Pasca Sarjana Teologi UKAW Gelar Konferensi Nasional Bertajuk Teologi Bercorak Biru Indonesia

Pasca Sarjana Teologi UKAW Gelar Konferensi Nasional Bertajuk Teologi Bercorak Biru Indonesia

Editor: Eflin Rote
dokumentasi pribadi
Pasca Sarjana Teologi UKAW Gelar Konferensi Nasional Bertajuk Teologi Bercorak Biru Indonesia 

POS-KUPANG.COM - Pasca Teologi UKAW akan menyelenggarakan Konferensi Nasional  bertajuk Teologi Bercorak Biru Indonesia mulai esok 8 Desember sampai dengan 10 Desember 2021 di Kampus UKAW Kupang.

Kegiatan Konferensi Nasional ini akan dibuka secara langsung oleh Rektor UKAW, Dr. Ir. Ayub U.I. Meko, pagi ini 8 Desember 2021, demikian Informasi yang disampaikan oleh Sekretaris Panitia Penyelenggara, Dr. Ira Mangililo.

Menurut Mangililo kegiatan yang akan berlangsung setiap pagi jam 09 Pagi sampai 15:00 siang dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom ini akan diikuti oleh 100 orang peserta yang berasal dari berbagai sekolah tinggi teologi dari berbagai latar belakang agama yang ada di Indonesia.

Selain para pembicara utama yang telah diminta secara khusus oleh Panitia, juga oleh pembicara-pembicara lainnya berdasarkan “call for papers”.

Baca juga: Cara Pengolahan Nilai SKD dan SKB Untuk Penentuan Kelulusan CPNS 2021

Ada lima orang pembicara utama yang akan mengawali sesi pertama setiap harinya antara lain Dr. Arvin Gouw (Stanford University/Cambridge University) – membahas interseksi Teologi Pembebasan dan Ekologi Laut; Pdt. Dr. Margaretha M. A. Apituley (Universitas Kristen Indonesia Maluku) – membahas interseksi Teologi Biblika.

Budaya Maritim Tradisional dan Ekologi Laut;  Pdt. Dr. Rebecca Young (Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang) – membahas interseksi Teologi Biblika Poskolonial dan Ekologi Laut;

Pdt. Ira Desiwati Mangililo, PhD (Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang) - membahas interseksi Teologi Feminis, dan Ekologi Laut; Elia Maggang, PhD (Cand.) (University of Manchester, UK) – membahas interseksi Ekoteologi Biru dan Diakonia Biru; dan kemudian disusul oleh para pembicara “call for papers” diantaranya pada hari kedua Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan dengan tema “Teologi Laut – Teologi Biru”, dari Pascasarjana Teologi UKAW, Leonard Ch. Epafras dari UKDW Yogyakarta, Andreas Kristianto dari STAK Marturia Yogyakarta dan para pembicara lainnya hingga hari ketiga.

“Indonesia secara geografis adalah archipelago terbesar di dunia. Karena itu, kehidupan banyak masyarakat Indonesia adalah berbudaya maritim di mana laut dipandang dan disikapi sebagai subjek yang memberikan kehidupan dalam berbagai aspek seperti ekologis, sosial, spiritual, dst. bagi manusia dan ciptaan lainnya. Secara spesifik bagi masyarakat pesisir, laut menjadi sumber makanan bagi orang-orang kecil yaitu mereka yang dengan peralatan tradisional memungut makanan laut dengan mengikuti pasang-surut laut. Dalam konteks maritim modern, kontribusi laut bagi kehidupan itu tetap berlangsung, tetapi terdistorsi oleh bentuk-bentuk komodifikasi laut oleh kepentingan kapitalisme. Laut menjadi asing dan dilihat hanya sebagai objek”, tandas Mangililo yang menjabat sebagai Kaprogdi Pascasarjana Teologi UKAW ini.

Baca juga: Grand Launching, Pemda Nagekeo Kirim 2 Ton Beras Mbay ke Ende dan 1 Ton ke Pengusaha Lokal

Akibatnya menurut Mangillo terjadi krisis ekologis laut karena praktik penangkapan ikan yang merusak dan eksploitasi berlebihan. Sampah plastik dan pencemaran laut serta climate change dan pembangunan kota yang menutup/mempersulit akses orang pesisir ke laut bisa dianggap juga sebagai akibat dari lunturnya budaya maritim dan komodifikasi/objektifikasi laut.

Semua masalah yang ditimbulkan itu membuat masyarakat kecil pesisir paling menderita. Masyarakat pesisir yang tidak punya perahu serta para nelayan tradisional memiliki perahu- perahu kecil untuk melaut sangat bergantung pada kesehatan ekosistem laut (dangkal).

Kesehatan laut akan mendukung ketersediaan ikan-ikan dan sumber-sumber penghidupan lainnya. Tetapi kerusakan ekosistem laut juga berdampak bagi makhluk hidup lain yang bergantung pada laut. Karena peran penting laut bagi seluruh kehidupan di planet biru ini, krisis padanya adalah ancaman bagi seluruh kehidupan itu.

Menghadapi persoalan krisis ekologi laut di atas,  maka Prodi Teologi Pascasarjana UKAW Kupang memandang perlu untuk menyelenggarakan sebuah konferensi nasional “Teologi Bercorak Biru indonesia sebagai Upaya untuk Mengatasi Krisis Ekologi Laut.”

Secara lebih luas kekristenan di Indonesia juga perlu menghasilkan kajian-kajian teologis yang merengkuh laut sebagai wujud dari keyakinan bahwa Allah berdiam dan berkarya di laut untuk mendatangkan kehidupan bagi segenap ciptaan.

Kajian- kajian teologis ini yang kemudian menghasilkan dimensi spiritual bercorak biru yang menavigasi keterlibatan Kekristenan dalam upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekologis laut demi memastikan keberlanjutan kehidupan laut serta perannya bagi kehidupan di bumi.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved