Kabar Artis

Mengenang John Seme - Pelantun Lagu Langit Masih Biru Itu Berpulang

Bung John selamat jalan. Kami mendoakan perjalanan Bung John ke rumah Bapa di Surga.

Penulis: Paul Burin | Editor: Agustinus Sape
Facebook/Paul Burin
Musisi asal NTT, John Seme meninggal dunia di Jakarta, Minggu 11 Juli 2021. 

Mengenang John Seme - Pelantun Lagu Langit Masih Biru Itu Berpulang

POS-KUPANG.COM - Saya menuliskan sepotong kisah ini dalam balutan duka yang sungguh mendalam. Hari ini, Ahad, 11 Juli 2021, pukul 11.05 WIB, sahabat, teman dan kakak terkasih JOHNI HENDRIK SEME atau yang lebih dikenal dengan nama John Seme telah berpulang di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.

Penyanyi, musisi, produser dan Tte owner of Flobamora Record ini menghadap Sang Khalik dalam usia 57 tahun.

Saya cukup dekat meski tak amat dekat dengannya dibanding beberapa teman lain. Tapi, komunikasi dengannya cukup intens, berjalan langgeng. Sungguh harmoni hingga saling menyuport. Hal terakhir ini sering kami lakukan.

Terlahir sebagai anak dari kampung di Pulau Rote, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Bung John meniti karier hingga tangga sukses.

Baca juga: Rhoma Irama Berduka, Angel Lelga Bagikan Kabar Duka Sambil Menangis, Siapa yang Meninggal Dunia?

Berjuang di tengah persaingan ibukota yang tentu saja tak gampang dilalui. Kepopuleran yang telah ia raih itu tak pernah membuatnya tinggi hati. Ia selalu membawa diri dan total membantu. Jiwa sosialnya tinggi pula.

Lagu Bertema Pos Kupang

Ketika saya dan Bung Frans Krowin serta Bung Agus Sape memintanya untuk menyanyikan lagu “Pos Kupang” semacam hymne untuk diputar pada HUT-15 Harian Pos Kupang, ia menyanyikan dengan sangat total. Musik ia garap dengan matang sehingga klop dengan warna vokal yang ia bawakan.

Lagu karya Bung Frans Krowin, ini ternyata cukup akrab dikenal di kalangan kami. Kini, usia Harian Pagi Pos Kupang menjalani 30 tahun. Pastinya, pada 15 tahun lalu, Bung John menyanyikan lagu ini. Terima kasih Bung John.

Usai recording, Pemimpin Perusahaan (PP), Mas Daud Sutikno pada saat itu, meminta copian lagu untuk dibawa ke Jakarta. Saya, Bung Agus dan Bung Frans menyerahkan sebuah keping CD kepadanya sembari mengisahkan proses cipta lagu ini hingga direkam. Entah untuk apa, kami tak tahu.

Sebelum mengikuti Rapat Kerja (Raker) Tahunan Kelompok Tribun Grup di Jakarta, lagu ini dinyanyikan sebagian besar karyawan secara bersama-sama kemudian disyuting.

Baca juga: Artis Cantik ini Meninggal Akibat Kanker Payudara,Terungkap Hidangan Favorit ini Bisa Jadi Penyebab

Kesimpulan saya mungkin saja akan diputar saat rehat atau sebagai pengantar saat Raker dan untuk didengar oleh peserta Raker atau para pimpinan di Tribun Grup.

Suatu bentuk apresiasi yang tinggi atas karya ini. Meski “big boss” kami saat itu, Om Damy Godho dalam balutan bahasa yang cukup santun, mengatakan agar kami boleh membuat karya-karya yang gegap-gempita. Sedangkan Pemred Om Dion DB Putra selalu memberi kami kesempatan.

Ya, Om Dami selalu berjiwa patriot. Bersemangat. Tak boleh “lembe leo” atau lemah gemulai. Langkah tegap. Kira-kira begitu.

Memang, kami bertiga memberi komentar bahwa mengungkapkan sesuatu tak harus dalam sikap yang gegap- gempita. Setiap orang punya cara sendiri-sendiri dalam menyatakan ekspresi jiwa dan semacamnya. Tapi, yang namanya suara pimpinan, suara orangtua patut didengar sebagai input yang berharga.

Sukses menyanyikan lagu itu, Bung John kembali menyanyikan lagu Anggur Merah (Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera). Lagu yang bercerita tentang program pembangunan di NTT ini pun menjadi sungguh sempurna ia bawakan.

Meski cuma satu buah lagu dan karena kebaikan hatinya, Bung John menambahkan sembilan buah karyanya sehingga dapat menghasilkan sebuah album lagu.

Karena kebaikan hatinya itu, tentu saja kami merasa memiliki ikatan batin yang relatif kuat dan merasa berhutang budi padanya.

Kisah Wajah Baru

Suatu malam di Rumah Makan Rica-rica di Jalan El Tari Kupang, Bung John bercerita bagaimana memulai debut musiknya. Tamat SMP di Rote, melanjutkan ke SMAN 1 Kupang dan merantau ke Yogya hendak kuliah. Pada saat yang bersamaan sang ayah jatuh sakit hingga berpulang.

Bung John yang sudah mengikuti kuliah pada fakultas hukum sebuah universitas di Yogya memutuskan untuk mencari penghasilan dengan bernyanyi. Mulailah ia berjuang dengan seluruh kemampuan.

Kuliah ia lepas. Ia fokus ngamen, bernyanyi. Dari jalan ke jalan, dari bus ke bus. Dari kafe ke kafe. Tak lama kemudian, ia hijrah ke Jakarta. Di sana, ia hidup dengan mengamen pula.

Baca juga: Kasus Kematian Akibat Covid-19 Dunia Tembus 4 Jutaan, Apa Kabar Covid-19 di Timor Leste?

Cita-citanya memang ingin menjadi artis. Ia menyadari kemampuannya yang sungguh potensial itu. Karena itu, ia berusaha mengikuti seleksi Wajah Baru di TVRI tahun 1987.

Wajah Baru merupakan ajang atau tangga yang menentukan seorang artis untuk masuk dunia rekaman atau tidak. Sekarang ini dikenal sebagai audisi.

Loloslah ia. Tapi, bagaimana ia meyakinkan dewan yuri, Bung John mengatakan bahwa ia pernah mengikuti berbagai festival nyanyi di NTT.

“Sesungguhnya tidak demikian. Itu hanya trik yang saya lakukan,” katanya sambil tersenyum.

Betapa kegigihan hatinya untuk lolos itu, ia lakukan dengan sungguh-sungguh. Ini sebuah perjuangan nan gigih. Ketika tampil di acara Wajah Baru itu, Bung John menyanyikan lagu Natalia, karya Om Obbie Messakh.

Waktu terus berjalan. Bung John kemudian sempat masuk dapur rekaman. Terakhir, di bawah bendera JK Record, Bung John melakukan kontrak rekaman sekitar lima atau enam album, di antaranya adalah Langit Masih Biru (1993), album yang mengangkat namanya di jagat Musik Pop Indonesia.

Kemudian, Di Antara Cinta dan Dusta (1994), Kangen dan Rindu, Pungguk Merindukan Bulan (1994) dan Tinggal Kenangan (1994).

Ia juga mendirikan perusahaan rekaman Flobamora Record dan memproduksi puluhan album, baik pop Indonesia, pop rohani maupun pop daerah.

Kolaborasi juga ia lakukan dengan sejumlah artis nasional lainnya. Lagu Kasih Mama Umur Panjang, merupakan lagu “keroyokan” bersama Obbie Messakh dan Deddy Dores. Juga beberapa album lainnya ia garap bersama Om Obbie.

Ia sempat pula mengikuti perhelatan politik di Kota Kupang dan Kabupaten Rote Ndao. Nasib belum mematri pada jalan hidupnya.

Baca juga: Deddy Corbuzier dan Cinta Laura Berseteru,Sang Artis Tuntut Permintaan Mafaa Bullying 13Tahun Lalu

Tapi, perjuangan dia untuk mendorong masyarakat di daratan Timor dan Pulau Rote, Pulau Flores dan Sumba untuk keluar dari kemiskinan tak pernah henti.

Ia melakukan kemitraan dengan produsen untuk menyediakan bibit, pupuk dan obat-obatan tanaman/benih kemudian dibagikan kepada masyarakat. Hasil panenan dibagi dua.

Ia pernah bilang, ia boleh saja tak pernah menikmati kursi empuk sebagai pejabat, baik eksekutif maupun legislatif, namun perhatian kepada masyarakat tak pernah pudar.

Bung John selamat jalan. Kami mendoakan perjalanan Bung John ke rumah Bapa di Surga. Kiranya “susi” (kakak perempuan) dan anak-anak dikuatkan Tuhan maha pengasih dan penyayang.

Kami terus mengenangmu, Bung John, sahabat, teman dan kakak yang baik hati.*

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved