Gempa Bumi

Gempa di Laut Banda, Rumah Warga Maluku Barat Daya Rubuh

Meski tidak menimbulkan Tsunami, gempa tektonik Magnitudo 7,3 SR di Laut Banda ternyata telah menimpulkan kerusakan fisik di daerah-daerah terdekat.

Editor: Agustinus Sape
ISTIMEWA
Gempa di Maluku Barat Daya telah menimbulkan kerusakan pada rumah warga. 

Gempa di Laut Banda, Rumah Warga Maluku Barat Daya Rubuh

POS-KUPANG.COM - Meski tidak menimbulkan Tsunami, gempa tektonik Magnitudo 7,3 SR di Laut Banda ternyata telah menimpulkan kerusakan fisik di daerah-daerah yang paling dekat dengan pusat gempa.

Laporan awal datang dari Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, sebagaimana dilansir Kompas.com.

Menurut laporan itu, dua rumah warga di Desa Wakarlely, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, roboh setelah gempa magnitudo 7,4 mengguncang wilayah itu pada Kamis 30 Desember 2021 dini hari.

"Data sementara ada dua rumah warga di Desa Wakarley yang roboh," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Barat Daya, Josua Philipus.

Josua mengatakan, gempa tersebut sangat kuat dirasakan getarannya di Tiakur dan sejumlah daerah lainnya di Maluku Barat Daya.

"Gempa sangat kuat dirasakan getarannya di MBD (Maluku Barat Daya)," katanya.
Dia mengatakan, kuatnya getaran gempa membuat sebagian besar warga di daerah itu berhamburan keluar dari rumahnya.

"Seluruh warga (di sini) berhamburan ke jalan," katanya.

Sementara itu, data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang terjadi pada pukul 03.25 WIT itu berada pada lokasi 7,76 Lintang Selatan dan 127,66 Bujur Timur.

Pusat gempa berada pada jarak 45 kilometer sebelah barat laut Maluku Barat Daya dengan kedalaman 210 kilometer di bawah permukaan laut.

Selain di rasakan di Maluku Barat Daya, gempa tersebut juga ikut dirasakan getarannya di sebagian wilayah di Maluku seperti di Kepulauan Aru, Tual, Maluku Tenggara hingga Kepulauan Tanimbar.

BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami

Analisis BMKG

Kompas.com telah meminta izin untuk mengutip penjelasan Daryono mengenai gempa bumi Maluku dini hari tadi.

Berdasarkan hasil monitoring BMKG, Daryono menyebutkan, sudah ada 11 kali gempa susulan hingga pukul 05.00 WIB.

"Hingga pagi ini pukul 05.00 WIB pasca-gempa M 7,3 guncang Timor-Banda, hasil monitoring BMKG telah terjadi gempa susulan sebanyak 11 kali dengan magnitudo terbesar 5,4 dan terkecil 3,9," kata Daryono.

Ia menjelaskan, gempa tersebut dipicu oleh deformasi batuan dalam lempeng tersubduksi dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Menurut Daryono, alasan gempa Maluku tersebut tidak berpotensi tsunami karena hiposenternya yang berada di kedalaman menengah, yaitu 183 kilometer.

"Gempa ini merupakan jenis gempa menengah (intermediate depth earthquake)," jelas dia.

Oleh karena itu, deformasi batuan yang terjadi tidak sampai menganggu kolom air laut.

Daryono menjelaskan, gempa Maluku tersebut berada di kawasan kompleks tektonik dan seisimik aktif.

Kawasan itu merupakan zona transisi kerak benua Eurasia-kerak benua Australia.

Sejarah mencatat, tsunami pernah terjadi dekat pusat gempa ini yaitu pada tahun 1673, 1710, dan 1763.

Gempa dini hari tadi juga merupakan jenis gempa di dalam lempeng (intraplate earthquake) yang memiliki karakteristik memancarkan guncangan (ground motion) lebih kuat.

"Sehingga wajar jika gempa ini dirasakan hingga jauh seperti di Kota Sorong, Papua Barat," demikian Daryono.*

Sumber: TribunAmbon.com/kompas.com

Sumber: Kompas.com
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved