Berita Olahraga
PB Djarum Tak Kaget Honey Couple Dicoret dari Pelatnas, Ini Tanda Praveen/Melati Bakal Didegradasi
PB Djarum tidak kaget dengan keputusan PBSI mencoret pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva dari Pelatnas 2022.
POS-KUPANG.COM - PB Djarum tidak kaget dengan keputusan PBSI mencoret pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva dari Pelatnas 2022.
Diketahui, keputusan PBSI mencoret Praveen/Melati sempat menjadi polemik mengingat ganda campuran itu menduduki peringkat 5 dunia.
Pihak PB Djarum juga sempat meyakini kalau ganda yang dijuluki 'The Honey Couple' itu bakal tetap dipertahankan di Pelatnas karena faktor tersebut.
Pun, sepertinya fakta itu tak cukup kuat bagi PBSI untuk mempertahankan mereka dalam pelatnas.
Baca juga: Persipura Jayapura Bentrok Sape Kerrab Madura United Ditunda, 24 Pemain Madura FC Positif
"Waktu itu, kami masih 'Ah rasanya kalau ranking 5 dunia masih akan dipertahankan'. Tapi ini yang terjadi," ujar Manajer PB Djarum, Fung Permadi saat berdiskusi dengan Tribunnews.com dalam acara Superball Live, Senin 31 Januari 2022.
Pun, Fung Permadi mengatakan, tak terkejut atas pencoretan itu lantaran sudah ada tanda-tanda yang muncul.
Tanda-tanda The Honey Couple bakal didegradasi telah santer beredar sejak mereka dipulangkan ke PB Djarum akhir Desember 2021 silam.
"Kami tidak terkejut mereka akhirnya didegradasi, sudah ada sinyal-sinyal dari tentang Praveen dan Melati (didegradasi)," tutur
Baca juga: Pemain Belakang Macan Kemayoran Persija Tak Menyangka Dipanggil Shin Tae-yong Ikut TC Timnas U-23
Ada dua aspek yang diyakini menjadi alasan Praveen/Melati didegradasi dari pelatnas menurut dia.
Di antaranya; keduanya minim prestasi sepanjang 2021, kemudian minimnya daya juang keduanya ketika berada di lapangan.
"Misalnya akhir tahun terakhir kemarin prestasi mereka juga kurang berkilau, kemudian dari penampilan mereka tidak menunjukkan suatu fighting spirit yang sepantasnya seorang atlet," tutur dia.
"Dari kejadian itu kita sudah kira-kira, ada kemungkinan (Pramel) bakal didegradasi," kata Permadi. (*)
