Hibah Dana Rutin Belum Cair
Sejak Januari Gaji Staf KONI NTT Belum Dibayar
Gaji karyawan KONI saja hingga hari ini tidak dibayar. Kalau saat ini mereka hadir di sini, ini karena komitmen dan tanggung jawab.
Penulis: Sipri Seko | Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua Umum KONI NTT, Andre Koreh mengatakan, sejak Januari hingga Juli 2021, gaji staf KONI NTT belum dibayar. Hal ini karena alokasi dana rutin Rp 4 miliar belum dicairkan oleh Pemprov NTT.
"Operasional di KONI NTT tidak jalan maksimal. Gaji karyawan KONI saja hingga hari ini tidak dibayar. Kalau saat ini mereka hadir di sini, ini hanya karena komitmen dan tanggung jawab saja. Padahal, sebenarnya mereka sangat kesusahan. Kita juga butuh uang untuk bayar listrik, air dan lainnya," kata Andre.
Andre mempertanyakan alasan belum dicairkannya dana hihab rutin KONI NTT tahun 2021 tersebut. Padahal, kata Andre, dirinya sebagai Ketua Umum KONI NTT sudah menandatangani naskah hibah dari Pemprov NTT.
"Setahu saya, kalau NHPD sudah ditandatangani, seharusnya sudah cair. Untuk itu kami mohon agar segera dicairkan. Karena, dana rutin itu juga untuk cabang olahraga lain yang tidak lolos PON. Jangan karena tidak lolos, lalu kita biarkan," kata Andre.
Diberitakan, Pemerintah Provinsi NTT dan KONI NTT belum ada kata sepakat tentang besarnya alokasi anggaran untuk persiapan dan keikutsertaan NTT ke PON XX 2020 Papua. Pemprov NTT baru saja mengalokasikan Rp 10 miliar yang oleh KONI NTT sangat tidak cukup dari angka minimal yang dibutuhkan.
Hal ini mengemuka dalam rapat terbatas KONI NTT bersama Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Provinsi NTT, Zakarias Moruk dan Asisten III Setda NTT, Yohana Lisapaly di ruang rapat BKD NTT, Senin (2/8). Juga hadir saat itu pengurus 12 cabang olahraga yang meloloskan atletnye ke PON XX 2020 Papua.
"Pertama kami tahun 2019 usulkan Rp 51 miliar. Namun oleh karena covid-19, kami disuruh oleh Pemprov NTT untuk rasionalisasi. Setelah dihitung, kami kemudian usulkan Rp 21 miliar. Itu angka yang sangat normal dengan berbagai penghematan atau pengurangan. Kalau sekarang dialokasikan Rp 10 miliar, tentu itu sangat tidak cukup," kata Ketua Umum KONI NTT, Andre Koreh dalam rapat tersebut.
Andre menyebut, sesuai program, pelatda KONI dibagi dalam desentralisasi dan sentralisasi. Desentralisasi ditangani oleh cabang olahraga dan sentralisasi oleh KONI. "Semua itu sudah dilakukan. Cabang olahraga sudah pakai dana sendiri entah hutang atau apa, sudah lakukan desentralisasi. Dan, sesuai jadwal kegiatan, saat adalah masa sentralisasi. Cabang olahraga sudah lakukan. Meski dana belum dikasih, mereka sudah mulai siap. Karena memang persiapan atlet harus bagus. Semakin lama berlatih, akan semakin bagus. Apalagi dilengkapi dengan try out dan sebagainya," kata Andre.
Andre mengatakan, sesuai pengajuan dari KONI NTT, alokasi dana untuk persiapan atau sentralisasi paling tidak hampir Rp 10 miliar. Sedangkan untuk pengiriman kontingen di atas Rp 7 miliar. "Artinya, kalau kemudian pemprov hanya alokasikan Rp 10 miliar, dana itu kita hanya bisa pakai untuk kirim tim. Lalu bagaimana dengan pengeluaran yang sudah dilakukan oleh cabang olahraga. Tentu harus dihitung juga," kata Andre.
Hal yang sama juga dikatakan George Hadjoh (kempo), Jimmi Sianto (sepakbola), Dominggus Haga (pencaksilat) dan Viktor Haning (NPC). Jimmi menyebut, tim sepakbola NTT sudah dua bulan melakukan pemusatan latihan di SoE, Kabupaten TTS. Dia berharap, Pemprov NTT segera mengalokasikan dan mencairkan dana agar persiapan lebih maksimal.
"Atlet sepakbola datang hampir dari seluruh NTT. Mereka tidak ada keluarga untuk tinggal sementara. Jadi memang harus dikumpulkan di satu tempat. Kita dengan bermodalkan kenalan, inapkan mereka di hotel. Tapi sudah dua bulan ini, hotel juga tentu harus bayar gaji karyawan, operasional lain dan tentu untuk konsumsi. Saya yakin Pemprov NTT tidak mungkin membiarkan anak-anak sengsara," kata Jimmi.
Yohana Lisapaly dan Zakarias Moruk pada kesempatan itu mengatakan, dasar penetapan alokasi dana tersebut berdasarkan surat dari Mendagri. Namun berdasarkan laporan KONI NTT bersama cabang olahraga, hal ini memang harus dihitung atau dibicarakan lagi.
"Kami pahami apa persoalan ini. Berikan kami kesempatan untuk membahasnya. Saya janjikan pada tanggal 6 Agustus nanti, sudah ada angka pasti yang kami berikan," kata Zakarias Moruk.
Dia mengatakan, ada banyak alasan sehingga alokasi dana hibah ke KONI NTT sebesar itu. Dia menyebut ada revocusing untuk bencana badai seroja maupun covid-19. Untuk itu dia berharap, dalam waktu dekat, dana hibah bagi KONI NTT akan ada kepastian.
"NTT harus ikut PON. Tidak mungkin kita tidak mengirim atlet. Untuk itu, kita akan pikirkan bersama bagaimana baiknya. Kami tentu memahami kendala yang dihadapi KONI NTT, namun kondisi kita saat ini memang sudah demikian," ujarnya. **