Laut China Selatan
China Ketahuan Minta Tolong ke Indonesia Padahal Berkoar-koar Tak Takut RI di Laut China Selatan
Pejabat China sampai teriak meminta bantuan Indonesia secara terang-terangan lantaran krisis yang dialami negeri Panda.
POS-KUPANG.COM- Cukup menyebut nama China saja seluruh dunia sudah tahu apa yang dilakukan dan akan dilakukan negara panda ini.
China kini tengah jadi kekuatan baru di dunia internasional dalam banyak sektor.
Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, China menjadi salah satu negara yang kaya di dunia.
Selain itu, dalam hal militer Tiongkok kini tak bisa dianggap sebelah mata dengan armada yang bisa diandalkan.
Baca juga: Beijing Kutuk Tindakan Amerika Serikat di Laut China Selatan, Begini Penjelasan Angkatan Laut AS
Beberapa survei sempat menempatkan militer China masuk jajaran 3 besar kekuatan militer terkuat di dunia.
Hal itu dianggap sebagai penyebab Tiongkok makin getol merebut wilayah sengketa yang berada di Laut China Selatan.
Termasuk perebutan wilayah di sekitar kawasan Laut Natuna Utara yang masuk dalam wilayah Indonesia.
Tak segan-segan China bahkan menantang sejumlah negara untuk beradu kekuatan militer.
Baca juga: Temuan Bersejarah Baru Bertentangan dengan Kekuatan Maritim China di Laut China Selatan
Namun agaknya China kini tak berani dengan Indonesia setelah mengalami krisis energi.
Bahkan pejabat China sampai teriak meminta bantuan Indonesia secara terang-terangan lantaran krisis yang dialami negeri Panda.
Gubernur Provinsi Jilin Han Jun di China berseru agar impor batu bara ditingkatkan.
Melansir Global Times, Selasa 28 September 2021, Han menuturkan bahwa semua langkah yang diperlukan harus diambil untuk meningkatkan impor batu bara dari Rusia, Mongolia, dan Indonesia.
Baca juga: Kapal Induk USS Ronald Reagan Kembali ke Laut China Selatan, dan China Tidak Bahagia
Dia menambahkan, pemerintah provinsi berjanji untuk meningkatkan stok batu bara untuk memastikan aliran pasokan listrik lokal.
Upaya peningkatan stok batu bara tersebut seperti meningkatkan produksi batu bara domestik dan meningkatkan keran impor.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, China dilanda krisis energi di mana banyak pabrik dan rumah tangga tidak mendapat pasokan listrik.