Hutang Timor Leste pada China Capai 7,4 Triluan, Beijing Pasang 'Jebakan Utang' , Laos Jadi Korban
Dengan kekuatan ekonomi, China juga bisa membangun kekuatan militer hingga menjadi raksasa yang tak kalah degan Ameria Serikat dan Rusia
POS KUPANG.COM -- Kemajuan perekonomian yang luar biasa China telah menjadikan negara tersebut sebagai raksasa ekonomi dunia
Dengan kekuatan ekonomi, China juga bisa membangun kekuatan militer hingga menjadi raksasa yang tak kalah degan Ameria Serikat dan Rusia
Dengan dua kekuatan itu China juga memberian pinjaman tak terhingga kepada negara-negara yang dibutuhkan
Namun tanpa disadari negara-negara itu masuk dalam jebakan China dan selanjutua pemerintahn negara-negara di bisa didikter oleh China
Baca juga: Arsip Kuno Dibongkar, Inilah Detik-detik Timor Leste Merdeka dari Indonesia, Terjadi Kerusuhan
Di Timor Leste merupaan salah negeraa negara yang mendapat pinjaman dari China
Negeri Bumi Lorosae itu mendapat pinjaman mencapai 7,4 triliun
Media Australia Abc.net.au, membongkar kebobrokan pemerintah Timor Leste dalam mengelola keuangan mereka, salah satunya adalah beberapa pembangunan yang dinilai mubazir.
Hal itu bahkan membuat media Australia tersebut keheranan dengan negeri kecil tersebut, yang dengan mudahnya membelanjakan uang negara.
Pada 2019, misalnya ABC News menyoroti pembangunan bandara Internasional Timor Leste, yang dibuka sejak 2017.
Baca juga: Panas, Laut China Selatan Makin Mengkhawatirkan, Filipina Murka Kapalnya Diserang China
Bandara itu dibangun dengan biaya sekitar 120 juta dollar AS, atau sekitar 1,2 triliun.
Ya, kedengarannya mungkin bagus memiliki bandara bertaraf internasional, untuk negara kecil sekelas Timor Leste.
Tetapi miris, bandara itu hanya memiliki 1 jadwal penerbangan dalam sehari, hal itupun berlansung sejak 2017 menurut berita tahun 2019.
Jumlah penumpangnya pun hanya kisaran belasan orang, dan pemandangan sepi sunyi adalah hal umum di bandara itu.
Baca juga: Jumlah APBN 2022 Timor Leste Capai 1,675 Miliar Dollar, Ini 6 Program Strategis Nasional Tahun 2022
Ruang tunggu yang kosong, meja check-in yang tidak ada staf, mesin sinar X di imigrasi yang dimatikan.
"Kami tidak yakin apa yang ada dalam benak pemerintah, ketika mereka membangunnya," jelas akademisi RMIT James Scambary, otoritas di Timor Leste.
Bahkan beberapa orang bertanya-tanya mengapa bandara itu dibangun, padahal ada banyak hal yang lebih menguntungkan untuk membelanjakan uang.
Tapi ini bukan satu-satunya proyek pembangunan yang bikin media Australia itu geleng-geleng kepala.
Hampir satu meter jauhnya, dari bandara itu, ada proyek super pembangunan jalan yang dibangun oleh konsorsium China.
Baca juga: Timor Leste Pamer Paviliunnya Sendiri di Expo 2020 Dubai
Nilainya tak main-main, sekitar 500 juta dollar AS atau sekitar Rp7,4 triliun.
Jalan raya sepanjang 33 kilometer itu menghubungkan Suai ke jalan tanah bergelombang yang mengarah ke desa kecil yang dikelilingi pertanian.
Ketika musim hujan jalan raya tersebut hampir tidak bisa digunakan.
Tanah longsor besar-besaran di salah satu ujungnya sepenuhnya memblokir jalan menuju Timur pada Januari 2019.
Baca juga: Timor Leste Pamer Paviliunnya Sendiri di Expo 2020 Dubai
Lebih ironis lagi, ada lubang besar yang membuat lalu lintas yang ada mengemudi pada sisi yang salah.
Diketahui , China menggelontorkan setidaknya dua kali lebih banyak uang pembangunan daripada AS.
Selama periode 18 tahun, China telah memberikan atau meminjamkan uang kepada 13.427 proyek infrastruktur senilai $ 843 miliar di 165 negara, menurut lab penelitian AidData di William & Mary, sebuah universitas di negara bagian Virginia, AS.
Sebagian besar uang ini terkait program Belt dan Road Initiative China (BRI) ambisius Xi Jinping.
Melansir BBC, Rabu (29/9/2021), mulai tahun 2013, China memanfaatkan keahliannya untuk membangun rute perdagangan global baru.
Namun, para kritikus khawatir bahwa pinjaman berbunga tinggi itu bisa membebani populasi yang tidak menaruh curiga sama sekali.
Baca juga: Terungkap Xanana Gusmao Pernah Minta Australia Tangani Kasus Besar Ini di Timor Leste, Apa?
Jalur kereta api yang berkelok-kelok antara China dan negara tetangga Laos sering disebut-sebut sebagai contoh utama pinjaman off-the-book China.
Laos adalah salah satu negara termiskin di kawasan ini dan bahkan tidak mampu membayar sedikit pun dari biayanya.
Namun, Laos harus mengambil pinjaman $480 juta dengan bank China untuk mendanai sebagian kecil ekuitasnya.
Salah satu dari sedikit sumber keuntungan Laos, hasil tambang kaliumnya, digunakan untuk mendukung pinjaman besar-besaran.
Sebagian besar jalur tersebut dimiliki oleh kelompok perkeretaapian yang didominasi China.
Pada September 2020, di ambang kebangkrutan, Laos menjual aset utama ke China, menyerahkan sebagian jaringan energinya seharga $600 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun untuk mencari keringanan utang dari kreditur China.
Baca juga: Timor Leste Pamer Paviliunnya Sendiri di Expo 2020 Dubai
Dan ini semua bahkan sebelum kereta api mulai beroperasi.
Dulu, negara-negara Barat bersalah karena menyeret negara-negara Afrika ke dalam jeratan utang.
China meminjamkan secara berbeda: alih-alih mendanai proyek dengan memberikan atau meminjamkan uang dari satu negara bagian ke negara bagian lain, hampir semua uang yang dibagikannya berbentuk pinjaman perbankan negara.
Pinjaman tersebut tidak muncul di rekening resmi utang pemerintah.
Itu karena lembaga pemerintah pusat tidak disebutkan dalam banyak kesepakatan yang dibuat oleh bank-bank pemerintah China.
Hal itu menjaga kesepakatan dari neraca pemerintah dan disembunyikan oleh klausul kerahasiaan, sehingga mencegah pemerintah mengetahui secara pasti apa yang telah disepakati secara tertutup.
AidData menghitung utang yang tidak dilaporkan sebesar $385 miliar.
Para peneliti AidData menemukan bahwa proyek Belt and Road menghadapi masalahnya sendiri.
Proyek-proyek BRI lebih cenderung dikaitkan dengan korupsi, skandal perburuhan, atau masalah lingkungan daripada kesepakatan pembangunan China lainnya.
Untuk menjaga agar BRI tetap pada jalurnya, kata para peneliti, Beijing tidak punya pilihan selain mengatasi kekhawatiran peminjam. (*/Pos Kupang.com)
Sebagian artikel ini sudah tayang di sosok.Grid.ID dengan judul: Cara 'Licik' China Memberi 'Jebakan Utang' Tanpa Tercatat di Rekening Resmi Pemerintah, hingga Laos yang Pernah Diambang Kebangkrutan Terpaksa Jual Aset Utamanya ke Tiongkok