Sosiolog Undana Yos Jelahut Sebut Jembatan Liliba Sebagai Media Orang Bunuh Diri

osiolog Undana Yos Jelahut Sebut Jembatan Liliba Kota Kupang Sebagai Media Orang Bunuh Diri

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Drs. Yos E. Jelahut, Sosiolog dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG-- Drs. Yos E. Jelahut, Sosiolog dari Universitas Nusa Cendana ( Undana) Kupang mengungkapkan bahwa jembatan liliba, Kota Kupang sebagai media bagi warga yang memilih untuk akhiri hidup dengan bunuh diri.

Menurut Yos, Jembatan Liliba sebagai media. Tetapi Kebanyakan orang melakukan bunuh diri, itu sebagai suatu fenomena sosial yang menggambarkan tentang situasi sosial masyarakat Kota Kupang.

Menurut dia, orang yang memilih untuk bunuh diri di Jembatan Liliba akibat dari frustasi dan kurang puas dengan kehidupan.

Jembatan Liliba, kata Yos "ideal sekali untuk mempercepat kematian", sehingga orang lebih memilih untuk akhiri hidupnya lewat bunuh diri.

Baca juga: Siswi Terjatuh dari Jembatan Liliba Kupang Alami Halusinasi, Selamat Berkat Tas Nyangkut Batu Karang

Secara sosilogi, Yos menjelaskan bahwa bermacam-macam jenisnya yakni, Bunuh diri Altruistis, Egoistis dan Anomistis.

Jenis bunuh diri Altruistis artinya seseorang memilih bunuh diri demi membela orang lain. Bunuh diri Egoistis yakni bunuh diri yang dilakukan seseorang yang cenderung egois dan tidak melakukab sharing persoalan dengan orang lain, dan jenis bunuh diri Anomistis yakni seseorang yang kehilangan pegangan hidup.

Terkait dengan fenomena jembatan liliba tujuan orang terakhir kali hidupnya dengan bunuh diri, secara sosiologi menurutnya sebagai media. Melainkan ada persoalan media yang melingkupi kehidupan masyarakat kota kupang baik itu Bunuh diri altruistis, egoistis dan anomistis.

Baca juga: Yuli Dano Beberkan Fakta Selama Tinggal di Ujung Jembatan Liliba 

Kejadian gadis SMP yang jatuh di jembatan liliba kali lalu, Yos menjelaskan bahwa hal tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah.

Menurutnya apabila sesorang berdiri tepat diujung tebing dan melihat kebawah jurang, maka terdapat gaya gravitasi yang sangat kuat dan akhirnya menimbulkan halusinasi.

Menurutnya bahwa gadis yang mengakui dirinya di dorong oleh sosok bayangan hitam adalah sebuah halusinasi.

ia juga meyakini bahwa tidak adanya hal-hal mistis di jembatan liliba.

Ia pun tidak meyakini bahwa jembatan liliba dapat menarik orang untuk bunuh diri dilokasi tersebut. Tetapi karena konstruksi ketinggian jembatan liliba yang membuat orang untuk bunuh diri.

Terkait dengan kasus-kasus bunuh diri, dirinya meminta agar pemerintah Kota Kupang membuat suatu lembaga konsultasi psikologis atau bimbingan psikologis kepada orang-orang yang bermasalah.

Selain itu, di sekolah para siswa lebih memanfaatkan guru konseling agar lebih menyelesaikan permasalahan psikologis mereka.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved