Breaking News

Idul Adha

Selamat Idul Adha 2021, Contoh Teks Naskah Khutbah Idul Adha 2021, Berkurban Masa Pandemi Covid-19

Selamat Idul Adha 2021, Ini Contoh Teks Naskah Khutbah Idul Adha 2021, Berkurban di Masa Pandemi Covid-19

Editor: Gordy Donofan
Tribunnews.com
Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah di tahun 2021 ini jatuh pada hari Selasa 20 Juli 2021. Selamat Idul Adha 2021, Contoh Teks Naskah Khutbah Idul Adha 2021, Berkurban Masa Pandemi Covid-19 

Selamat Idul Adha 2021, Ini Contoh Teks Naskah Khutbah Idul Adha 2021, Berkurban di Masa Pandemi Covid-19

POS-KUPANG.COM - Sebentar lagi, umat Muslim akan merayakan Idul Adha 2021.

Idul Adha 1442 Hijriah tahun ini jatuh pada Selasa 20 Juli 2021.

Idul Adha 2021 kali ini tidak seperti tahun sebelumnya, jika tahun sebelum shalat Idul Adha di Masjid atau lapangan terbuka, tahun ini pemerintah melarang dalam rangka menekan kasus Corona.

Pemerintah telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada Minggu, 11 Juli 2021, dan Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada 20 Juli 2021.

Baca juga: Masakan Khas Idul Adha 2021, Bagaimana Membuat Empal Goreng Empuk dengan Sensasi Rasa Bumbu

Inilah contoh teks naskah khutbah Idul Adha 1442 H/2021 berjudul Berkurban di Masa Pandemi.

Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan, Idul Adha 1442 H jatuh pada Selasa, 20 Juli 2021 berdasarkan hasil sidang isbat.

Lantaran masih masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Kemenag mengimbau, agar shalat Idul Adha 1442 H ini dilaksanakan di rumah.

Terlebih pada daerah yang berstatus zona merah dan orange, shalat Idul Adha di lapangan terbuka atau di masjid/musala, ditiadakan.

 Sementara untuk selain zona merah dan orange atau daerah yang dinyatakan aman, boleh menggelar shalat Idul Adha di lapangan terbuka atau di masjid/musala.

Baca juga: Masakan Khas Idul Adha 2021, Bagaimana Membuat Empal Goreng Empuk dengan Sensasi Rasa Bumbu

Asalkan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan.

Menurut Kemenag, shalat Idul Adha dilaksanakan sesuai dengan rukun shalat.

Sementara itu, penyampaian khutbah Idul Adha dilakukaan secara singkat, paling lama 15 menit.

Bagi Anda yang ingin berkhutbah atau bertugas memberikan khutbah saat shalat Id, berikut contoh naskah khutbah Idul Adha 1442 H/2021.

Naskah khutbah Idul Adha ditulis Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Lewat situs suaramuhammadiyah.id, Haedar Nashir menulis materi khutbah shalat Idul Adha yang berjudul Berkurban di Masa Pandemi.

Inilah contoh teks naskah khutbah Idul Adha 1442 H yang jatuh pada Selasa, 20 Juli 2021:

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ . وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Alhamdulillah, pagi hari ini segenap kaum muslimin di seluruh tanah air dan sejumlah negeri menunaikan shalat Idul Adha 10 Dzuhlizah 1442 Hijriyah.

Baca juga: Pas untuk Sholat Idul Adha Berjamaah di Rumah, Contoh Naskah Khutbah Idul Adha 1442 H/2021

Segenap kaum muslimin mengumandangkan takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih sebagai wujud penghambaan diri kepada Allah Yang Maha Rahman dan Rahim.

Semua bersalawat kepada Nabi Muhammad, Rasul akhir zaman yang menjadi uswah hasanah dan penyebar risalah rahmatan lil-‘alamim.

Setiap Muslim bersimpuh diri di hadapan Allah serta menunaikan sunnah Nabi shalat Idul Adha untuk meraih ridha dan karunia Ilahi.

Kaum Musilim Rahimakumullah

Idul Adha adalah Hari Raya Penyembelihan hewan qurban.

Kata kurban (qurban) artinya dekat atau mendekatkan, yakni dekat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan beribadah shalat sunnah dua rakaat dan menyembelih hewan kurban sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad mengikuti jejak Nabi Ibrahim.

Allah berfirman dalam Al-Quran yang artinya: "Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS As-Shaffat: 102)

Berkurban memerlukan kepasrahan jiwa yang ikhlas untuk menjalankan perintah Allah, kendati awalnya berat.

Secara lahiriah setiap yang berkorban menyembelih hewan kurban dan membagikannya kepada sesama.

Baca juga: Selamat Idul Adha Bagian Dari Mendoakan Kebaikan, 15 Ucapan Selamat Yang Bisa Dibagi Lewat Medsos

Namun sejatinya yang bersangkutan berkurban kepada Allah dengan berani mengorbankan sesuatu yang dimilikinya untuk sesuatu yang lebih utama.

Yakni semakin mendekatkan diri kepada Allah sekaligus berbuat kebajikan yang luhur atau ihsan kepada sesama.

Jika Ibrahim dan Ismail didukung Siti Hajar rela berkurban nyawa, meski kemudian diganti dengan hewan kurban, maka jangan merasa berat untuk berkurban hanya seekor hewan terutama bagi muslim yang berkemampuan.

Dalam satu hadis Nabi bersabda yang artinya: "Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat Ied kami." (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

Kita malu kepada Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Siti Hajar yang rela mengorbankan jiwa demi menunaikan perintah Allah.

Meski akhirnya kurban jiwa diganti dengan hewan, namun ketiganya teruji keimanannya.

Bagi kita kaum muslim yang berkemampuan, apalah arti seekor hewan bila dibandingkan dengan jiwa, maka mari tunaikan ibadah kurban hewan dengan sepenuh keikhlasan.

Meski hidup di masa pandemi terasa berat, bagi yang berkemampuan jangan berat untuk tetap berkurban sebagai panggilan jiwa Islami yang pasrah dan berharap anugerah Allah.

Keikhlasan dan kesabaran dalam berkurban melambangkan ketakwaan.

Baca juga: Idul Adha 2021, Amalan Sunnah Saat Idul Adha : Tidak Makan Sejak Fajar Berkurban Amal Paling Utama

Jangan merasa sudah bertakwa kalau masih berat berkurban dengan seekor hewan kurban.

Allah berfirman dalam Al-Quran:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ – ٣٧

Artinya: "Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS Al-Hajj/22: 37).

Berkurban hewan kurban wujud ketakwaan. Muslim yang beridul-adha dan berkurban dengan ikhlas berarti dirinya naik derajat menjadi 'al-muttaquun,' yakni orang-oran yang bertakwa.

Takwa adalah puncak segala keutamaan diri setiap muslim dan mukmin dalam menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, serta menunaikan segala kebaikan hidup yang harmonis antara habluminallah dan habluminannas.

Bukankah setiap muslim ingin dimuliakan dan ditinggikan derajatnya di hadapan Allah?

Orang bertakwa itulah yang derajatnya ditinggiikan Allah sebagai insan mulia.

Kaum Musilim Rahimakumullah

Di era pandemi Covid-19 yang sangat berat saat ini jiwa berkurban sangat tepat untuk dikembangkan dalam berbagai kebajikan.
Menegakkan disiplin protokol kesehatan, peduli terhadap sesama yang berkekurangan, membantu meringankan para dokter dan tenaga kesehatan, serta mengembangkan kebersamaan dalam mengatasi pandemi merupakan bukti kaum muslimin mempraktikkan jiwa berkurban dalam kehidupan nyata.

Termasuk membagikan daging kurban bagi saudara-saudara kita yang sangat memerlukan.

Esensi kurban ialah menebar kebaikan yang tulus dan bermakna.

Baca juga: TIPS Memilih & Ketentuan Penyembelihan Hewan Kurban Idul Adha 1442H, Beserta Harga Hewan Kurban 2021

Pada suatu kali Nabi Muhamamad ditanya: "Wahai Rasulullah SAW, apakah kurban itu?" Rasulullah menjawab: "Kurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim." Mereka bertanya: "Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?" Rasulullah menjawab: "Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan." Mereka bertanya lagi: "Kalau bulu-bulunya?" Rasulullah menjawab: "Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan." (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

Mari wujudkan jiwa berkurban dalam segala kebaikan hidup.

Lebih-lebih di masa pandemi yang banyak orang mengalami penderitaan jiwa, kesehatan, ekonomi, dan lainnya.

Satu sama lain harus memiliki jiwa peduli, berbagi, dan beramal kebajikan lebih-lebih untuk orang-orang yang membutuhkan.
Jangan egois merasa diri tidak terkena Covid, kemudian bersikap sombong dan tidak berdisiplin mengikuti protokol kesehatan, serta mencerca mereka yang disiplin dan taat aturan dengan tudingan penakut dan sejenisnya.

Padahal agama mengajarkan keseksamaan sebagai bagian dari taqwa dan ikhtiar mengatasi musibah.

Kembangkan solidaritas sosial yang memupuk persaudaraan, toleransi, perdamaian, dan kebersamaan yang tulus sebagai sesama anak bangsa.

Wujudkan secara luas kebiasaan gemar menolong, berbagi rizki, melapangkan jalan orang yang kesulitan, mengentaskan mereka yang lemah, membela orang yang terrzalimi, suka meminta dan memberi maaf, mengedepankan kepentingan orang banyak, dan berbagai kebaikan sosial yang utama. Semua kebaikan itu cermin dari ihsan yang diajarkan Allah sebagaimana firman-Nya:

۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ – ٩٠

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS An-Nahl: 90).

Baca juga: Bacaan Niat Mandi Wajib Sebelum Sholat Idul Adha 2021, Begini Tata Caranya bagi Wanita dan Pria

Setiap muslim harus memberi kebaikan bagi sesama dan kingkungan secara melintasi tanpa diskriminasi.

Bangun kebersamaan dengan sesama secara ikhlas dan bermanfaat.

Sebagai wujud berkurban bagi kepentingan sesama, setiap muslim sebaliknya menghindarkan diri dari segala bentuk egoisme seperti bertindak semaunya sendiri, tidak mengikuti protokol kesehatan karena merasa diri aman, dan berbuat yang merugikan pihak lain.

Jauhi sikap berlebihan dan tamak yang membuat keruskaan di muka bumi, memupuk kekayaan dengan merusak alam dsn merugikan masyarakat, monopoli, oligarki, korupsi, dan menyalahgunakan kekuasaan.

Pasca Idul Adha setiap muslim perlu menyebarluaskan dan mempraktikkan ta'awun dan ukhuwah atau solidaritas sosial sebagai budaya dan praksis sosial untuk membela kaum lemah, menyadarkan kaum kaya agar mau berbagi, dan menebar serba kebajikan dengan sesama yang bersifat melintasi.

Budaya dan praksis solidaritas sosial juga disebarluaskan melalui harmonisasi sosial yang memupuk benih-benih toleransi, welas asih, damai, dan saling memajukan yang membawa pada kebajikan hidup kolektif yang luhur dan utama.

Praktik keagamaan dalam kehidupan sosial yang indah ini jangan mekar sesaat di kala ritual ibadah semata, tetapi harus mewujud dan menyebarluas sepanjang masa dalam kehidupan sebagai pantulan iman dan ihsan yang merahmati semesta alam.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Baca juga: Bacaan Niat Mandi Wajib Sebelum Sholat Idul Adha 2021, Begini Tata Caranya bagi Wanita dan Pria

Di akhir khutbah ini marilah kita bermunajat kepada Allah agar pasca Idul Adha kita kaum muslimin makin menjadi insan yang shaleh, yang mau berkorban dalam menunaikan kebajikan dan ketakwaan.

Seraya dengan itu selaku kaum beriman harus berani menjauhi yang buruk dan munkar agar kehidupan dilimpahi berkah Allah.
Hidup di dunia ini sejatinya fana yang harus diisi dengan iman, ilmu, dan amal shaleh yang membawa keselamatan di akhirat kelak nan abadi.

Jalani kehidupan dengan ikhlas dan ihsan yang semakin kokoh yang melahirkan habluminallah dan habluminannas yang semakin baik.

Jadikan kehidupan ini penuh arti dengan fondasi iman, Islam, dan takwa untuk menggapai kebahagiaan di dunia akhirat dengan meraih surga jannatun na'im dalam rengkuhan ridha dan karunia Allah Yang Maha Rahman dan Rahim.

Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Selengkapnya, naskah khutbah Idul Adha 1442 H dari Haedar Nashir dapat disimak di sini.

Berita Terkait Lainnya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Contoh Teks Naskah Khutbah Idul Adha 2021: Berkurban di Masa Pandemi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved