Timor Leste
Australia Sasar Kilang Minyak Bayu Undan Timor Leste, Kini Bidik Bisnis Karbon Bumi Lorosae
Kiprah Australia di Timor Leste tidak pernah surut sejak sebelum jajak pendapat dimulai.
POS-KUPANG.COM - Kiprah Australia di Timor Leste tidak pernah surut sejak sebelum jajak pendapat dimulai.
Keterlibatan Australia tidak bisa dinafikan sehingga Timor Leste akhirnya lepas dari pangkuan NKRI.
Pasukan Australia bisa dengan sangat mudah dijumpai saat jajak pendapat Timor Leste.
Tidak sampai di situ, Australia juga merasa berkepentingan untuk membantu pemerintah Timor Leste untuk bangkit.
Ketertarikan Australia terhadap Timor Leste tidak terlepas dari kekayaan alam Timor Leste berupa gas dan minyak.
Baca juga: Timor Leste Makin Miskin Hingga Masuk ASEAN Pun Dotolak, Makin Terpuruk Akibat Krisis dan Covid-19
Karena itulah kini Australia tidak berhenti untuk terus mencari sumber minyak dan gas dari Timor Leste.
Termasuk membidik kilang minyak yang mangkrak.
Kilang minyak terbengkalai Bayu Undan milik Timor Leste dikabarkan akan dioperasikan lagi oleh Negeri Kangguru.
Kali ini, mereka menyasar skema penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).
Mengutip Energy Voice, proyek CCS akan menjadi subjek kesepakatan dengan pemerintah Timor Leste.
Perusahaan Australia, Santos, juga menggaet Eni, perusahaan Italia, untuk ikut dalam penandatanganan kesepakatan dengan Timor Leste.
Baca juga: Kasus Kematian Akibat Covid-19 Dunia Tembus 4 Jutaan, Apa Kabar Covid-19 di Timor Leste?
Santos mengoperasikan Bayu Undan atas nama mitra Eni, Inpex dan SK E&S.
"Kesempatan CCS di Bayu Undan sangatlah menggiurkan untuk Santos dan Eni, dan kami akan membuka bisnis panen CO2," ujar Kevin Gallagher direktur Santos.
Secara signifikan, Santos perlu mengimbangi emisi karbon dari proyek Barossa, yang baru - baru ini disetujui.
Pengembangan ladang gas Barossa lepas pantai di Australia utara memiliki label yang tidak ramah karena memiliki lebih banyak karbon dioksida daripada gas apa pun yang saat ini dibuat menjadi gas alam cair (LNG), menurut laporan dari Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA).