Kabupaten Malaka

Dominggus Njurumay, Petani Milenial Malaka Hasilkan Puluhan Juta dari Budidaya Tomat di Lahan Kering

Domi, begitu akrab disapa, mengatakan salah satu alasannya melakukan budidaya tomat adalah manfaat yang diperoleh dari tanaman tersebut

Editor: Agustinus Sape
BPPSDMP
Seorang petani milenial Dominggus Njurumay berada di antara tanaman tomat yang dibudidayakannya di lahan kering di Kabupaten Lembata. 

Dominggus Njurumay, Petani Milenial Malaka Hasilkan Puluhan Juta dari Budidaya Tomat di Lahan Kering

POS-KUPANG.COM, MALAKA - Bertahan hebat dalam usaha tani di tengah pandemi dibuktikan oleh Petani Milenial asal kabupaten Malaka, Dominggus Njurumay, yang terhitung sukses mengelola sektor pertanian dengan membudiyakan tomat di lahan keringnya.

Tidak hanya sekedar mempertahankan usaha tani bahkan berhasil meraup puluhan juta rupiah dari budidaya tersebut. Hasil panen mencapai 15 ton/ha dengan omzet sebesar 50 juta rupiah.

Domi, begitu akrab disapa, mengatakan salah satu alasannya melakukan budidaya tomat adalah manfaat yang diperoleh dari tanaman tersebut mulai dari sebagai bumbu sayur, lalap, makanan yang diawetkan (saus tomat), buah segar, atau minuman (juice). Selain itu, buah tomat banyak mengandung vitamin A, Vitamin C, dan sedikit vitamin B.

Saat ditemui, Domi menjelaskan tanaman tomat merupakan tanaman perdu semusim, berbatang lemah dan basah. Daunnya berbentuk segitiga. Bunganya berwarna kuning. Buahnya buah buni, hijau waktu muda dan kuning atau merah waktu tua. Berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu.

Baca juga: Sebastian Mamoh, Petani Milenial Malaka Hasilkan Puluhan Juta Rupiah dari Budidaya Cabai Merah

Tomat umumnya dibudidayakan pada lahan kering atau pada lahan sawah. Tanaman ini tidak membutuhkan persyaratan khusus, akan tetapi menghendaki tanah yang gembur. Tanaman ini dapat dibudidayakan secara monokultur maupun dengan sistem multiple cropping.

"Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menanam tomat. Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah 23°C pada siang hari dan 17°C pada malam hari. Tanah yang dikehendaki adalah tanah bertekstur liat yang banyak mengandung pasir. Dan, akan lebih disukai bila tanah itu banyak mengandung humus, gembur, sarang, dan berdrainase baik. Sedangkan keasaman tanah yang ideal untuk pertumbuhannya adalah pada pH netral, yaitu sekitar 6-7," tutur Domi.

Dalam mengembangkan budidaya tomatnya, Domi dan kelompok taninya menjalin kerjasama degan PT. Ewindo (Panah Merah) terkait benih cabai dan PT Petrokimia menyangkut pemupukan. Ia pun melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pembuatan pupuk organik.

“Panen tomat dilakukan sesuai dengan tujuan pemasarannya sehingga perlu diperhitungkan lama perjalanan sampai ke tempat tujuan. Sebaiknya tomat berada di pasaran pada saat masak penuh, tetapi tidak boleh terlalu masak karena akan busuk. Pada saat masak penuh itulah tomat memperlihatkan penampilannya yang terbaik. Jika tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang jaraknya tidak begitu jauh, dapat ditempuh dalam beberapa jam, panen sebaiknya dilakukan sewaktu buah masih berwarna kekuning-kuningan," jelas Domi mengakhiri wawancara.

Baca juga: Frans Kalikit Bara,Petani Milenial Sumba Timur Hasilkan Ratusan Juta Rupiah dari Usaha Hortikultura

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang bertahan di tengah pandemi ini. Untuk itu Mentan mengharapkan seluruh insan pertanian tak terkecuali petani milenial untuk terus meningkatkan produktivitas untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

"Pertanian merupakan sektor yang menjanjikan. Petani milenial saat ini banyak meraup hasil dan keuntungan yang melimpah dari hasil bertani. Kuncinya adalah mereka mengunakan akses market internasional dan komunitas pertanian untuk memasarkan hasil pertanian di dalam negeri dan luar negeri," papar Mentan SYL.

Sementara Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) juga menambahkan selain memanfaatkan peluang, petani milenial lah yang mampu mendongkrak produktivitas dan menjaga kualitas dan menjamin kontinuitas produknya lewat inovasi teknologi.

“Anak muda milenial sekarang harus pintar-pintar membaca peluang apalagi dengan prospek menguntungkan dan mengembangkan daerahnya seperti ini. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi," terang Dedi. (*)

Sumber: Rilis BPPSDMP - 23 JULI 2021

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved