Wawancara Eksklusif

Ketum PAN Zulkifli Hasan Cegah Politik Identitas: Mundur Jika Masih Ribut Cebong-Kampret (Bagian-1)

Ketum PAN Zulkifli Hasan Cegah Politik Identitas: Mundur Jika Masih Ribut Cebong-Kampret (Bagian-1)

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Haryantipuspasari
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/7/2019). 

POS-KUPANG.COM- Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menegaskan demokrasi Indonesia ibarat mengalami kemunduran jika masih terganggu dengan permasalahan kubu cebong dan kampret seperti beberapa waktu lalu.

Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan partainya menganut asas terbuka dan Pancasila, sehingga semua orang memiliki kesempatan sama dalam partainya, bahkan untuk menjadi ketua umum maupun menjadi menteri. Dengan demikian, permasalahan terkait demokrasi tidak akan berkutat atau diperebutkan kelompok tertentu semata.

"Oleh karena itu, kalau kader PAN ada yang menjadi menteri atau menjadi presiden, semua orang boleh maju, tidak ada dari kelompok tertentu, harus dari kelompok ini, harus ada gelar ini," katanya.

"Seperti Indonesia hari ini, kita kembali ke masalah suku, agama, kampret, cebong, ini kita malah mundur. Kalau yang jadi menteri dari partai A, yang lain nggak boleh, hanya dari saya, kader tertentu, ormas tertentu, wah susah kalau seperti itu," ujar Zulhas, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Rabu (18/8). Berikut petikan wawancara khusus Tribun Network dengan Zulkifli Hasan:

Baca juga: DPD PAN Manggarai Barat dan Warga Gotong Royong Perbaiki Jalan di Dusun Kakor Kecamatan Ndoso

PAN digambarkan adalah partai menengah yang solid. Tapi beberapa waktu lalu tokoh sentral dari PAN yaitu Amien Rais keluar dan mendirikan Partai Ummat. Apakah ini mengganggu posisi PAN?

PAN itu tentu bersaing dengan partai-partai yang sudah eksis ya. Ada PDIP, Golkar, Gerindra, kalau berbasis islam ada PKB, PKS. Tentu PAN akan seperti apa tergantung pada kinerja PAN sendiri, tergantung kinerja kader PAN, tergantung sikap PAN menyikapi perkembangan apa yang dirasakan publik. Jadi sangat tergantung pada internal partai itu sendiri, tidak pengaruh pada partai lain atau pihak lain. Jadi sepenuhnya PAN seperti apa di pemilu nanti tergantung pada kinerja kita.

Keluarnya Amien Rais tidak banyak berpengaruh bagi PAN?

Tadi saya mengatakan tergantung pada kinerja kader PAN. Karena PAN kan di survei tadi rata-rata cuma 1,8 persen, jadi kalau ingin sukses ya tergantung kinerja kita. Artinya tidak tergantung survei atau kinerja Zulkifli Hasan sendiri, atau Sekjen sendiri.

Tidak, itulah hebatnya PAN, tergantung pada kinerja bersama. Walaupun di survei 1,8 persen, tapi yang kerja banyak, sungguh-sungguh, hasilnya bisa seperti ini.

Baca juga: Dukung Pemda Tangani Covid-19, Ini Masukan DPD PAN Manggarai Barat 

Kemudian pak Amien Rais itu di PAN tidak tergantikan, karena pendiri dan tokoh di reformasi. Cuma memang orang yang seperti pak Amien Rais, Gus Dur, ibu Megawati, kan orang-orang spesialis khusus, itu tidak banyak.

Kalau seperti saya atau Sekjen yang biasa ini ada banyak. Oleh karena itu orang yang banyak ini perlu kita organized dengan baik agar bisa menjadi satu kekuatan sehingga menghasilkan kinerja yang terbaik.

Apakah silaturahmi pak Zulhas dengan pak Amien Rais tetap terjaga?

Alhamdulillah semua baik-baik. Yang paling penting adalah PAN ini. Coba bayangkan kalau di Indonesia tidak ada PAN. PAN adalah partai terbuka, asasnya Pancasila, di PAN semua orang punya kesempatan sama. Asasnya prestasi dan kompetensi. Walaupun partai terbuka, memang 80 persen kadernya Islam, tentu basis pemilihnya paling besar Islam.

PAN itu basisnya moderat tengah, terbuka untuk siapa saja. Pak Hatta Rajasa jadi Ketua Umum PAN basisnya Nahdlatul Ulama kultural, bisa jadi ketua partai. Saya ini pengusaha UMKM, bisa jadi ketua partai. Tidak harus kamu punya silsilah khusus, itulah PAN partai terbuka.

Dan kami meyakini ini yang bisa mempersatukan bangsa kita yang beragam. Karena Indonesia ini terdiri dari pulau-pulau, iklim tropis, kita ini tidak bisa ekstrim-ekstriman, fanatik-fanatikan itu tidak bisa, kita ini tengah, kepulauan, tropis, dingin sekali tidak, panas sekali tidak, sedang.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved