera hingga 32 besar nasional.

Disuruh manajemen Tornado FC agar ikut seleksi di PSPS Pekanbaru saat pelatihnya Raja Isaac. Trial selama sebulan barulah dikontrak.

Karena pandemi 2020 Liga 2 hanya main satu kali pertandingan membela PSPS, habis itu pas berhenti kompetisi. Kemudian  ikut fun game di Pekanbaru. Pernah berhadapan dengan Tim Gado-gado FC yang diperkuat para pemain senior Pekanbaru diantaranya Ambrizal. 

"Dulu tahu dengan Bang Ambrizal lihat di televisi. Mungkin beliau pernah lihat saya pernah jadi lawan tanding, ditawari ikut trial di Sriwijaya FC. Dan juga direkomendasikan Bang Supardi," kata Hendra. 

Hendra yang mengidolakan bek kanan Persib, Supardi mengaku waktu kecil pengen jadi polisi. Meski dari keluarga tidak ada basic olahraga, cuma dari SD sudah suka olahraga. 

"Mulai pengen terjun ke sepakbola itu waktu Piala AFF 2010 zaman ada coach Ferry Rotinsulu. Target secara pribadi ingin lebih berkembang lagi dengan belajar dari senior yang berpengalaman. Secara tim yang pastinya mengembalikan ke tempat seharusnya ke Liga 1," terangnya. 

Ia mengucapkan syukur jika mengingat dulu waktu kecil merasakan susah untuk beli sepatu. Itupun sepatu biasa. 

"Ibu saya bayarnya tempo seminggu kemudian nunggu punya duit. Kalau pengen beli mau minta gak enak. Di satu sisi memang butuh.

Dengan satu sepatu itu dipakai untuk basah hujan, hingga panas. Keringnya dipakai di lapangan. Alhamdulillah sejak main bola dapat bayaran sendiri. Ada kepuasan tersendiri sekarang banyak juga koleksi," katanya. (*)

Berita olahraga lainnya:

Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Dapat Tawaran dari Klub Lain, Bek Kiri Ini Masih Prioritaskan Gabung Sriwijaya FC

Bek kiri Sriwijaya FC musim kompetisi Liga 2 2021 lalu, Suhendra Eka Saputra.
Bek kiri Sriwijaya FC musim kompetisi Liga 2 2021 lalu, Suhendra Eka Saputra. (handout)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved