Berita Kupang

Lewat SMKPP Negeri Kupang, Kementan Cetak Wirausaha Pertanian Handal

Lewat SMKPP Negeri Kupang, Kementerian Pertanian ( Kementan) Cetak Wirausaha Pertanian Handal

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Alumni SMK PP Negeri Kupang 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kementerian Pertanian memaksimalkan pern sekolah vokasi untuk mencetak generasi pertanian yang handal. Salah satunya melalui SMK PP Negeri Kupang, yang 'melahirkan' Mahendra Adi Putra Bella, seorang peternak babi sukses di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur ( NTT).

Alumni SMK PP Negeri Kupang ini membuktikan jika pertanian tidak kalah keren dari pekerja kantoran di ruangan ber-AC.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan jika petani milenial itu hebat. Petani milenial itu keren. Buktinya, sudah banyak anak muda yang mau terjun ke sektor pertanian dengan memanfaatkan digitalisasi.

"Petani milenial harus bergaul baik dengan alam, manusia, dan ilmu pengetahuan serta harus bersaing secara sehat," kata Mentan SYL.

Baca juga: Tingginya Permintaan Jamur Tiram,  Duta Petani Milenial Asal Kupang Resonansi Pemuda Sekitar

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanain (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa anak-anak muda yang menjadi petani harus bisa memanfaatkan peluang sekecil apapun itu. Tapi, harus diingat bahwa inovasi dan teknologi juga harus diterapkan supaya bertani dan beternak bisa lebih efektif dan efisien.

"Bertani itu luar biasa dan pekerjaan yang sangat berharga. Anak-anak muda marilah jadi petani yang cerdas, maju, mandiri, dan modern demi masa depan Indonesia," katanya.

Mahendra Adi Putra Bella, atau Hendra, sudah memulai usaha peternakan babi sejak lima tahun lalu. Usahanya tidak langsung sukses seperti sekarang. Seluruh babi Hendra pernah habis karena penyakit ASF (American Swine Fever) yang pernah melanda di seluruh daratan NTT.

Hal tersebut membuat peternak-peternak babi di NTT beralih menjadi peternak hewan lain seperti ayam KUB atau sapi. Namun Hendra tetap yakin kalau pangsa pasar babi ini akan kembali meroket ketika penyakit ini mereda.

Baca juga: Duta Petani Milenial Indonesia Asal TTU, Sukses Raup Keuntungan Fantastis

Hendra mengatakan bahwa babi merupakan hewan yang relatif mudah dipelihara dan bisa memberikan keuntungan yang sangat besar bila dijalankan dengan serius dan profesional. Beternak babi oleh sebagian kalangan dianggap jauh lebih gampang ketimbang memelihara ternak lain seperti kambing, sapi, Kerbau atau domba.

"Di NTT, selain pakannya mudah didapatkan dan harganya relatif murah, babi juga mudah menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, cepat dipanen, pemasarannya gampang, dan permintaan pasar dari tahun ke tahun pun tetap tinggi," tuturnya.

Hendra menambahkan, pemeliharaan ternak masih secara sederhana atau tradisional, contohnya seperti makanannya masih tergantung pada sisa-sisa dari dapur dan ubi-ubian, dikandangkan tetapi kadang-kadang dilepas dengan sistem perkandangan tradisional.

Sistem pemeliharaannya hanya semata-mata ditujukan kepada kepentingan adat-istiadat dan kurang memperhatikan aspek ekonomisnya sehingga kurang memperhatikan faktor faktor produksi dalam usaha peternakan babi.

Untuk meningkatkan produksi dan mutu ternak babi maka perlu usaha perbaikan melalui makanan, tatalaksana dan bibit yang dikelola.

"Padahal bila ditekuni, atau dikelola dengan baik dan dikerjakan secara professional, maka ternak babi merupakan sebuah pilihan agribisnis yang sangat tepat dan menjanjikan karena kalau pemasaran tidak sulit bahkan kita kekurangan stok untuk babi potong karna permintaan daging babi yang tinggi jadi sekarang kita masih dalam proses pengembangan kandang sehingga kita bisa naikkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pasar," katanya.

Hendra pun memanfaatkan limbah keluarga untuk menjadi pakan babi, bahkan bisa menjual babi potong tersebut hingga beromzet 15 juta rupiah per bulan.

Dalam berusaha, Hendra tidak hanya menjual daging babi potong. Tapi berkembang ke penjualan semen sperma babi dengan bekerja sama dengan para inseminator di Kabupaten Kupang.

"Untuk ke depannya kami akan berupaya menggunakan teknologi/mesin pengolahan pakan dan mesin pencetak pelet sehingga bisa mempermudah pekerjaan dan bisa mambuat pakan sendiri jadi tidak tergantung di pakan pabrik lagi," tuturnya.

Ditambahkannya, peran SMK PP Negeri Kupang sangat penting sehingga Hendra bisa menjadi seperti sekarang.

"Banyak ilmu yg didapat di sekolah yg saya praktikkan di lapangan pak mulai dari pengetahuan obat obatan ternak dan teknologi insiminasi buatan yang membuat saya bisa mengelola kandang dengan baik dan bisa menangani penyakit ternak," ujar Hendra.

Apa yang dilakukan Hendra ini merupakan bukti bahwa sektor pertanian sangat menjanjikan. Hadirnya Hendra dan milenial lainnya di sektor pertanian mampu menjadi pengungkit pembangunan pertanian Indonesia. (*)

Baca Berita Kupang Lainnya

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved